Mohon tunggu...
Cerpen

Termenung di Balkon Ratchathewi

11 Februari 2017   00:42 Diperbarui: 11 Februari 2017   01:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Assalamualaikum Mak”

“ Waalaikumsalam, Bujang. Ada apa pagi-pagi ni nelpon Mamak?”

“Begini Mak, Acu punya kabar bagus kali mak”

Acu adalah sebutan bagi paman atau bibi paling bungsu dalam Bahasa Melayu Bangka, karena aku punya 3 keponakan.

“Kabar apa wahai anakku?”

“Alhamdulillah wa syukrulillah, Acu terpilih untuk program pertukaran pelajar ke Thailand Mak!”

Sontak, di seberang telepon aku mendengar Mamak ku langsung teriak memuji asma Allah dan keluarga ku juga langsung kegirangan mendengar kabar ku itu.

“Wah Bujang ku, selamat ya nak. Mamak,Bapak, dan semuanya bangga sama Acu”

Kawan, perlu kuberi tahu bahwa medali emas seorang anak kepada orang tuanya adalah ketika sang anak memberikan prestasi terbaik sehingga orang tua mana pun akan merasa bangga setengah mati pada anaknya dan merasa beban yang ada pada pundaknya hilang seketika. Setelah itu aku memberitahukan kepada orang tuaku tentang langkah-langkah selanjutnya yang harus kulakukan sebelum terbang ke Bangkok. 

Langkah pertama adalah karena program itu berjalan selama satu semester dan memotong jatah liburan semester ku sehingga aku memutuskan untuk pulang kampung dahulu selain mau sungkeman pada orang tua juga aku mau mengurus visa belajar ku selama di Thailand. Sebelum aku balik lagi ke Yogya untuk ujian akhir semester, karena aku berangkat setelah ujian, aku ingat ketika sebelum berangkat orang tuaku berpesan kepadaku, “ Di negeri mana pun Acu mau belajar, Mamak dan Bapak selalu dukung tapi ingatlah di mana bumi kamu pijak hargai lah budaya setempat dan yang paling penting sholat dan mengaji jangan sampai ditinggalkan. 

Itulah bekal kamu untuk bertahan dalam kondisi apapun. Mamak dan Bapak bangga dengan apa yang Acu capai dan lakukan yang terbaik disana, Mamak dan Bapak cuma bisa doa kan acu dari sini.” Sungguh aku sangat mencintai dan menyayangi mereka dan aku peluk orang tuaku erat-erat karena aku tahu pertemuan selanjutnya adalah ketika bulan puasa nanti,insya Allah. Aku tersedu sedan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun