Mohon tunggu...
DHINI RAHAYUNINGRUM
DHINI RAHAYUNINGRUM Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Persatuan Tulangan Sidoarjo

Anggaplah belajar sebagai kebiasaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice

4 Februari 2024   05:24 Diperbarui: 4 Februari 2024   06:22 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Orientasi pada masalah (Foto: Dok Pribadi)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI NUMERASI PADA   PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MEDIA INFOGRAFIS

 

Dhini Rahayu Ningrum

SMA Persatuan Tulangan Kabupaten Sidoarjo dinirahayu45@gmail.com

PENDAHULUAN

 

Pelajaran kimia merupakan salah satu bidang mata pelajaran IPA yang mempelajari tentang fenomena yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran kimia adalah agar peserta didik dapat menguasai konsep-konsep, bersikap ilmiah serta dapat memahami konsep-konsep kimia yang pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah yang ada didalamnya. Pelajaran kimia sering dianggap membosankan, sulit serta abstrak. Sehingga banyak peserta didik yang kurang tertarik untuk mempelajarinya. Dengan pola pikir yang demikian, peserta didik akan sulit menerima pelajaran yang diajarkan. Untuk menghilangkan pola pikir tersebut peran guru sangat penting terutama dalam melakukan variatif model pembelajaran yang menarik bagi peserta didik saat pembelajaran berlangsung.

Hosnan (2014: 295) menyatakan Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran pada suatu masalah autentik, sehingga dengan hal itu siswa dapat merangkai pengetahuannya sendiri, menggembangkan ketrampilan yang lebih tinggi, membuat siswa lebih mandiri dan membuat siswa percaya diri.

Dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning siswa akan aktif dalam pembelajaran karena siswa melakukan percobaan sendiri, sehingga siswa tidak hanya diam di kelas pada saat proses pembelajaran, selain itu model pembelajaran Problem Based Learning merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan karena tidak hanya bertindak sebagi jembatan antara teori dan praktek, tetapi juga merealisasikan konsep teoritis yang disajikan didalam kelas yang berorientasikan pada suatu masalah.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mampu menarik perhatian siswa untuk ikut aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang aktif mengikuti proses pembelajaran akan berusaha mengembangkan segala potensi yang dimilikinya guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena kemampuan literasi numerasi siswa sangat berpengaruh di dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan hasil kompetensi tersebut.

Literasi numerasi merupakan kecakapan serta pengetahuan untuk menggunakan berbagai macam bentuk simbol dan angka yang terkait dengan matematika guna memecahkan masalah didalam kehidupan kita sehari-hari, kemudian menganalisis informasi yang dipaparkan serta menginterpretasi hasil analisis untuk memprediksi serta mengambil keputusan (Kemdikbud, 2017).

Permasalahan selanjutnya rendahnya tingkat kemampuan numerasi siswa dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan faktor eksternal antara lain: (1) kurang praktik numerasi (Bettri Yusinaningrum, 2021); (2) iklim belajar yang kurang mendukung; 3) guru kurang kreatif sehingga siswa bosan (Nayla Ziva Salvia, Fadya Putri Sabrina, Ismilah Maula, 2022); 94) guru kurang tepat dalam menggunakan metode pembelajaran (Diyarko, 2016); (5) guru belum memetakan kemampuan numerasi siswa; 6) soal yang diberikan langsung pada tingkatan yang sulit; (7) media yang digunakan kurang mendukung dalam pembelajaran; (8) tidak adanya 

kebijakan kegiatan numerasi yang terprogram (Habsy & Suryoningsih, 2022). Sedangkan faktor internal yang berpengaruh pada rendahnya kemampuan numerasi antara lain: (1) Tingkat kecemasan peserta didik; (2) Siswa tidak terbiasa dalam

latihan soal; (3) Rendahnya motivasi siswa untuk menyelesaikan soal numerasi; (4) Siswa mudah menyerah dan rasa ingin tahu sangat rendah; (5) Siswa mengalami lost learning karena faktor daring; (6) Tingkat konsentrasi siswa yang kurang; serta

(7) Siswa mengalami ketidakpahaman membaca sebuah data dengan baik.

Berdasar hasil tes diagnostik yang dilakukan sebelum pendidik memberikan pembelajaran kemampuan literasi numerasi peserta didik rendah, yakni sebanyak 80% peserta didik masih kurang dalam soal-soal yang disajikan dalam bentuk tabel/grafik, hal ini juga di dukung dari hasil rapor pendidikan di SMA Persatuan Tulangan terkait kemampuan literasi dan numerasi yang masih rendah. Data tersebut juga didukung dari hasil wawancara dengan beberapa guru di sekolah bahwa kemampuan literasi dan numerasi peserta didik masih rendah. Dari hasil identifikasi permasalahan yang ada peserta didik cenderung memiliki minat baca yang rendah, mereka cenderung enggan membaca buku bacaan yang disajikan dalam bentuk teks panjang, mereka lebih suka bahan bacaan yang disajikan dalam bentuk gambar danwarna yang menarik serta ulasan dengan bahasa yang mudah difahami.

Rendahnya kemampuan numerik peserta didik terjadi karena kemampuan dasar matematis mereka rendah, dalam pembelajaran Kimia literasi numerik juga sangat diperlukan. Sebagian besar peserta didik kesulitan jika mereka diminta untuk menganalisis hasil data praktikum dan menyajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Kemampuan dalam menganalisis permasalahan yang disajikan dalam bentuk infografis juga masih rendah. Kemampuan High Order Thinking Skill (HOTS) juga masih rendah hal ini dapat dilihat dari hasil belajar mata pelajaran Kimia masih dibawah kriteria ketuntasan yang ditentukan.

Rumusan masalah yang dimunculkan pada penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik SMA Persatuan Tulangan kelas XII melalui pembelajaran berbasis masalah dengan media infografis. Tujuan penulisan best practice ini adalah menggambarkan efektifitas penerapan model pembelajaran Problem Based Learing untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik melalui media infografis pada materi makromolekul kelas XII SMA Persatuan Tulangan. Manfaat penelitian ini antara laian, (1) guru dapat memahami model pembelajaran PBL (2) guru dapat mengetahui kemampuan literasi numerasi peserta didik (3) guru dapat mengetahui kemampuan menganalisis data yang disajikan dalam infografis.

Oleh karena itu sebagai alternatif solusi permasalahan tersebut, maka diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning melalui pendekatan Saintific dan TPACK untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi dengan media infografis.

METODE

 

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran terkait meningkatkan kemampuan literasi  numerasi peserta didik SMA Persatuan Tulangan kelas XII semester genap tahun 2023/2024 pada materi makromolekul. Objek penelitian ini sebanyak 15 peserta didik kelas XII MIPA-2 yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 2 peserta didik laki-laki. Analisis data diperoleh dari hasil observasi laporan hasil praktikum yang disajikan dalam bentuk infografis. Hasil praktikum yang dihasilkan yaitu sabun padat yang berasal dari minyak jelantah, minyak sawit dan minyak zaitun, dan laporan hasil praktikum yang dikemas dalam bentuk infografis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Sebelum penulis melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis melakukan identifikasi permasalahan dari hasil tes diagnostik dan wawancara dengan kepala sekolah serta teman sejawat, sehingga didapatkan tantangan yang menjadi dasar penulis melakukan penelitian, adapun tantangan tersebut diantaranya :

  • Peserta didik cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Tidak banyak peserta didik yang aktif dalam pembelajaran, seperti bertanya, menyampaikan pendapat dan sebagainya.
  • Kemampuan literasi peserta didik juga rendah, terutama dalam membaca bahan ajar atau panduan yang disajikan dalam bentuk teks yang panjang.
  • Kemampuan numerasi peserta didik juga rendah, terutama dalam menganalisis hasil data praktikum dan menyajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
  • Kurangnya pemanfaatan gagdet oleh peserta didik untuk pembelajaran.
  • Kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik juga belum terlatih.

Penulis melakukan analisis capaian pembelajaran dan menentukan tujuan pembelajaran khusus di kelas XII semester genap. Pendidik memilih capaian pembelajaran dari hasil data guru sebelumnya, bahwanya pada capaian pembelajaran tersebut masih banyak peserta didik yang belum tuntas. Setelah menganalisis capaian hasil belajar maka penulis menyusun rencana pembelajaran yang didalamnya dilengkapi dengan rancangan pembelajaran, LKPD, bahan ajar yang disajikan dalam bentuk flipbook, asesmen yang digunakan, refleksi pembelajaran.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, strategi yang digunakan yakni penerapan model pembelajaran berbasis masalah yaitu PBL melalui pendekatan Saintific dan TPACK dengan media infografis untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik. Belajar dengan model PBL, akan memungkinkan siswa untuk menemukan konsep secara langsung. Menurut Siswantoro (Aulia & Budiarti 2022) pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks yang diberikan oleh guru untuk siswa agar dapat belajar  berfikir kritis dan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan yang belum diketahui sebelumnya. Penggunaan model pembelajaran sangat dianjurkan guna menimbulkan semangat belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Pendekatan saintific memang diperlukan untuk pembelajaran Kimia. Karena peserta didik akan dapat meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik. Pendekatan saintific yang diterapkan meliputi Critical Thinking, Crerativity, Comunication dan Collaborative.

TPACK yang digunakan dalam penerapan praktik baik ini diantaranya teknologi yang digunakan power point, aplikasi canva oleh siswa untuk membuat laporan praktikum, infografis, Google form untuk penilaian pengetahuan.

Proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan sintaks PBL dengan pendekatan saintific dan TPACK yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut .

Fase- Fase

Aktivitas Guru dan Peserta didik

Fase 1:

Orientasi    peserta    didik terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan selanjutnya guru mengorientasikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan materi makromolekul kepada siswa dengan berbantu media gambar, dan guru memotivasi siswa agar siswa antusias untuk terlibat langsung dalam pemecahan masalah nyata yang di tentukan.

Fase 2:

Mengorganisasikan peserta didik

Guru membimbing siswa sesuai materi untuk

menyelesaikan masalah yang sudah diorientasikan oleh guru pada tahap sebelumnya.

Fase 3:

Membimbing penyelidikan       individu dan kelompok

Guru membimbing siswa untuk melakukan suatu penyelidikan melalui kerja kelompok guna menyelesaikan masalah yang diorientasikan.

Gambar 2. Membimbing penyelidikan (Foto: Dok Pribadi)
Gambar 2. Membimbing penyelidikan (Foto: Dok Pribadi)

Fase 4:

Mengembangkan        dan menyajikan hasil karya

Guru membimbing siswa untuk menyiapkan hasil kerja kelompok yang berupa laporan dari hasil penyelidikan.

Gambar 3. Menyajikan Hasil karya (Foto: Dok Pribadi)
Gambar 3. Menyajikan Hasil karya (Foto: Dok Pribadi)

Fase 5

Menganalisa               dan

mengevaluasi         proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan sebelumnya.

Dari aksi yang dilakukan terdapat dampak terkait adanya perubahan tingkah laku peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik yang biasanya terlihat pasif, enggan bertanya, bosan. Setelah dilakukan aksi ini menjadi antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Dari aksi yang dilakukan adanya perubahan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Adanya peningkatan minat baca, kemampuan menganalisis infografis, meningkatnya kemampuan numerasi khususnya dalam menganalisis hasil data yang diperoleh. Hasil belajar peserta didik juga meningkat. Hal ini dibuktikan dari hasil tes pengetahuan yang diberikan oleh pendidik didapatkan, berdasarkan hasil tes tertulis peserta didik yang diberikan di akhir pembelajaran maka dapat diketahui nilai rata-rata peserta didik 87 yakni sebesar 86,7 % peserta didik sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM), dan terdapat 2 (13,3%) peserta didik belum tuntas.

Nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 60. Data pada tabel menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hal ini dapat dilihat dari pesentase hasil belajar peserta didik pada grafik 1.


Dari hasil lembar penilaian praktikum juga didapatkan kegiatan peserta didik yang sudah sesuai dengan prosedur, dan hasil penilaian presentasi juga sudah menunjukkan hasil yang baik. Dan dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga sangat aktif dan antusias. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian praktikum, presentasi dan jurnal refleksi siswa.

Dari hasil analsisi pos tes yang diberikan kepada peserta didik dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik serta infografis didapatkan peningkatan yang  signifikan dibandingkan hasil tes diagnostik di awal pembelajaran. Dari lembar obeservasi yang dilakukan oleh guru juga terdapat catatan peningkatan kemampuan  literasi numerasi peserta didik dalam mengolah hasil data praktikum dan kemampuan dalam menganalisis infografis. Bahkan mereka sudah mampu menyajikan hasil praktikum yang dibuat dalam bentuk infografis. Dengan melatihkan menganalisis data  dan penyajian data dalam bentuk infografis diharapkan kemampuan literasi numerasi peserta didik juga meningkat. Setelah melewati tahapan pembelajaran melalui infografis, siswa kembali diberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan adalah wawancara bagaimana perasaan siswa-siswi setelah mendapatkan pembelajaran melalui media infografis. Mereka mengatakan bahwa ternyata belajar dengan media infografis terasa lebih menyenangkan.


PENUTUP

Simpulan dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan literasi numerasi peserta didik khususnya dalam menganalisis data praktikum yang disajikan dalam infografis sehingga mempengaruhi hasil belajar peserta didik yakni  86,7 % peserta didik dapat menyelesaikan soal yang disajikan dalam bentuk data dan infografis. Dibandingkan dengan hasil tes diagnostik awal, juga mengalami peningkatan. Pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik dengan media infografis. Saran yang dimuculkan dalam penelitian ini yaitu: (1) Dalam pembelajaran disajikan infografis dengan gambar dan warna yang menarik, serta bahasa yang digunakan mudah difahami peserta didik. (2) Model pembelajaran indovatif lebih sering diterapkan, dan sisesuaikan dengan karakteristik peserta didik. (3) Peserta didik harus banyak dilatih terkait kemampuan dalam mengolah data hasil praktik, untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasinya. (4) Peserta didik juga dilatih keterampilan dalam berkomunikasi atau menyampaikan pendapat yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Aulia, L., & Budiarti, Y. (2022). Penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah. Journal of Elementary School Education, 2(1), 105–109.

 Habsy, B. A., & Suryoningsih, M. (2022). Konseling Kelompok Teknik Restrukturisasi Kognitif Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Karir Siswa SMK, Efektifkah?. Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik), 6(2), 46-51.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia.

Indrawati, Farah. (2021). Pengaruh Kemampuan Numerik dan Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Formatif.

Wulansari, B., Hanik, N. R., & Nugroho, A. A. (2019). Penerapan model problem based learning (PBL) disertai mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Tawangsari. Journal of Biology Learning, 1(1), 47– 52. https://doi.org/10.32585/.v1i1.250

Yustinaningrum, Bettri, “Deskripsi Kemampuan Literasi Numerasi Siswa Menggunakan Polya Ditinjau Dari Gender,” Jurnal Sinektik, 4.2 (2021), 129–4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun