Mohon tunggu...
Dhini Oktavianti
Dhini Oktavianti Mohon Tunggu... Freelancer -

Jalan-jalan, Belanja, Kuliner, Belanjaa.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Nature

ISPU Oh ISPU, Kapan Aku Melihatmu Menyala?

10 Juni 2012   05:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini bukan mau mengulas kuliner seperti biasanya :D Aku gatel sendiri sebenarnya kalau ga menuliskan ini. Ok, here we go..

Sebenarnya ini kejadian udah agak lama. Sekitar dua minggu yang lalu ketika aku pulang dari kantor yang berada di wilayah Jakarta Pusat. Jarum jam saat itu menunjukkan pukul 5 lewat seperempat sore, aku berpikir, enaknya jam segini pulang lewat mana yah? Berhubung aku adalah penikmat angkutan umum, harus pinter-pinter nyari celah, bis mana yang masih menyediakan bangku untuk penumpangnya :D Sukses aku memutuskan untuk mengambil jalur melewati daerah Pondok Indah.

Awalnya berjalan biasa-biasa saja. Macet itu sudah pasti. Nahan laper, iya :P Duduk dibis, alhamdulillah terlaksana :D. Lanjuut. Tapi saat bis jurusan Ciledug-Kp.Rambutan berhenti di perempatan lampu merah Pondok Indah, aku melihat sesuatu. Apa itu? Papan ISPU.

Papan ISPU apa yah? kalau aku tanya-tanya mbah gugel dan klik sana klik sini, ISPU itu adalah Indeks standar pencemaran udara. Gunanya buat apa? Katanya sih untuk mengukur kualitas udara yang ada di kota ini.

[caption id="attachment_193764" align="aligncenter" width="576" caption="Papan ISPU. Maaf ya agak burem :D dok.pribadi"][/caption]

Siip. Tapi aku di sini bukan untuk membahas lebih jauh tentang ISPUnya, tapi lebih ke heran. Ada papan ISPU di situ? Sejak kapan? Ko ga pernah ngeliat? (ini akunya kayanya yang ga ngeliat :D) Hoalaaah, jelaslah ga keliatan, ketutupan tanaman yang lebih besar dari papan ISPUnya.

Terus aku perhatiin lagi, tapi ko papan ISPUnya mati yah? Setelah menyadari papan ISPUnya terlihat mati, aku mulai memanggil memoriku ke belakang. Kapan aku pernah liat papan ISPU ini nyala? Soalnya, waktu kecil aku ingat pernah melihat papan serupa tapi seperti mati juga. Penasaran, emang papan ISPU nyala kaya gimana yah ciri-cirinya?

Semakin banyak pertanyaan di otak, semakin aku penasaran dan menyayangkan. Kalau memang papan ISPU itu mati, sayang banget anggaran dan lahan yang sudah "dikorbankan" untuk dipancangi papan tersebut. Akan lebih enak buat taman aja plong biasa, terus anggarannya buat perluasan lapangan kerja. :D

Tapi kalau memang begitu bentuknya dan ternyata sebenarnya nyala. Kok ga pernah melihat papan ISPU ini dikontrol yah? Apa emang sudah terlupakan kah? atau memang hanya "pajangan"? Karena aku pernah nanya ke Angga tentang ISPU, dia sendiri juga kurang tahu. Nah loh. Jangan-jangan masih banyak orang yang tidak menyadari kehadiran ISPU ini. Soalnya aku juga baru ngeh lagi sekarang ini.

Padahal kalau ISPU ini benar-benar dikerjakan, bisa jadi bagus buat kita semua. Kasarnya, kita jadi tahu udara yang kita hirup ini bagus apa ga, bersih apa ga. Nah, kalau misalnya kurang bersih, kita kan jadi bisa lebih waspada. Soalnya di papan tersebut, keterangan udara yang kita hirup ini bersih sampai berbahaya terlihat.

Jangan lupa juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat secara bergiliran bagaimana "membaca" papan ISPU itu. Apalagi saat ini konsep go green lagi dikumandangkan. Kalau memang papan ISPU ini benar-benar berguna, sangat disayangkan kalau hanya dijadikan pajangan semata untuk memperindah jalanan. Karena aku yakin, masih banyak papan-papan ISPU lain di wilayah Jakarta selain di Pondok Indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun