Mohon tunggu...
Fadhila Nurhaliza
Fadhila Nurhaliza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang

Seorang mahasiawa yang memiliki minat di bidang seni dan inklusivitas. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Malang. Meskipun menjadi mahasiswa yang berlatar belakang seni dan budaya, Saya juga tertarik pada dunia inklusi dan disabilitas. Oleh karena itu, saya tergabung dengan UKM yang mempunyai perhatian di dunia difabel dan inklusi, yaitu GEMPITA (Gerakan Mahasiswa Peduli Inklusi dan Disabilitas).

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membangun Kesadaran Akan Bahaya Demam Berdarah pada Anak-Anak SD

1 Desember 2023   00:01 Diperbarui: 4 Desember 2023   10:48 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kegiatan memotong sereh (dokumen pribadi)

Halo perkenalkan Kami, Fadhila Nurhaliza dan Arya Hifni Heriawan yang sedang menempuh mata kuliah PKN di Universitas Negeri Malang. Kami telah melakukan sosialisasi terkait pencegahan DBD pada anak-anak di SDN 1 Jatimulyo Kota Malang, pada 23 November 2023. Tujuan kami melakukan sosialisasi ini ialah untuk menyadarkan dan memberikan wawasan terkait demam berdarah pada anak-anak sehingga mereka bisa lebih waspada, apalagi memasuki musim penghujan. Dalam sosialisasi tersebut, selain menjelaskan apa itu DBD, dampak, serta pencegahannya, Kami juga melakukan praktek yang nantinya dapat dilakukan secara mandiri oleh anak-anak yaitu menggunakan media tanaman sereh sebagai pengusir nyamuk. Terkait keseluruhan kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada artikel ini.

Memasuki musim penghujan tak jarang beberapa penyakit yang hanya datang ketika musim hujan mulai bermunculan, di antaranya demam berdarah. Kasus ringan sampai terberat seperti kematian juga dapat disebabkan oleh demam berdarah. Kasus demam berdarah dapat terjadi karena kurangnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan pada masyarakat atau lingkungan.

Demam berdarah, penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, dapat dikategorikan sebagai ancaman serius pada kesehatan yang mengancam anak-anak sekolah dasar (SD). Peningkatan kasus demam berdarah di kalangan anak-anak SD meningkat sehingga menjadi perhatian global yang mendorong untuk tergeraknya melakukan sosialisasi pencegahan dan pemahaman dampak yang mungkin terjadi akibat penyakit demam berdarah maupun nyamuk aedes aegypti.

Dengan kekebalan tubuh yang belum sempurna, anak-anak SD rentan terhadap efek serius dari demam berdarah. Dilansir dari kompas.id, kementerian kesehatan melaporkan 73% dari 1.183 kematian akibat demam berdarah dengue pada tahun 2022 adalah anak-anak berusia 0-14 tahun. Oleh karena itu, penting untuk menyadarkan dini mengenai demam berdarah, dampak, serta pencegahannya. 

Demam berdarah bagi anak-anak sekolah dasar (SD) bukanlah masalah yang sepele. Efek yang ditimbulkan akibat penyakit demam berdarah ini tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga melibatkan efek psikologis. Adapun beberapa gejala yang dapat terjadi ketika terkena virus demam berdarah pada anak-anak, di antaranya:

  • Demam tinggi, merupakan salah satu gejala khas demam berdarah. anak-anak yang terinfeksi dapat mengalami demam berdarah yang mencapai suhu tinggi.
  • Nyeri pada otot dan sendi, rasa nyeri pada otot dan seni dapat membuat anak-anak merasa tidak nyaman dan lemah. tidak hanya otot dan sendi, virus DBD juga menyerang area belakang mata sehingga menyebabkan rasa nyeri yang berdampak ketidaknyamanan saat mata bergerak.

  • Mual dan muntah, anak-anak yang terinfeksi dapat mengalami gejala mual dan muntah, dan jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan dehidrasi.

  • Kehilangan selera makan, anak-anak yang terdampak virus demam berdarah dapat kehilangan selera makannya bahkan cenderung tidak ingin makan.

  • Pucat atau kulit dingin, hal ini sebagai respons terhadap penurunan jumlah darah atau perdarahan internal.

Gejala-gejala di atas biasanya muncul sebagai gejala awal apabila anak sudah terinfeksi virus demam berdarah. Penting untuk diingat bahwa gejala demam berdarah dapat berkembang dengan cepat dan dapat memerlukan perhatian medis dengan segera. Orang tua disarankan untuk segera menghubungi petugas kesehatan atau dokter jika sudah muncul gejala-gejala di atas untuk mendapatkan perawatan tepat dengan segera.

Untuk membantu menyebarluaskan informasi atau wawasan mengenai demam berdarah sekelompok mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang melakukan aksi sosialisasi mengenai informasi demam berdarah, dampak, serta cara mengatasinya di SDN 1 Jatimulyo, kecamatan lowokwaru, malang. Upaya sosialisasi terkait pencegahan serta dampak demam berdarah kami lakukan dengan memberikan informasi terkait demam berdarah serta praktek membuat perangkat pengusir atau meminimalisir nyamuk menggunakan bahan tanaman sereh, dengan cara:

1. Menyiapkan wadah mangkuk yang ada tutupnya dan tanaman sereh. Pilih tanaman serehnya yang muda.

2. Memotong sereh dengan panjang 2-5 cm menggunakan pisau atau gunting.

3. Taruh atau letakkan sereh di mangkok yang telah disiapkan tadi.

4. Tambahkan air secukupnya ¼ mangkok.

5. Tutup mangkok, lalu lobangi bagian atas mangkok sehingga aroma sereh dapat keluar dengan baik.

6. Letakkan mangkuk di area yang biasa disinggahi nyamuk.

Gambar 2. Menjelaskan kegunaan sereh pada pencegahan virus DBD (dokumen pribadi)
Gambar 2. Menjelaskan kegunaan sereh pada pencegahan virus DBD (dokumen pribadi)

Gambar 3. Mendampingi anak-anak saat memotong sereh (dokumen pribadi)
Gambar 3. Mendampingi anak-anak saat memotong sereh (dokumen pribadi)

Sekolah memiliki peran penting dalam upaya pencegahan demam berdarah pada anak-anak. Sekolah dapat berkontribusi secara signifikan untuk melindungi anak-anak dari risiko terkena penyakit demam berdarah dengan menciptakan lingkungan yang bersih serta memberikan edukasi kepada siswa. Ada beberapa peran sekolah dalam upaya pencegahan demam berdarah pada anak-anak, di antaranya:

1. Edukasi dan sosialisasi, sekolah dapat  menyelenggarakan sosialisasi terkait pemahaman siswa tentang demam berdarah mulai dari penyebab, gejala, serta cara penularannya.

2. Praktek kebersihan di sekolah, sekolah dapat mengadakan acara/event kelas seperti lomba kebersihan kelas yang dapat memberikan edukasi maupun kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan sekolah. Tidak hanya itu, sekolah juga dapat mendorong para siswa untuk menjaga area-area yang memungkinkan nyamuk aedes aegypti berkembang biak seperti toilet, tempat-tempat pembuangan sampah, dan fasilitas cuci tangan.

3. Program kelas, selain lomba kebersihan kelas, sekolah juga dapat melakukan seminar, kelas, atau jam khusus tentang pencegahan demam berdarah yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua.

Gambar 4. Menjelaskan dampak dari DBD (dokumen pribadi)
Gambar 4. Menjelaskan dampak dari DBD (dokumen pribadi)

Gambar 4. Seorang siswa bertanya (dokumen pribadi)
Gambar 4. Seorang siswa bertanya (dokumen pribadi)

Di sini selain peran sekolah, diperlukan adanya peran masyarakat juga untuk menyebarluaskan informasi mengenai demam berdarah kepada anak-anak sehingga mereka dapat melakukan hal-hal kecil yang berdampak serta terhadap pencegahan demam berdarah. Adapun upaya peran anak-anak dalam kegiatan pencegahan demam berdarah adalah:

1. Menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya dan menghindari penumpukan sampah di sekitar rumah.

2. Memastikan saluran pembuangan air lancar agar tidak terjadi genangan air.

3. Menggunakan obat anti nyamuk seperti lotion di area tubuh yang terbuka. Pastikan obat atau lotion yang dipakai sesuai dengan anjuran dokter atau petugas kesehatan.

4. Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu saat tidur terutama pada malam hari.

5. Membersihkan tempat perindukan nyamuk dengan membersihkan bak mandi dan wadah penyimpanan air secara teratur seminggu sekali serta menutup rapat-rapat tempat-tempat yang dapat menampung air seperti ember, botol terbuka, atau kaleng bekas.

Dalam upaya untuk melindungi anak-anak dari ancaman demam berdarah, sosialisasi menjadi salah satu cara untuk menyadarkan serta memberikan perhatian kepada anak-anak terkait penyakit demam berdarah. Dengan begitu, anak-anak akan mendapatkan concern mengenai bahaya virus demam berdarah.

Sosialisasi tidak sekedar menyampaikan informasi, akan tetapi juga menjadi wadah untuk tersalurnya informasi kepada anak-anak. Memberikan pemahaman kepada anak-anak terkait nyamuk aedes aegypti, mengajarkan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan terhadap sampah, saluran air, serta penggunaan kelambu, memberi tahu mereka dampak serta penyebab yang terjadi akibat demam berdarah.

Pencegahan demam berdarah tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Pemerintah, masyarakat, terutama orang tua memiliki peran penting untuk membangun kesadaran terhadap anak-anak terkait pencegahan demam berdarah. Dengan begitu, perhatian anak-anak terhadap virus demam berdarah dapat disadari sejak dini.

Referensi:

Nababan, Willy Medi Christian. (2023). Kasus Kematian akibat Demam BErdarah Dengue Didominasi Anak-anak. Diakses pada 29 November 2023, dari Kasus Kematian akibat Demam Berdarah Dengue Didominasi Anak-anak - Kompas.id

Elysabethsiburian, Leony. (2022). Sekelompok Mahasiswa UM Lakukan Aksi Pencegahan Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue. Diakses pada 29 November 2023, dari Sekelompok Mahasiswa UM Lakukan Aksi Pencegahan Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue Halaman 1 - Kompasiana.com

Gambar 5. Menjelaskan kembali bagaimana penggunaan sereh dalam pencegahan DBD kepada beberapa siswa (dokumen pribadi)
Gambar 5. Menjelaskan kembali bagaimana penggunaan sereh dalam pencegahan DBD kepada beberapa siswa (dokumen pribadi)

Gambar 6. Anak-anak mulai melakukan pemotongan sereh secara mandiri (dokumen pribadi)
Gambar 6. Anak-anak mulai melakukan pemotongan sereh secara mandiri (dokumen pribadi)

Gambar 7. Foto bersama para siswa kelas 5 SDN 1 Jatimulyo, Kota Malang (dokumen pribadi)
Gambar 7. Foto bersama para siswa kelas 5 SDN 1 Jatimulyo, Kota Malang (dokumen pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun