Permasalahan krusial yang terakhir ialah mengenai masalah legalitas dan konversi lahan pertanian. Sebagian besar para petani masih belum memiliki legalitas terkait masalah kepemilikan lahan. Konversi lahan pertanian menjadi non pertanian juga sudah dilakukan dalam skala besar. Seperti pembangunan jalan raya, pembangunan pemukiman, pembangunan perkantoran, kawasan industri, dan sebagainya. Sudah dapat dilihat jika konversi lahan pertanian terbesar terjadi di pulau Jawa. Konversi lahan yang dilakukan secara massif dalam waktu singkat dikhawatirkan menyebabkan beban dalam upaya pencapaian swasembada pangan di masa yang akan datang.
Terkait dengan distribusi pangan adalah penting dalam pelaksanaannya dapat maksimal supaya seluruh masyarakat dapat memiliki akses yang mudah terhadap kebutuhan pangan. Namun tetap ada masalah yang timbul dalam aspek distribusi pangan. Aspek tersebut meliputi masalah teknis berupa infrastruktur yang belum memadai dalam hal sarana dan prasarana distribusi dalam pulau maupun antar pulau, yang menjangkau seluruh wilayah. Yang kedua yakni belum merata dan memadai infrastruktur penyimpanan, pengumpulan, dan distribusi.
Ketiga yaitu kemampuan produksi antar daerah sangat beragam dan berbeda-beda sesuai dengan kondisi lapangan dan musim. Aspek sosial ekonomi juga berperan dalam distribusi pangan. Salah satu aspek sosial ekonomi ialah jalur distribusi yang dirasa masih mahal, berdampak pada harga bahan pangan menjadi lebih. Permasalahan-permasalahan terkait distribusi pangan seharusnya mendapat perhatian ekstra dari pemerintah. Karena distribusi pangan dapat berdampak langsung pada ketahanan pangan yang secara tidak langsung memengaruhi ketahanan nasional juga.
