Mohon tunggu...
Dhimas Agung Ramadhan
Dhimas Agung Ramadhan Mohon Tunggu... Arsitek - seorang arsitek yang memiliki kegandrungan di dunia organisasi kepemudaan

- Penikmat Arsitektur - Pecandu Buku - Penggila Organisasi - Pemuja Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hari Pahlawan dan Tantangan Pemuda

7 November 2017   14:17 Diperbarui: 7 November 2017   14:39 5554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Saat memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, rakyat telah mengorbankan nyawanya. Kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasa-jasa mereka. Karena itulah hari Pahlawan harus kita peringati dan refleksikan.

Namun, kepahlawanan tidak hanya berhenti di sana. Dalam mengisi kemerdekaan pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran? Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah berani? Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah perihal sifat pahlawan seperti keberanian, keperkasaan, dan kerelaan berkorban?

Saat negara sedang terancam dengan penjajahan gaya baru, rakyat yang dijadikan sebagai objek penderitaan, perubahan hanya jadi menu diskusi, saat itulah maka gerakan progresif  kaum intelektual terpelajar menjadi satu kebutuhan mendesak. Seorang terpelajar bukan semata-mata sosok yang mencintai pengetahuan, tapi bagaimana dapat dan mampu memberikan gagasan-gagasan tentang perubahan. Karena itulah, solusi-solusi baru dan tindakan konkrit untuk perubahan sosial mutlak dibutuhkan. 

Maka dari itu Ben Anderson, lewat esai panjang Immagined Communities, menulis: Selain runtuhnya kekuasaan universal (gereja Katolik-Roma) dan kerajaan-kerajaan dinasti, berkembangnya penerbitan dan percetakan yang memungkinkan tulisan para pemimpin pergerakan makin banyak dibaca khalayak adalah elemen terpenting dari kelahiran nasionalisme.  Semoga ini bisa menjadi permenungan kita bersama  sebagai pemuda yang memilik tanggung jawab besar dalam proses pembangunan bangsa dalam merefleksikan peringatan hari Pahlawan dan mengisi kemerdekaan ini lebih bermakna.

Tulisan ini pernah dipublikasikan http://satelitnews.satelitpost.com/berita-hari-pahlawan-dan--tantangan-pemuda-.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun