Mohon tunggu...
Dhimas Kaliwattu
Dhimas Kaliwattu Mohon Tunggu... Penulis - seorang manusia

menjaga ingatan dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rezeki Express Itu, Yakin Esok Sampai

31 Desember 2020   11:58 Diperbarui: 31 Desember 2020   12:13 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi Kebahagiaan (Dok.pribadi)

Hari-hari yang tadinya diisi dengan kesibukan, berubah menjadi hari yang leha-leha sangat santai dan banyak melamunkan yang tidak-tidak. Perhatian kami terpusat ketika ada sebuah mobil JNE berhenti di rumah tetangga dengan membawa dua paket kotak besar yang ternyata berisi makanan dari Sumatera. Kurir pengirimnya sangat ramah dan ringan tesenyum. Emak yang memang rada kepo berbincang pada kurir JNE tersebut. Aku dan kakaku memperhatikanya, namun tidak jelas tau apa yang diperbincangkan.

Kami berunding kembali. Aku memberikan ide, baiknya sisa dana yang ada harus dipakai untuk membangun jaringan baru dalam bisnis kekinian, sehingga ke depan kue-kue Emak bisa dipasarkan melalui website dan marketplaces. Perundingan cukup alot sehingga aku harus bisa betul-betul meyakinkannya. Akhirnya Emak merestui. Langkah mulai kami susun, kami ubah dan kami siasati.

Tuhan yang Maha Baik membantu kami. Order mulai datang. Mula-mula hanya satu dua pelanggan. Namun setelah bongkar pasang siasat akhirnya order mulai banyak. Senyum Emak kembali terpasang di pipinya. Haru binar melihat ini semua. Kami bisa bangkit menyikapi tantangan menjadi peluang. Untuk pengiriman, utamanya luar kota kami melakukan kerjasama dengan JNE terdekat dengan meminjam slogan pada salah satu pelayanannya Yakin Esok Sampai. Karena dodol dan uli ketan merupakan makanan yang tidak bisa bertahan lama, maka dengan Yakin Esok Sampai, kami berani memberikan garansi bahwa pelanggan akan menerima produk kami dalam keadaan fresh. Bahkan tambahan produk baru kue geplak sukses membangun jaringan reseller di berbagai daerah.

Emak memanjatkan doa. Bersyukur tiada henti sebab usaha warisan rasa yang adalah satu-satunya tumpuan ekonomi keluarga kami kembali bergiat. Tepat sehari sebelum malam kemenangan tiba, Emak mengundang beberapa anak yatim untuk berbuka puasa bersama. Sebagai wujud syukurnya Emak berbagi rezeki menyantuni anak yatim tersebut. Tidak lupa pulangnya mereka semua membawa bingkisan dodol, uli ketan dan kue geplak sebagai makanan yang bisa disantap saat hari raya tiba.

Aku mengantar pulang salah seorang dari mereka yang paling kecil hingga sampai ke rumahnya. Tangan mungilnya tak cukup kuat membawa bingkisan dari Emak yang cukup berat. Aku Sangat bahagia bisa turut membantu dalam perbuatan baik ini. Emak mengajarkanku tentang pentingnya berbagi kebahagiaan. Sepulangnya aku langsung memeluk tubuh Emak. Menyembunyikan wajah cengengku dibalik punggungnya.

Warisan rasa yang dipertahankan mati-matian oleh Emak adalah warisan yang tak ternilai bagiku. Hari ini ada 21 paket yang harus kami siapkan. Kakak tiba-tiba datang mengambil 2 kardus kosong yang ada di depan kami. Katanya untuk dikirim ke JNE. Aku dan Emak heran mengapa wajah kakak amat berseri-seri. Rupanya bisnis baju lebaran kakak juga berhasil. Namun di dalam hati aku bertanya kenapa kakak memilih bisnis pakaian lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun