Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Perawat - Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bowongso, An Exotic Single Origin Trip Destination

12 Juni 2020   12:21 Diperbarui: 12 Juni 2020   12:25 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Mesin roasting merk frocco menjadi daya tarik saya untuk melihat proses roasting, hampir setiap 5 menit sekali mas eed mencium aroma kopi yang ada di dalam mesin roasting tersebut, saat ini kabarnya hanya ada 3 tempat roasting di Wonosobo, mas Eed adalah satu-satunya warga bowongso yang berkompeten melakukan roasting di desanya, bahkan tak jarang ia juga dititipi biji kopi dari daerah lain untuk nitip roasting.

            "Lha mas eed kalau pilek gimana?" tanya saya.

            "Biasanya sih saya minta bantuan istri" Jawabnya sembari tangannya menyortir biji kopi yang tidak layak minum alias quaker.

            "Kayaknya mas eed perlu asuransi buat hidungnya nih, jadi kalau pilek biar berobatnya gratis" Kelakar saya.

            Lelahnya perjalanan mencari single origin saat itu seakan membeku bersama masa lalu. Belajar hal baru merupakan keasyikkan tersendiri, apalagi setelah tahu bahwa petani di Bowongso sangatlah disiplin dalam mengelola tanaman kopinya.

            "Biji kopi yang diambil petani kopi itu saya pisah mas, jadi antara petani A B C itu saya pisah green bean-nya" ujar Mas Eed.

            "Nek bade nyobi kopi luwak nggih monggo" tawar bapak tua yang saya lupa menanyakan namanya.

            "Bikin sendiri aja mas" Tawar mas eed yang masih menjalani ritualnya dalam meroasting biji kopi.

            Spontan muka saya sumringah seperti pengantin baru yang baru saja turun dari pelaminan lalu berlanjut menjalani ritual malam pertama. (ooooh skip men)

            Dengan tangan sedikit gemetar saya mengambil biji kopi luwak liar dan menimbangnya "Jangan banyak-banyak dhim, mahal tuh" Mas Jusuf mengawasi.

            Ritual brewing mulai dari grinding hingga pouring sangat-sangat saya nikmati, sontak jadi inget sosok dokter Christian yang pernah mengajari saya teknik pour over di IGD. Tanpa saya sadari mas eed ternyata mengawasi saya dari samping, jadi malu saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun