Mohon tunggu...
Dina Rosita
Dina Rosita Mohon Tunggu... Novelis - Penyuka Hujan dan Secangkir Kopi yang menyukai nuansa malam

Penulis novel, ghost writer, editor

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kebangkitan Spiritual Bagian 1

10 Maret 2023   23:43 Diperbarui: 10 Maret 2023   23:47 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya buta perihal kebangkitan spiritual. Saya salah satu orang yang tidak percaya mistis, semua yang mengalami hal mistis, saya anggap musyrik/syirik karena ajaran yang ditanamkan oleh para ulama yang saya pahami demikian.

Sampai suatu hari ketika hamil anak ke-3 usia 7 bulan, saya kena teluh, santet, dan sihir. Saya, suami, dan anak-anak sering mengalami bisulan. Hal ini berlangsung selama beberapa tahun. Nah, di kehamilan 7 bulan ini, setiap hari saya selalu dikirimi hal-hal gaib. Setiap Asar, salah satu tetangga sering saya pergoki berdiri sambil komat-kamit di depan rumah saya. 

Di dalam Rumah setiap magrib bau kemenyan, di pintu depan ada yang naruh kotoran manusia, paku, dan sebagainya. Hingga yang paling menyeramkan bagi saya adalah ketika setiap malam dimulai dari jam 10 malam hingga jam 3 subuh, berbagai penampakan sering dikirimkan ke rumah saya. Genderuwo, Kuntilanak, dan bayangan-bayangan hitam silih berganti menakuti saya agar saya dan keluarga tidak betah tinggal di rumah itu. Mirisnya, saya harus menghadapinya seorang diri sambil menjaga dua anak balita dan hamil 7 bulan, sementara suami dinas malam.

Saya mengira apa yang saya alami itu karena saya kurang ibadah, hingga ibadah saya tambah lagi dengan salat sunat tak tertinggal, ngaji setiap habis salat sehingga dalam waktu sebulan saya bisa khatam Quran 3 kali. Namun, semua gangguan itu tidak hilang. Bahkan semakin menjadi.

Di hamil 7 bulan perut saya terus mulas, saya kira mau lahiran, eh pas dicek belum saatnya lahiran.

Di kehamilan 9 bulan, sekitar jam 10 malam, perut saya kembali mulas, dan suami dinas malam, anak-anak sedang tidur. Di situ saya nestapa, bingung juga harus apa, pulsa hape lagi ga ada juga, mau ke bidan masa sendirian? Lalu anak-anak bagaimana, siapa yang jaga? Saat nestapa memikirkan jalan apa yang harus diambil, tiba-tiba di tangga rumah ada bayangan hitam yang melesat mendekat dan menghantam punggung saya. Sekilas saya melihat wajah almarhum bapak saya, seketika itu juga rasa nestapa, panik, berganti rasa tenang.

Dan tanpa disangka suami pulang, katanya dia ga enak rasa, tiba-tiba ingat saya. Saya dan suami lalu salat bersama.

Jam 1 malam, saya flek, suami buru-buru ke rumah orangtuanya, meminta bantuan agar salah satu dari mereka mau menjaga anak-anak kami yang masih tidur sementara kami pergi ke bidan terdekat. Hingga Bapak Mertua datang menunggui anak-anak.

Ceritanya anak saya lahir, sejak dia lahir, dan dibawa pulang ke rumah, dia teruuuus nangis sepanjang hari. Saya dan suami bingung, semua serba salah. Ketika dicek ke bidan, semua sehat. Saat itu saya masih tak percaya mistis.

Dua tahun setengah, anak saya terus rewel. Dan selama itu juga rumah saya mirip rumah hantu. Sampai suatu malam tiba-tiba suara ledakan terdengar di atap rumah dan menimbulkan getaran hebat, bersamaan dengan itu, saya dan suami melihat ada bayangan yang terlihat jatuh ke kursi, tapi pas dicari tidak ada apa-apa. Lalu saya berinisiatif untuk salat Tahajud.

Saya muntah-muntah hebat. Namun, kami masih belum berpikir ke hal mistis. Hingga besoknya tepat azan Zuhur selepas saya menjemput anak sulung pulang sekolah, di kursi panjang tiba-tiba muncul ulat berbulu hitam berukuran besar. Karena saya sering diteror ulat, hingga membuat saya phobia sama hewan yang satu ini. Saya menjerit memanggil pertolongan tetangga hingga ada satu tetangga yang datang menolong saya dan membawa ulat itu ke luar rumah yang lalu ia bunuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun