Mercedes dan Ferrari saat ini memilki mobil yang relatif sama dalam hal performa walaupun tetap memiliki karakter masing-masing. Setiap sirkuit memilki ciri khas masing-masing dan disitulah kemampuan masing-masing mobil bisa berbeda. Baik Vettel dan Hamilton harus dapat memaksimalkan performa jet darat-nya di tiap seri yang tersisa.Â
Vettel bisa dibilang dapat memiliki keuntungan disini karena sejak titel juara dunia terakhirnya di 2013 ia harus berjuang lebih keras di setiap balapannya dengan mobil non unggulan sehingga terbiasa dalam kondisi tidak nyaman. Lain dengan Hamilton yang sejak 2014 selalu memiliki mobil terbaik di lintasan dan baru musim ini performanya disamai oleh Ferrari.
Menuju GP Belgia Hamilton memimpin klasemen dengan 213 poin, terpaut 24 poin dengan Vettel di posisi kedua. Dibawah keduanya adalah duo pembalap Finlandia, yakni Kimi Raikkonen dan Valterri Bottas. Keduanya bisa dibilang tidak mungkin mengancam posisi baik Vettel apalagi Hamilton. Raikkonen bersama Ferrari dan Bottas bersama Mercedes pasti akan diperankan sebagai bantuan di trek untuk Vettel dan Hamilton.
Perlombaan menuju "Lantai 5" ini ditentukan oleh siapa yang mentalnya lebih kuat dan siapa yang memiliki keinginan lebih diantara keduanya. Mental baja harus dimiliki oleh setiap pembalap F1. Tak jarang para pembalap mengalami nasib apes saat jalannya balapan. Ketika saat-saat itulah pembalap harus menerima keadaan dan belajar dari kesalahan untuk menjadi lebih baik, bukan malah frustasi sehingga menuntun ke arah demotivasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H