Namun aku lihat seluruh ekspresi wajah ibu-ibu itu tidak ada yang peduli, mengerling pun tidak. Pikiran su’udzonku berkata(mudah-mudahan aku salah) ooh ini ya kelakuan ibu-ibu atau istri pejabat menghabiskan ‘itu’ ke luar negeri. Justru di Chiang Rai- kota yang berjarak ribuan kilometer dari Indonesia- aku menemukan mozaik hidupku dan menyaksikan langsung kelakuan mereka yang biasanya aku baca dari berita saja.
Setelah makan dan sholat dzuhur kami menuju ke Wat Phra That Doi Wao yang dimana wat ini menyuguhkan pemandangan dari ketinggian perbatasan Thailand-Myanmar. Oh ya, disini ada patung kelajengking peliharaan raja yang bernama Doi Wao dan dari sinilah wat ini mendapatkan namanya.
Kemudian last but not the least kami menuju ke perbatasan tiga negara yang sangat terkenal, The Golden Triangle. The Golden Triangle merupakan titik dimana perbatasan tiga negara yaitu Thailand-Myanmar-Laos bertemu tapi sayang dengan waktu dan dana yang sedikit kami tidak bisa menyeberang ke negara tetangga yang jaraknya hanya dipisahkan beberapa puluh meter saja.Â
The Golden Triangle membelah dua sungai yaitu Sungai Ruak dan salah satu sungai terpanjang di Asia Tenggara yaitu Sungai Mekong. Walaupun belum bisa menyeberang, setidaknya aku sudah beberapa puluh meter lebih dekat dan jika ada kesempatan Insya Allah aku akan mengunjungi dan menjelajahinya lagi. Terakhir kali, karena desakan salah seorang turis yang ingin menikmati sunset oleh Bro Thitiwut kami dibawa ke Old City of Chiang Rai yang dimana situs ini terdapat kuil yang dibangun pada masa kerajaan Sukhothai sekitar 1000 tahun yang lalu dan terdapat dinding kota yang membentang disana.Â
Setelah destinasi itu, selesailah sudah tour yang mengesankan pada hari itu. Kami meminta pada supir untuk diantar ke bandara karena kami akan mengejar pesawat untuk kembali ke Bangkok. Saat yang mengharukan adalah ketika kami berpisah lagi dengan orang-orang yang baru kami kenal hari itu juga dan merupakan suatu kenangan yang tidak akan bisa kami lupakan sampai kapanpun.
Begitulah cerita kami selama jalan-jalan ke Chiang Rai. Chiang Rai, walaupun cuma dua hari kami disana tetapi kota ini telah membuat aku jatuh cinta dan aku berjanji jika aku masih diberi kesempatan oleh Allah aku akan mengunjungi lagi kota yang kalem dan temaram ini. Camkan itu, Chiang Rai!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H