Yang paling penting bagi Kota Jakarta hanya pendapatan ekonomi. Kue apa yang bisa didapat dari pengembang A. Berapa yang bisa dimaksimalkan dari hasil penjualan kendaraan jenis ini-itu. Kue rasa apa kiranya jika proyek A,B,C,D dilaksanakan. Siapa dapat apa? Siapa dapat berapa?. Sejak lama Balaikota terus mendorong-dorong Jakarta untuk menjadi kota kelas dunia. Entah Si Marhaen dan Si Suta dapat apa?
***
"Kalau Saint Petersburg dan Saratov fasilitas umumnya bagus. Aku suka. Taman-tamannya aja keren banget dan kulihat mereka tuh lebih menikmati hidup. Banyak orang di sana jarang punya mobil dan mereka tidak pakai klakson. Jadi tenang banget kota-kotanya."
"Mereka itu benar-benar tau cara merayakan hidup, seperti liburan hari anak nasional aja beneran dirayain. Kalau di Indonesia tanggal merah orang pada mager di rumah. Paling ke mall. Kalau orang sana, mereka bikin acara dan bawa anak-anaknya ke taman kota. Di Moscow sedikit lebih sibuk kotanya, tapi di sana juga banyak taman. Mereka bisa beromantis ria bersama orang terkasih, atau sekedar melepas penat sehabis kerja."
Ji'i awalnya hanya berfikir "Ahh... paling seluas RPTRA atau taman menteng, di sini juga banyak kali." Tapi setelah meng-klik Mapiung.com sontak Ji'i terkejut ketika tau Jakarta hanya mempunyai ruang terbuka hijau selebar 9% dari total wilayah. Padahal 30 tahun lalu kota ini masih punya 25,85%. Lucunya, untuk pengembalian fungsi lahan setiap tahun Pemerintahnya melakukan penggusuran. Pada 2015 kemarin saja ada 113 lokasi ilegal digusur, tapi bersamaan dengan itu ada 35 apartemen baru dengan 172.658 unit berdiri kokoh. Setahun berikutnya ada 4 Mall baru berdiri di lahan seluas 93 hektar.
"Loh itu kan dulu, sekarang?"
"Justru sekarang lebih-lebih gila!"
"Cek lokasi kita, di mana ada pemugaran cagar budaya. Di mana ada bikin taman baru," tanya Ji'i pada diri sendiri karena ia binggung harus bertanya pada siapa.
Banyak orang Jakarta tidak bisa menikmati Jakarta. Kerja pagi sampai malam. Berangkat kena macet. Pulang macet-macetan. Setiap hari berkutat menjaring nasib. Senin ketemu senin, setiap waktu, dan selalu begitu. Entah seperti apa Jakarta di ulang tahunnya ke-500 nanti.
***