Mohon tunggu...
Dhini Deva Tauhidah
Dhini Deva Tauhidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Sarjana (S1) Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya 2021

Aku Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Simpanan Masyarakat di Bank Capai Rp 690 Triliun, Presiden Khawatir dan Minta Rakyat Belanja, Kenapa?

1 Mei 2023   17:48 Diperbarui: 1 Mei 2023   17:50 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara itu, nominal simpanan terbesar pada tiering di atas Rp 5 miliar mencakup 53,4% dari total simpanan. Artinya, total simpanan di atas Rp 5 miliar di Indonesia mencapai Rp 4.380,4 triliun per akhir Desember 2022.

Jadi mayoritas dana yang tertahan di sektor perbankan bukan milik masyarakat, tapi milik perusahaan. Jika dimiliki masyarakat, besar kemungkinan dana tersebut didominasi oleh kepemilikian orang kaya yang memang memiliki kecenderungan menabung yang lebih besar dibanding masyarakat pada umumnya.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, penyimpanan dana tinggi di bank sangat berdampak buruk bagi perekonomian negara. Apabila terjadi penurunan konsumsi berarti permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun. Menurunya permintaan barang dan jasa ini memaksa perekonomian untuk menurunkan juga produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap perekonomian.

Bagaimana Pendapat Ahli Tentang Ini?

Menurut Presiden RI Rp690 triliun dana masyarakat yang hanya disimpan di bank tidak boleh disepelekan. Sebab, hal ini tidak baik untuk pertumbuhan ekonomi. Begitupun pendapat dari Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro menilai ada empat fakta yang menjadi pemicu masyarakat menahan belanja. Pertama, ada kekhawatiran akan kondisi perekonomian ke depan yg menurun terutama berlaku pada masyarakat berpenghasilan tidak tetap dan pengusaha. Kedua, dari catatan Andry, ada kenaikan biaya-biaya yang menekan real income mereka. Selanjutnya, di sisi ritel, dia melihat masih kurangnya promo diskon yang biasanya memicu masyarakat untuk belanja.

Jika mengacu data tabungan dari LPS, kelompok tabungan dengan nominal di atas Rp 5 miliar meningkat tinggi dan jauh di atas level prapandemi. Adapun, hal yang tidak terlihat di kelompok bawahnya. Jadi kelompok atas memang masih menahan belanja. Kondisi ini dikonfirmasi oleh Mandiri Spending Index. Indeks milik Bank Mandiri yang melacak belanja masyarakat ini memperlihatkan bahwa masyarakat di kelompok atas level indeks konsumsinya masih di bawah kelas menengah.

Lebih lanjut, Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengungkapkan empat faktor tambahan yang memicu masyarakat menahan belanjanya saat ini. Menurutnya, masyarakat masih mengantisipasi inflasi atau kenaikan harga barang yang masih tinggi dan masyarakat juga khawatir soal kebijakan pajak terutama pasca kenaikan PPN 11%.

Kemudian, Bagaimana Tanggapan Islam Tentang Menyimpan Uang?

Di dalam Islam, Islam mengajarkan umatnya untuk berbagi dan melarang umatnya menimbun harta. Penimbunan barang dalam bahasa Arab disebut ihtikar. Berasal dari akar kata al-hukrah yang berarti mengumpulkan sesuatu dan menahannya untuk menunggu harga yang tinggi.

Ihtikar merupakan salah satu problem ekonomi cukup serius tidak terkecuali dalam sistem ekonomi Islam yang secara normatif telah memprediksikan hal tersebut. Islam melarang menimbun harta karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, yang berakibat terjadinya kerugian. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr: 7 yang artinya "... Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu."

Beberapa hikmah dari pelarangan praktik larangan menimbun harta adalah, pertama, menjauhkan manusia untuk saling menzalimi. Kedua, memunculkan sifat kedermawanan. Ketiga, penimbunan barang merupakan halangan terbesar dalam pengaturan persaingan dalam pasar Islam. Dalam tingkat internasional, menimbun barang menjadi penyebab terbesar dari krisis yang dialami oleh manusia karena pelarangangan praktik penimbunan harta mempunyai kemudharatan yang luar biasa, bukan hanya menyangkut masalah ibadah, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun