Mohon tunggu...
Dhila Joned
Dhila Joned Mohon Tunggu... Guru - Ibu Jhos

Setiap kata memiliki makna. Setiap yang tertoreh adalah refleksi setelah melewati hari

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Legenda Sang Macan

7 Agustus 2022   15:01 Diperbarui: 7 Agustus 2022   15:01 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu tanah ini masyhur
Laut kaya tanah subur
Nuswantara gagah membahana
Indonesia tidak sebatas Huma
Tahta megah mempesona
Kini pertiwi menangis
Hutannya perlahan habis terkikis
Udara segar sepertinya akan segera menjadi kelakar
Suara ombak terus saja berdebur
Mengikis karang nyaris membubur
Perlahan merampas daratan
Kaum marginal semakin terpinggirkan
Terbesit tentang legenda Macan Asia
Dia tidak pergi ke pusara
Hanya beristirahat sementara
Tidak hanya melafazkan mantra
Tapi harus ada kerja nyata
Agar sang macan bangun terjaga
Menggaung memancarkan adhigung
Indonesia kembali bersenandung
Wujud kejayaan tempat rakyat berlindung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Sengkuni

Baca juga: Senja Melankolis

Baca juga: Lidah Menyayat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun