Mohon tunggu...
Dhini Amalia
Dhini Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang gemar membagikan hasil pengamatan, pembelajaran, pikiran, dan pencarian makna yang dituangkan dalam sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Merayakan Iduladha sebagai Momentum Pengorbanan Untuk Diri dan Bumi

6 Januari 2025   09:19 Diperbarui: 6 Januari 2025   09:22 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: media.sketchfab.com

Selain ketupat dan daging, apa yang paling melekat atau identik saat perayaan Iduladha? Yaps, ibadah kurban. Lebih dari sekedar menyembelih hewan (khususnya hewan ternak), ada makna yang lebih dalam lagi dari ibadah kurban ini. Sesuai dengan artinya yang dalam bahasa arab, kata "kurban" sendiri berarti "dekat", yang mana ibadah ini adalah wujud representasi untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Sang Pemilik Semesta, yang telah memberikan beribu anugerah kepada kita, hamba Sang Maha Pencipta. Dengan mengorbankan apa yang kita miliki dan kita sayangi.

Dalam ibadah kurban ini, memenggal kepala hewan kurban saat disembelih juga salah satu simbolisasi atau representasi dari wujud ketaatan kita kepada Sang Maha Pencipta. Kepala hewan kurban yang "dipenggal" ini adalah bentuk pembuktian bahwa kita telah memenggal diri kita sendiri. Ya, kita memenggal diri kita dari segala sifat hewan yang ada dalam diri kita. Mulai dari ego, nafsu, sifat angkuh, serta sifat binatang lainnya. Lewat ibadah kurban ini menjadi momentum untuk kita memenggal segala sifat hewaniyah yang ada dalam diri kita, agar kita dijauhkan dari sifat-sifat seperti binatang yang tanpa sadar terkadang sampai membutakan kita juga pada kehidupan dunia yang fana.

Enggak cuman memiliki makna pendekatan dan pengorbanan saja, tetapi lewat ibadah kurban ini juga menjadi momentum bagi kita untuk lebih peduli lagi terhadap sesama. Dengan cara apa? Dengan berbagi kepunyaan yang kita miliki, kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan dari kita (ya, dalam konteks ini berbagi daging kurban). Enggak cuman berbagi kepunyaan apa yang kita punya, tapi dari sini juga kita menularkan kebahagiaan kepada orang-orang yang membutuhkan uluran bantuan dari kita, di hari dan momentum yang berbahagia ini.

Selain pengorbanan untuk diri, siapa sangka kita juga sering mengabaikan salah satu pengorbanan ini? Yaps, pengorbanan untuk bumi. Ada banyak sekali anugerah yang diberikan bumi kepada kita. Kita seringkali lupa bahwa bumi juga salah satu ciptaan Sang Pencipta. Tapi seringkali kita malah menomorsatukan ego kita yang pada akhirnya lebih banyak memberikan kerugian dan kerusakan bagi bumi, yang telah memberikan anugerah yang begitu besar bagi kita. Lantas bagaimana caranya berkorban untuk bumi?

Hmm, sebelum melakukan aksi, "berefleksi" bisa jadi langkah awal yang bisa kita lakukan dalam berkorban untuk bumi. Saat berefleksi ini, bisa kita jadikan momentum untuk mengingat sudah sebanyak apa dosa ekologi yang kita lakukan. Aku jadi ingat pesan dari salah satu mentor aku, Kak Arifah. Beliau merupakan seorang Community Action Manager dari Climate Reality Indonesia. Beliau bilang, "Enggak perlu langsung aksi dulu, saat kita mulai memikirkan dosa ekologi apa saja yang telah kita lakukan, mulai dari sebanyak apa kantong plastik sekali pakai yang kita gunakan, berapa kali kita jajan atau membeli makanan dengan wadah styrofoam, atau berapa banyak sedotan yang kita gunakan, atau dosa ekologi lain yang telah kita perbuat, itu juga salah satu bentuk kepedulian kita kepada bumi. Dengan terus memikirkan dosa ekologi yang kita pikirkan, mau enggak mau hal tersebut akan membuat kita risau hingga akhirnya mengantarkan kita untuk melakukan aksi kecil seperti selalu membawa tumbler, menggunakan reusable bag, atau aksi kecil lainnya".

Maka dari itu, marilah kita jadikan Hari Raya Iduladha ini enggak hanya menjadi momentum melakukan pengorbanan untuk diri kita saja, tetapi juga menjadi momentum dalam melakukan pengorbanan untuk bumi kita. Dengan mulai berefleksi untuk mengingat kembali sebanyak apa dosa ekologi yang kita lakukan dan mulai melakukan aksi-aksi kecil yang dapat membantu keberlanjutan bumi kita. Toh bukankah bumi juga salah satu ciptaan Sang Pencipta dan sudah semestinya harus kita jaga juga bukan?!.

Ya memang awalnya pasti berat dan terlihat ribet sih. Tapi yakin aja, pasti lambat laut, akan ada rasa yang enggak enak saat kita beli air minum kemasan karena kelupaan bawa tumbler, atau pasti ada perasaan galau karena belanja harus pake plastik kresek sekali pakai karena kelupaan membawa tote bag buat bawa barang belanjaan. Karena ketika kita mau berusaha ribet sedikit apapun, setidaknya kita bisa membantu mengurangi beban yang harus ditanggung bumi kita. Karena siapa lagi kalo bukan kita yang akan menjaga bumi kita.

Salam lestari!

Happy Eid Adha juga buat teman-teman yang merayakan!

___

Note: tulisan ini terutamanya menjadi reminder untuk penulis yang semangat buat nerapin #zerowaste nya mulai kendor lagi huhu.

- Tulisan blog ini merupakan penulisan ulang dari tulisan lama pada 30 Juni 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun