Mohon tunggu...
Dhini Alliyah
Dhini Alliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi Pendidikan IPS Universitas Negeri Jakarta

saya seorang mahasiswi memiliki hobby olaharaga seperti berlari dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Minyak Jelantah hingga Peluang Bisnis yang Menjanjikan

20 Desember 2023   02:57 Diperbarui: 20 Desember 2023   07:34 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahukah kamu apa aitu minyak jelantah? Pernah kah kamu melihat minyak bekas yang tertimbun di dapur rumah mu? Apa yang dilakukan oleh orang dirumahmu akan minyak jelantah tersebut dan tahukan kamu dampaknya bagi lingkungan serta Kesehatan bila di pakai Kembali? Mari kita bahas.

Sebagian besar penduduk terutama di perkotaan mengolah makanan dengan cara di goreng, hal tersebut tentunya membutuhkan minyak goreng. Perlu di ketahui bahwa Indonesia merupakan penghasil sawit terbesar di dunia, yaitu sekitar 47 juta ton di tahun 2021 dengan peningkatan rata-rata 2-3 per tahun. Hasil dari kelapa sawit tersebut di proses hingga menjadi minyak goreng siap pakai.

Minyak goreng yang telah dikonsumsi masyarakat kemudian menjadi limbah berupa minyak jelantah (sering juga disebut UCO atau Used Cooking Oil). Minyak jelantah sebagian dihasilkan oleh pemakaian minyak goreng di industri, seperti restoran, warung, kafe, hotel, pabrik yang jumlahnya sekitar 9 persen.

Tetapi sebagian besar minyak jelantah justru dihasilkan oleh rumah tangga, terutama di daerah perkotaan yang jumlahnya mencapai sekitar 91 persen.

Minyak jelantah yang di pakai Kembali dapat menyebabkan berbagai gejala penyakit mulai dari obesitas, infeksi bakteri hingga risiko kanker. Kementerian Kesehatan juga menginformasikan bahwa penggunaan minyak jelantah secara berulang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan penumpukan lemak di dalam tubuh.

Berdasarkan laporan penelitian pengumpulan minyak jelantah di lima kota besar di pulau Jawa dan Bali yang dilakukan oleh Traction Energy Asia dan TNP2K pada 2021, tercatat 80,52% minyak jelantah dibuang begitu saja.

Padahal minyak jelantah memiliki dampak yang sama negatifnya untuk lingkungan. Minyak jelantah yang dibuang ke tanah akan diserap melalui pori-pori tanah lalu menyumbatnya. Tanah akan menjadi keras dan tingkat kesuburan tanah akan berkurang. Ini juga berpengaruh terhadap kualitas air tanah di dalamnya.

Selanjutnya Minyak jelantah yang dibuang melalui saluran air akan bermuara ke sungai, danau, atau lautan. Lapisan minyak jelantah ini akan mengapung di permukaan air dan menghalangi sinar matahari yang masuk. Ini akan menurunkan kadar oksigen yang dibutuhkan biota laut.

Setelah mengetahui dampak dari adanya minyak jelantah yang dapat merusak lingkungan serta menyebabkan penyakit bagi mahkluk hidup. Lantas adakah dampak serta Solusi yang dapat di berikan untuk kasus minyak jelantah. Minyak jelantah sebenarnya memilki beberapa nilai guna mulai dari keperluan rumah tangga hingga industry.

Minyak jelantah misalnya bisa dimanfaatkan sebagai alat pelumas rumah tangga, seperti untuk engsel. Minyak ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan noda cat di kulit dan sebagai pupuk kompos tanaman. Sedangkan di bidang industri, minyak jelantah bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Hal ini karena minyak jelantah memiliki nilai pasar yang cukup tinggi. Minyak jelantah memiliki harga yang relatif tinggi. Ini disebabkan daur ulang minyak jelantah dapat menghasilkan produk turunan berupa biodiesel. Hasil penelitian awal dari TNP2K dan Traction Energy Asia mengenai "Potensi Minyak Jelantah untuk Biodiesel dan Penurunan Kemiskinan di Indonesia (2020)" mendapati beberapa poin penting tentang minyak jelantah.

Bahkan yang paling mudah dimasa modern ini adalah kita dapat menjualnya di E-commerce. Menggunakan beberapa platform seperti rekosistem.com kita dapat menjual serta dipermudah seperti diberikan layanan penjemputan dan diberikan dirigen penampungan minyak jelantah. Rata-rata penjualanya per 1-5 jerigen (18L) yakni Rp 96.000 atau Rp 6000 per Kg. menurut saya bagi pengguna minyak untuk rumah tangga biasa sangat terjangkau menggunakan layanan tersebut selain tidak mencemari lingkungan dapat menghasilkan pula uang dengan proses yang cukup mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun