Mohon tunggu...
Dhinar S. Kusumadwi
Dhinar S. Kusumadwi Mohon Tunggu... Lainnya - .

Pembaca yang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapakah Tokoh Nyata dari Novel Laut Bercerita?

30 Agustus 2020   07:00 Diperbarui: 3 November 2021   14:43 11344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia merupakan "si pengambil keputusan" diantara para mahasiswa yang didominasi laki-laki. Manuver cerdas dari Mbak Leila, yang ingin menggambarkan bahwa perjuangan juga dilakukan oleh para mahasiswi. 

Penulis menyatakan bahwa Kinan sendiri terinspirasi dari seorang mahasiswi UGM yang berasal dari Solo. Tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai mahasiswi ini. Namun dalam kehidupan nyata, posisi Kinan sebagai Ketua Winatra terinspirasi dari keberadaan Andi Arief sebagai Ketua SMID. 

Salah satu agenda penculikan dan penyiksaan para aktivis adalah untuk mencari keberadaan Andi, seperti yang terjadi pada Nezar.  Andi Arief memilih politik praktis sebagai karirnya dan kini merupakan pentolah Partai Demokrat.

#6 Aswin. Tokoh ini baru muncul setelah tragedi penculikan, dengan narator Asmara. Ia merupakan pegiat LBH yang merupakan representasi Munir sebagai pendiri Kontras. 

Tokohnya tidak banyak dibahas dan juga tidak memiliki kedekatan batin yang kuat dengan Asmara. Kecuali bahwa ia teman dalam memperjuangkan keadilan bagi para korban dan keluarga yang kehilangan.

#7 Sebenarnya, dari sembilan orang yang dibebaskan cukup banyak yang terjun ke dunia politik praktis. Yang bikin saya bingung, empat dari mereka memilih bergabung dengan Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo. Padahal Prabowo kala itu merupakan pimpinan Tim Mawar yang melakukan penculikan terhadap sembilan orang tersebut. 

Tapi ya sudahlah, lha wong itu hak mereka. Terlepas dari siapa tokoh yang digunakan sebagai referensi, Penulis jelas telah berhasil menciptakan karya yang "hidup". Novel ini menampar saya dengan keberanian para mahasiswa dalam perjuangan panjang mereka merubuhkan orde baru. 

Mereka memeluk semua harapan dan keputusasaan, semangat dan ketakutan. Tapi mereka terus berjuang. Begitu pun dengan ketiga belas aktivis yang hilang. Mereka akan tetap hidup. Seperti puisi Sang Penyair untuk Biru Laut...

Matilah engkau mati,

Engkau akan lahir berkali-kali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun