Mohon tunggu...
Dhini Amalia
Dhini Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang gemar membagikan hasil pengamatan, pembelajaran, pikiran, dan pencarian makna yang dituangkan dalam sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menemukan Kembali Diri di Tengah Riuhnya Ruang Digital: Membangun Kembali Koneksi dengan Diri Sendiri

7 Januari 2025   21:38 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:39 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: belajarlagi.id

Ya mengingat efek dopamin dari kecanduan buka Instagram ini, alhasil aku pun memutuskan untuk meng-uninstall sementara aplikasi tersebut dalam beberapa waktu. Tapi tetap aja aku masih buka Instagram lewat Chrome hehe, karena ada beberapa info seputar pelatihan atau magang yang lagi aku pantau huhu. At least lumayan ngebantu untuk ngurangin detox kecanduan buka sosial media sih, apalagi buka konten Reels. Ini aja baru juga Reels apalagi kalo main TikTok ya. Bisa-bisa udah kandungan dopamin nya udah kelebihan parah sih huwaaa.

Ohiya kalo tadi Alasan pertama buat pengurangan dopamin, alasan keduanya adalah buat belajar enggak FOMO dan belajar JOMO dalam menjalani dan menikmati hidup. Iya, pasti kita tahu apa yang ditampilkan di Instagram kebanyakan pastilah menampilkan kebahagiaan, entah pencapaian, cerita liburan, cerita perayaan. Pas ngeliat story atau konten orang-orang yang keliatan happy atau lagi seru-serunya suka ngerasa, “kapan ya aku bisa begini?”, “kok bisa ya orang-orang kayak gitu?”, “Kok aku gini-gini aja ya”; Ya, akupun juga merasakan kecemasan, takut, dan tertinggal waktu liat “konten” yang ditampilkan saat aku membuka Instagram.

Terhitung ini sudah hari kelima aku memutuskan meng-uninstall sementara aplikasi Instagram demi mengurangi detox dan menaikkan tingkat span attention, tentunya juga aku sudah merasakan beberapa dampak positif bagi diri dan kehidupan aku. Mulai dari aku yang bisa menamatkan buku atau novel yang aku baca dalam sekali duduk, beberapa tugas bisa aku selesaikan, dan pastinya bisa menulis blog kembali xixi (Baru sadar blog ini udah dibiarkan berdebu dari bulan Juni tahun lulu huhu). Pun di hari kelima ini, pas nyoba buka lagi, jadi ngerasa kok malah jenuh banget ya rasanya. Alhasil langsung deh tutup itu aplikasi haha.

Sebelumnya sih aku pernah kepikiran waktu ngerasain diri ini udah kelebihan dopamin akibat main Instagram, ngerasa “kok kayaknya ini bukan seorang yang aku banget ya? Perasaan aku dulu ga gini amat deh kalo nge share sesuatu di sosmed”. Ya emang sih mungkin bagi sebagian orang terlihat biasa aja. Tapi kalo ngeliat diri aku di zaman SMA, rasanya diri ini cukup “over sharing” terlebih saat membagikan cerita lewat story Instagram:”) Ya, tapi aku sadar hal yang membuat aku jadi lebih narsis “sedikit” beberapa waktu belakangan ini, sepertinya dimulai sejak perkuliahan. Terlebih saat sudah merantau. Ya, entah karena jauh dari keluarga jadi sedikit merasa kesepian, jadi deh mencari pelampiasan buat penghiburan haha. (Notes: eits kamu ga perlu takut buat share apapun di sosial media kamu kok. Selagi yang dibagikan masih hal positif dan ga merugikan orang lain tentunya hehe).

Menemukan diri kembali, di dunia yang penuh dengan distraksi. Pencarian makna diri di tengah kegaduhan di era digital ini, acap kali membuat kita tak sadar bahwa terkadang kita sampai melupakan diri sendiri. Sampe kadang saking lupanya membuat beberapa dari kita berubah menjadi (sedikit) narsis ga sih haha. Ya, ga ada yang salah dengan teknologi. Tinggal bagaimana cara kita untuk bijak menggunakan teknologi tersebut. Karena bukannya sebuah teknologi diciptakan untuk membantu atau memudahkan kehidupan kita bukan?

Ya, inilah sedikit cerita awal perjalanan dari diriku untuk Menemukan serta berkoneksi kembali dengan diri sendiri, di era digital yang penuh kegaduhan dan distrupsi ini. Sepertinya juga setelah ini akan mencoba untuk menon-aktifkan akun Instagram sendiri dalam sementara waktu kedepan. Ya walaupun agak berat, karena beberapa update info emang ada di Instagram. Tapi, sebenernya juga aku masih di Twitter karena selain info terupdate masih gampang didapetin disana, dan juga tingkat independennya masih terjaga, alias orang-orang masih bisa bebas menyampaikan opini dan gagasannya. Alasan lain yang buat saya memutuskan untuk masih stay main Twitter adalah karena bentuk tampilannya sendiri yang masih tulisan walaupun ada beberapa fitur baru hehe. Alias masih nyaman dan enjoy aja pas bukanya. Dan aku juga pelan-pelan juga lagi belajar untuk ngurangin buka Twitter, biar ga spend waktu terlalu lama buka aplikasi yang sempet berlogo burung biru gendut gini huhu.

Notes buat pembaca tercinta, tenang ga usah risau. Pelan-pelan aja dulu. Buat detox penggunaan sosial media ga perlu langsung tutup dan uninstall semua sosial media kok. Bisa atur jam penggunaannya, atau belajar ngendaliin diri buat nge share atau nuangin hal apapun di sosmed, atau cara lainnya yang menurut kamu nyaman yang bisa kamu lakukan. Yang penting tetap bijak saat memakai sosial media, ya! Selagi ga berlebihan, ga membagikan hal negatif atau membawa huru-hara bagi orang lain. Dan tentunya jangan sampai ngebuat diri kamu kehilangan jati diri sendiri kamu akibat rasa takut, cemas, dan khawatir berlebihan akibat buka sosmed ya!! See you at another story guys!!

Referensi

Margaretha, Okky (2023). Tingkatkan Fokus dengan Dopamine Detox: Hilangkan Kebiasaan Scroll HP Berjam-jam dan Mulai Aktif Bergerak. Grid.id: https://www.grid.id/read/043938059/tingkatkan-fokus-dengan-dopamine-detox-hilangkan-kebiasaan-scroll-hp-berjam-jam-dan-mulai-aktif-bergerak

Natasha, Velin (2023). Apa Itu Arti FOMO, JOMO, FOBO, YOLO dalam Bahasa Gaul? Begini Cara Penggunaannya. Rucita.co: https://www.rukita.co/stories/arti-fomo-jomo-fobo-yolo-dalam-bahasa-gaul

SUKMA, HA (2023). Mengendalikan Detoks Dopamin. Literaksi : Jurnal Manajemen Pendidikan, 1 , 261–265.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun