Mohon tunggu...
Dhimas Salam Syahputra
Dhimas Salam Syahputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum. Hai semua yang membaca. Perkenalkan nama saya Dhimas Salam Syahputra, saya adalah mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan prodi Ekonomi Pembangunan. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 2 Januari 2005, sekarang saya telah berumur 18 tahun. Hobi saya adalah bermain game. Game favorit saya adalah game yang bergenre FPS, adventure, strategi. Memecahkan teka-teki juga suatu hal yang menyenangkan juga di awalnya. Menjadi mahasiswa merupakan hal baru bagi saya. Bagi saya mahasiswa merupakan tahap pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi dari pendidikan lainnya, terbukti pada awal katanya yaitu "maha". Disini mahasiswa yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari siswa, yang mana mahasiswa harus lebih kritis dalam segala bidang, bisa menyuarakan pendapatnya di depan banyak orang, dan memecahkan masalah ataupun memberikan solusi dalam suatu masalah. Hal-hal tersebut belum pernah saya rasakan saat menjadi siswa. Maka dari itu menjadi mahasiswa merupakan kebanggaan dan tantangan bagi diri saya yang ingin berkomunikasi dengan mahasiswa/i lainnya dan saya akan memanfaatkan perkuliahan selama tahun kedepannya sebagai tempat untuk menjadikan diri saya lebih bisa kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengulas Sejah dengan Film Oppenheimer

14 September 2023   20:42 Diperbarui: 14 September 2023   20:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

REVIEW BALIK FILM BIOGRAFI OPPENHEIMER:

Oppenheimer,” adalah film mahakarya yang dirilis 19 Juli 2023 dan dibuat oleh Christopher Nolan tentang J. Robert Oppenheimer, pria yang dikenal sebagai “bapak bom atom, " tiga jam yang penuh dengan pemikiran seorang manusia dan politik. Sebuah drama tentang kejeniusan, keangkuhan, dan kesalahan, baik individu maupun kolektif, dengan cemerlang menggambarkan kehidupan yang penuh gejolak dari ahli fisika teoretis Amerika yang membantu penelitian dan mengembangkan dua bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II bencana alam yang membantu mengantar di zaman kita yang didominasi manusia.

Film ini didasarkan pada “American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer,” biografi resmi tahun 2005 oleh Kai Bird dan Martin J. Sherwin. Ditulis dan disutradarai oleh Nolan, film ini banyak meminjam dari bukunya karena mensurvei kehidupan Oppenheimer, termasuk perannya di Distrik Insinyur Manhattan, yang lebih dikenal sebagai Proyek Manhattan. Ia menjabat sebagai direktur laboratorium senjata rahasia yang dibangun di daerah terpencil Los Alamos, di New Mexico, tempat ia dan banyak pemikir ilmiah paling cemerlang lainnya pada masa itu bingung bagaimana memanfaatkan reaksi nuklir untuk senjata yang menewaskan puluhan orang. ribuan secara instan, mengakhiri perang di Pasifik, sekaligus menandai awalnya perang dingin.

Bom atom dan dampaknya mendefinisikan warisan Oppenheimer dan juga membentuk film ini. Nolan berusaha keras dalam membuat bom, sebuah proses yang menarik dan mengerikan, tapi dia tidak mengulangi serangannya; tidak ada gambar dokumenter tentang orang mati atau panorama kota yang menjadi abu, keputusan yang dibaca sebagai kemutlakan etisnya. Kengerian pemboman, besarnya penderitaan yang diakibatkannya, dan perlombaan senjata yang terjadi setelahnya memenuhi film ini. “Oppenheimer” adalah pencapaian besar dalam hal formal dan konseptual, dan sangat menarik, namun pembuatan film Nolan, yang terpenting, adalah untuk melayani sejarah yang terkait dengannya.

Lagi dan lagi Nolan tidak gagal melahirkan mahakarya yang brilian. Dengan storytelling yang menitikberatkan pada dialog, film ini mampu menampilkan ketegangan yang begitu intens lewat dialognya. Naskah yang dibuat dari sudut pandang orang pertama juga membuat penonton bisa merasakan lebih dalam kegelisahan serta beban moralnya Oppenheimer sebagai orang yang bertanggung jawab atas tragedi besar dunia. 

Film ini juga tidak menampilkan CGI, melainkan dengan menampilkan sebuah ilusi. Untuk melakukannya, film ini bergantung pada tema zaman dahulu. Jadi terdapat adegan hitam-putih. Urutan hitam-putih ini mendefinisikan sepertiga terakhir “Oppenheimer.” Hal tersebut mungkin terasa terlalu lama, dan terkadang di bagian film ini, Nolan terasa seolah-olah terlalu asyik dengan cobaan yang dialami fisikawan paling terkenal di Amerika.

Tetapi dengan adanya kontra dari para penonton, beberapa menyimpulkan bahwa durasinya terlalu panjang, dan ada kata atau cerita yang sulit dipahami. Sekarang kita masuk di bagian favorit saya yaitu kelebihannya. Cerita yang kompleks dan komprehensif merupakan keberhasilan dari film ini dan visualisasi yang memukau para penonton.

Selebihnya Oppenheimer adalah film biografi yang berhasil menyatukan ambisi dan refleksi. Film ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa dari Christopher Nolan, dan merupakan karya seni yang penting dan relevan untuk masa kini. Sedikit saran dari saya, sebaiknya kalian menyaksikan film ini dengan mood yang betul-betul pas; nggak sedang dalam keadaan terburu-buru, kelaparan, menahan pipis, serta kondisi-kondisi kurang nyaman lainnya. Sebab, kalau nggak seperti itu, saya yakin kalian pasti akan termasuk ke dalam golongan orang yang nggak menyukai Oppenheimer.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun