Eh tapi apa iya sih nilai pajak dari sepeda motor tidak signifikan jumlahnya?
Saya kembali mengutip dari Wakil Ketua Tim Pemenangan Pemilu PKS Almuzzammil Yusuf yang mengatakan bahwasanya jumlah sepeda motor di Indonesia kurang lebih sebanyak 105 juta unit. Dalam perhitungan ini saya berasumsi rata-rata pajak sepeda motor di Indonesia adalah sebesar Rp 120.000,00 per tahun karena setiap daerah memiliki nilai pajak berbeda.
Dalam perhitungan ini apabila 105 juta unit sepeda motor dibayarkan pajaknya selama setahun maka akan mendapatkan setidaknya 12,6 Triliun Rupiah.
Tentu angka tersebut adalah jumlah fantastis dan pastinya dapat berperan dalam menyokong pembangunan infrastruktur jalan di seluruh wilayah Indonesia.
Ketika berbicara mengenai pajak kendaraan bermotor mungkin saya adalah salah satu dari sedikit sekali orang yang justru mendorong naiknya nilai pajak yang harus dibayar oleh pemilik kendaraan, apapun itu jenisnya secara bertahap.
Karena menurut saya seharusnya pajak dijadikan sebagai tools untuk mendongkrak pemasukan negara sekaligus untuk mengurangi populasi kendaraan pribadi sehingga masyarakatnya akan terdorong untuk menggunakan transportasi umum.
Memang betul transportasi umum di Indonesia masih jauh sekali dari kata baik, tetapi seiring dengan dibangunnya infrastruktur transportasi massal perlu juga mulai dilakukan pengurangan populasi kendaraan bermotor dan ditingkatkan lagi nilai pajaknya, sehingga pembangunan tidak akan terbentur masalah pendanaan, bukan malah pajaknya dihilangkan.
Buat apa pemerintah sekarang mengeluarkan anggaran sedemikian banyak membangun MRT, LRT, dan transportasi umum sejenisnya di berbagai provinsi kalau pada akhirnya masyarakat akan lebih memilih membeli sepeda motor karena bebas pajak?
Kesimpulan yang bisa saya ambil adalah gagasan ini sama sekali tidak mengandung sisi positif untuk memanjukan kehidupan bangsa ini. Cara ini hanya memudahkan masyarakat pada jangka pendek dan tidak mengajak mereka untuk berpikir jangka panjang.
Dari 4 butir alasan untuk menopang gagasan ini pun menurut saya semuanya memiliki dasar argumentasi yang tidak kuat. Gagasan ini adalah langkah yang luar biasa instan. Cara yang tanpa ribet sebagai The Ultimate Shortcut.
Menunjukkan kepada khalayak bahwa gagasan ini adalah suatu pembaruan brilian yang akan membawa kita melangkah ke depan., sepertinya tidak benar-benar memunculkan manfaatnya. Sedangkan, faktanya justru kita bergerak ke belakang layaknya moonwalk.