Mohon tunggu...
Dhini Oktavianti
Dhini Oktavianti Mohon Tunggu... Freelancer -

Jalan-jalan, Belanja, Kuliner, Belanjaa.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesona Pasar Kaget bagi Pembeli dan Pengemis

27 Agustus 2012   12:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketertarikanku pada dunia fashion membuatku menjadi senang belanja atau sekedar hunting pakaian-pakaian lucu yang lagi in baik lewat internet atau sengaja mampir ke mall atau butik. Hunting pakaian ini bisa aku katakan adalah kesenangan tersendiri buatku. Apalagi kalau menyangkut masalah sepatu, bisa kalap.

Tidak hanya di mall besar, butik, atau online shop, tetapi juga pasar kaget pun menjadi salah satu tujuan belanjaku. Untuk masalah kualitas memang berbeda tetapi tidak berbeda jauh dengan yang dijual di mall. Harga yang murah meriah pun memberikan magnet tersendiri bagi penyuka belanja.

Kalau aku perhatikan, pasar kaget akhir-akhir ini sudah mulai menjamur. Dimana-mana bisa ditemukan pasar kaget dengan sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menyebutkan dengan nama hari yang selalu mengadakan pasar kaget. Seperti pasar kaget di daerah Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat.

[caption id="attachment_208930" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Pasar Kamis, Kaum Kaler. Sumber: dok.pribadi"][/caption]

Tepatnya di Kaum Kaler Cicurug, setiap hari kamis selalu diadakan pasar kaget sehingga dikenalah dengan sebutan Pasar Kamis. Sepanjang jalan kaum itu dipenuhi oleh pedagang pasar kaget. Mulai dari kerudung, pakaian dewasa,  pakaian dalam, pakaian anak, kaos kaki, peralatan masak, sepatu, minyak wangi, boneka, sampai obat-obatan. Barang sisa ekspor pun menjadi sasaran pembeli karena menawarkan harga Rp 10.000,- sudah mendapatkan kaos. Kalau bicara kualitas, pakaian dengan harga segitu pasti ada cacatnya.

Karena hari Kamis minggu lalu (23/8/2012) bertepatan dengan libur lebaran, terlihat beberapa pedagang masih ada di kampung halaman karena di beberapa titik berjualan terlihat kosong. Kalau pembeli masih bisa dikatakan cukup ramai walau tidak seramai minggu-minggu sebelumnya.

[caption id="attachment_208932" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana pembeli di Pasar Kamis, Kaum Kaler. Terlihat pengemis di kanan dan kiri. Sumber: dok.pribadi"]

13460753221942821281
13460753221942821281
[/caption]

Selain menjadi keuntungan tersendiri bagi pedagang berjualan di Pasar Kamis, ternyata ada lagi yang lebih menjamur. Keberadaan pengemis yang berlalu lalang dan jumlahnya lumayan banyak ini turut menghiasi pasar Kamis ini. Sepupuku pernah melihat kalau pengemis-pengemis ini diangkut dalam satu truk kemudian diturunkan di tempat yang memungkinkan untuk meminta-minta.

Ada yang mengemis di satu tempat ada pula yang berjalan-jalan. Yang mengemis di satu tempat ini biasanya mereka berdiri atau duduk berjejer sampai 5 orang. Kasarnya, ga boleh ngasih ke satu pengemis, harus ke lima pengemisnya. Tampilan pengemis ini pun beragam, ada yang gendong anak, yang terlihat tua, serta terlihat lusuh.

Tidak jauh berbeda dengan Pasar Kamis, di Cicurug hari Minggu juga diadakan pasar kaget tepatnya di sekitar Pabrik Indolakto. Kalau di sini barang yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan pasar Kamis tetapi ditambah dengan penjual makanan atau minuman, tanaman, serta beberapa permainan anak. Cilok, es krim cingcau, es cendol, es dawet, roti bakar adalah beberapa makanan dan minuman yang dijual di pasar kaget tersebut. Bahkan sayur-sayuran serta jengkol pun bisa kita temukan di pasar kaget hari Minggu ini.

Ada satu hal yang berbeda antara pasar Kaget di Cicurug dengan Pasar Kaget di Jakarta. Pasar kaget di Cicurug menjual ikan cue dengan harga rata-rata Rp 10.000,- per 3-4 ikan. Ikan cue ini adalah belanjaan wajib yang selalu dibeli mamaku kalau ke Pasar Kaget. Tidak hanya mama, sepupuku pun selalu membeli ikan cue kalau ke sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun