Mohon tunggu...
Karolus Adhimas Saputra
Karolus Adhimas Saputra Mohon Tunggu... Ilmuwan - Santai yuk

Shalom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Simpanse Jadi Percobaan HIV/AIDS? Apakah Bisa?

24 Agustus 2019   23:38 Diperbarui: 24 Agustus 2019   23:41 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pihak rumah sakit yang berhubungan dengan percobaan ini telah menolak merinci jumlah primata yang telah dijadikan korban eksperimen, baik yang telah meninggal atau yang akan dibunuh. Percobaan pada primata ini terungkap ke publik saat salah satu percobaan dikabarkan menyebabkan seekor babun meninggal saat mendapatkan transplantasi ginjal dari seekor babi.

Dilansir dari organisasi pendidikan, Foundation for Biomedical Research, mengungkap dukungan terhadap penggunaan hewan sebagai uji coba semakin berkurang dalam 10 tahun terakhir. 70 persen dari tahun 1990, dukungan tersebut berkurang menjadi 54 persen pada tahun 2008.

Organisasi ini mengakui, bahwa menurunnya dukungan terhadap penggunaan hewan uji coba dipicu dari kegiatan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai pemerhati hak hewan. Antara lain adalah Animal Liberation Front, Animal Liberation Brigade, dan UCLA Primate Freedom Project.

Tidak hanya ditentang oleh masyarakat, ilmuwan bernama Dr.Pippin juga menentang uji coba pada hewan. Ia menyarankan untuk mengganti percobaan itu dengan stem cell. Yaitu penelitian yang mengamati perubahan berbagai faktor genetik yang telah diwariskan.

"Menggunakan hewan untuk menguji obat manusia adalah paradigma yang salah dan selalu dipertahankan selama puluhan tahun. Dari banyak obat yang terbukti manjur pada hewan,, 90 persen gagal ketika diujikan ke manusia" ungkapnya.

Para anggota parlemen Amerika Serikat telah mengajukan rancangan UU yang melarang percobaan medis dengan menggunakan hewan simpanse di Amerika Serikat. "Ilmuwan di seluruh dunia telah menghentikan percobaan medis kepada simpanse, dikarenakan hewan itu sudah sangat menderita dan keberadaannya pun hampir punah" ungkap Elizabeth Kucinich, direktur urusan pemerintah pada Komite Dokter untuk Pengobatan Bertanggung Jawab.

Senator Demokrat dari Washington, Maria Cantwell ; Senator Independen dari Vermont, Bernie Sanders ; dan Senator Partai Republik, Susan Collins akan bekerja sama mensponsori Perlindungan Kera Besar dan Penghematan Biaya Undang-Undang, yang akan mengakhiri percobaan pada hewan simpanse. Ini juga akan melepaskan mandat bagi sangkar-sangkar simpanse yang dimiliki oleh pemerintah dan larangan penangkaran simpanse yang digunakan sebagai uji coba.

Sekitar 1 tahun yang lalu, simpanse, gorilla, dan orangutan dilarang penggunaannya untuk percobaan oleh Uni Eropa. Jumlah hewan primata ini merosot karena larangan reproduksi di penangkaran dan mengimpor hewan-hewan primata adalah perbuatan yang melawan hukum.

Lagipula jika di Indonesia, jika kita melakukan pelanggaran seperti melukai, merugikan kesehatannya pada hewan yang dilindungi negara, kita akan dikenakan Pasal 302 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Dan masih ada lagi Undang-Undang yang menyangkut tentang hewan. Itulah mengapa kita tidak boleh melakukan hal yang semena-mena kepada hewan.

Kesimpulan yang bisa saya dapatkan adalah melakukan percobaan kepada simpanse untuk uji coba HIV/AIDS tidak boleh dilakukan. Karena kita tidak akan pernah tahu efek samping apa yang terjadi kepada simpanse itu dan bisa membahayakan kehidupannya. Dan walaupun manusia dan simpanse memiliki beberapa kemiripan, obat yang dites kepada simpanse berhasil, belum tentu berhasil pada tubuh manusia. Karena sudah banyak peneliti yang mencoba melakukan hal ituSekian dari saya, Terima Kasih.

Sumber :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun