Mohon tunggu...
Meraty Ramadhini
Meraty Ramadhini Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Institut Teknologi Sumatera

Hobi: travelling, musik, baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konektivitas Bangsa dalam Mendukung Aktivitas Pendidikan 4.0

5 September 2022   08:16 Diperbarui: 5 September 2022   08:22 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
inspirasipendidikan.co.id

Bangsa Dalam Mendukung Pendidikan 4.0

Konektivitas sangat penting untuk saling mendukung dalam kegiatan pendidikan. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, sekolah negeri dan swasta, serta dunia usaha di bidang pendidikan, bukan hanya kemendikbud.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan, mau tidak mau kedepan akan selalu ada perubahan yang bahkan tidak bisa kita prediksikan. Jika keadaan berubah tentu apa yang dibutuhkan juga ikut berubah. Pendidikan sebagai lembaga yang berorientasi masa depan, tentunya menjadi ujung tombak yang vital untuk menyiapkan generasi anak bangsa agar siap menghadapi tantangan masa depan.

Disini kita akan mengenal pendidikan 1.0 sampai 4.0 dan dimana posisi kita saat ini. Pembagian ini tidak didasarkan pada waktu, tetapi pada ciri dan karakteristik yang digunakan dalam dunia pendidikan. Jika pada tahun 2022 masih mencirikan pendidikan 1.0, berarti masih masuk dalam pendidikan 1.0.

Pendidikan 1.0 masih menggunakan metode teacher center, dimana pengajar sebagai satu-satunya sumber belajar dan peserta didik hanya sebagai penerima materi yang pasif serta teknologi belum digunakan di kelas. Pendidikan 2.0 masih menggunakan metode teacher center dan menjadikan peserta didik hanya sebagai penerima materi yang pasif. 

Komunikasi, kerjasama dan kolaborasi antar peserta didik mulai tumbuh, evaluasi berupa hafalan dan teknologi sudah digunakan, tetapi peserta didik lebih menguasai teknologi daripada pengajar. 

Kemudian pendidikan 3.0 pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered learning) sudah diterapkan, pengajar berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan advisor, penerapan teknologi juga semakin luas dan tidak hanya di dalam ruang kelas saja, kemudian peserta didik bisa melakukan proses belajar "di mana saja" karena kemudahan dalam mengakses materi melalui teknologi , dan lebih banyak terjadi interaksi dan diskusi antar peserta didik maupun antara pengajar dan peserta didik.

Ciri utama pendidkan 4.0 adalah pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered), memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar sebagaimana minat dan kecepatan belajarnya masing-masing, pembelajaran mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya dari sumber informasi dengan menggunakan internet sebagai wahana belajar sepanjang hayat. 

Ciri selanjutnya pemanfaatan perangkat pembelajaran virtual untuk memberikan fleksibilitas bagi peserta didik untuk menemukan sumber-sumber belajar yang berkualitas, merekam data, dan menyusun laporan dan melakukan presentasi, dan menekankan pembelajaran langsung melalui metode pembelajaran yang dikenal dengan "flip class", di mana siswa mempelajari aspek teoritis dari pengetahuan di rumah dan praktik di kelas. 

Metode ini mengembangkan kebiasaan dan kemampuan belajar mandiri, mengembangkan keterampilan umum berpikir kritis, kreativitas dan pemecahan masalah, terutama dalam memecahkan masalah otentik dan tidak teratur.

 Kolaborasi dan interaksi sosial sebagai pendekatan utama digunakan untuk mengembangkan keterampilan, memperkenalkan budaya kerja di industri dan dunia kerja di abad ke-21. Memberikan fleksibilitas untuk pembelajaran campuran, memungkinkan siswa untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan belajar satu sama lain di kelas dan dari jarak jauh melalui Internet.

Dua poin penting yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim yakni merdeka belajar dan guru penggerak. Kedua hal tersebut menjawab tantangan pendidikan saat ini. Menyambut era revolusi Industri 4.0 ini para guru harus mampu melakukan inovasi pembelajaran. 

Tugas guru adalah sebagai penggerak. rtinya guru harus mampu memotivasi dan menginspirasi siswanya. Sehingga  siswa dalam kegiatan belajar mengajar akan lebih menikmati. Sebab, tidak ada lagi doktrin yang terus dijejali oleh para guru. 

Pandemi Covid-19 telah mengubah pengalaman pendidikan Indonesia dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Digitalisasi semakin populer di berbagai bidang termasuk pendidikan. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk digitalisasi pendidikan, seperti sumber daya manusia, infrastruktur pendidikan, dan regulasi. 

Digitalisasi dalam sistem pendidikan Indonesia sudah menyebar, namun masih belum merata. Dan hal ini masih menjadi tugas pemerintah untuk menyamaratakan pendidikan, baik melalui teknologi maupun digitalisasi pembelajaran khususnya di era pandemi sekarang.

Di awal pandemi Covid-19 muncul istilah "Mendadak Berani" yang artinya sebagian besar proses belajar mengajar harus sinkron, online dan virtual. Hilangnya kemampuan belajar atau menurunnya kualitas pembelajaran (loss of schooling) menjadi perhatian karena berdampak pada terjaganya kualitas pendidikan pascapandemi Covid-19. 

Demikian juga di masa depan, pendidikan harus mencakup pendidikan itu sendiri, kewirausahaan, dan lapangan kerja. Oleh karena itu, sistem pendidikan di Indonesia perlu melakukan pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan. 

"Kita semua adalah pelajar dan kita semua adalah pendidik. Oleh karena itu, semua siswa membutuhkan lingkungan belajar yang inklusif, khususnya yang mendukung membaca, menulis, matematika, berbicara dan belajar.," kata Moch. Abduh (Isodel, 2021)

Pentingnya Pendidikan Bagi Suatu Bangsa

Pendidikan merupakan sumber kemajuan suatu bangsa, melalui pendidikan, kualitas sumber daya manusia suatu negara dapat ditingkatkan. Sumber daya manusia merupakan modal utama dalam membangun suatu bangsa, tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia. 

Fungsi pendidikan antara lain menyiapkan manusia sebagai manusia, menyiapkan tenaga kerja, dan menyiapkan warga Negara yang baik. Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa, maka kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan pendidikannya.

Tujuan pendidikan masa Orde lama berbeda dengan tujuan pendidikan masa Orde Baru. Sejak Orde Baru sampai sekarang, rumusan tentang tujuan pendidikan terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan pembangunan serta perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia. 

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, akhlak yang tangguh dan mandiri, dan rasa tanggung jawab sosial dan nasional.

Menurut Hovelock dan Huberman (1977), salah satu sistem yang paling berpengaruh adalah sistem pendidikan, yang mencakup unsur-unsur pendidikan formal dan non-formal yang ditujukan untuk pembangunan negara secara keseluruhan melalui penyediaan tenaga kerja yang mengambil peran yang berbeda dan melalui pengajaran generasi baru tentang tujuan tersebut, tujuan masyarakat secara keseluruhan dan sarana pencapaiannya.

 Tujuan pendidikan menurut Johan Amos Comenius adalah untuk membuat persiapan yang berguna diakhirat nanti. Sepanjang hidup manusia merupakan proses penyiapan diri untuk kehidupan diakhirat. Dunia ini adalah buku terlengkap yang tidak akan pernah habis untuk dipahami dan dimanfaatkan sepanjang hayat (Tirtahardjo dan La Solo, 2008 : 43).

Pendidikan juga merupakan salah satu alat untuk kemajuan suatu negara. Keinginan besar setiap negara yang ada di dunia yaitu menjadikan negara yang lebih maju tentunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang ada. 

Pendidikan adalah proses melatih generasi penerus manusia yang cakap dan berkualitas. Negara Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia yang masih mempunyai masalah besar dalam bidang pendidikan.

Selain itu pendidikan sangat berkaitan dengan memajukan bangsa, Pendidikan adalah proses pembentukan generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan dan keterampilan. Khususnya di Indonesia, pentingnya pendidikan agar setiap orang di negeri ini memiliki semangat kebangsaan yang tinggi terhadap negaranya. 

Semakin sedikit generasi muda terpengaruh oleh pendidikan, semakin sedikit semangat kebangsaan mereka. Nasionalisme adalah rasa memiliki bangsa dan negara, Jika kesadaran berbangsa semakin menurun dapat menyebabkan generasi muda tidak peduli terhadap bangsa atau bangsanya.. 

Perlu juga mengajarkan norma kesopanan, norma keagamaan dan norma-norma lain. Berikut alasan mengapa pendidikan itu penting di Indonesia (sampoerna university, 2022).

Namun kurangnya sumber daya manusia berkualitas disebabkan pendidikan yang belum merata. Pendidikan terkonsentrasi hanya di pulau Jawa, meskipun seluruh wilayah Indonesia sudah memiliki sekolah, diyakini tidak berfungsi seoptimal di Jawa. 

Dari aspek infrastruktur hingga tenaga pengajar, banyak guru di luar Pulau Jawa yang harus menempuh perjalanan puluhan hingga ratusan kilometer untuk bisa mengajar di sekolah. Tak heran jika banyak guru dari luar Jawa memilih merantau dan menuntut ilmu di kota-kota di Pulau Jawa. (sampoerna university, 2022).

Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga tidak terlepas dari masyarakat itu sendiri, seperti tidak adanya semangat kebangsaan mereka. Bahkan ketika sudah berada di perguruan tinggi pun, terkadang masih banyak mahasiswa yang tidak perduli dengan norma-norma bermasyarakat. Karena mereka tidak menyadari sangat pentingnya pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. 

Jiwa nasionalisme juga gagal ditanamkan di tingkat pendidikan tertinggi di Indonesia, jika tidak memahami dengan benar pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa. Selain dari karakter masyarakat, di mana orang memiliki kemampuan dalam bersekolah dan tidak. Ada yang berjuang untuk bisa sekolah dengan bekerja, dan ada pula yang hanya menikmati sekolah saja.

Melalui pendidikan, seseorang tidak hanya dibekali ilmu pengetahuan umum tetapi juga nilai-nilai serta etika yang memiliki peran tak kalah penting. Mengingat dampak pendidikan terhadap perekonomian global tidak hanya menjadi sumber modal yang besar, tetapi juga menjadi kekuatan. 

Sumber daya manusia yang berkualitas mampu mengarahkan kehidupan bangsa menjadi lebih baik (sampoerna university, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun