Mohon tunggu...
DHIKRUL HAKIM
DHIKRUL HAKIM Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harlah ke 64 tahun 2024: PMII Sebagai Garda Terdepan dalam Menjaga NKRI, Islam, Multikulturalisme, dan Pluralisme di Indonesia

18 April 2024   05:12 Diperbarui: 18 April 2024   06:12 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kader PMII Jawa Timur, merayakan dengan potong tumpeng, di kediaman Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar (Foto:RRI/ Anik)

Rabu, 17 April 2024, adalah Hari Lahir (Harlah) ke-64 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII): PMII adalah garda terdepan dalam menjaga NKRI, Islam, Multikulturalisme, dan Pluralisme di Indonesia. PMII berdiri di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 17 April 1960. Tujuan PMII adalah Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah Swt, Berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. 

Pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-64 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta nilai-nilai Islam, Multikulturalisme, dan Pluralisme.. Peran penting PMII dalam mempromosikan toleransi, kedamaian, dan keragaman di tengah masyarakat Indonesia yang beragam. Indonesia adalah contoh masyarakat multikultural. Multikulturalitas ini disebabkan oleh keanekaragaman suku, budaya, bahasa, ras, dan agama. Mayoritas orang Indonesia saat ini menganut Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Multikulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap fakta keragaman kultural. Keragaman ini mencakup keberagaman tradisional, seperti keberagaman suku, ras, dan agama, serta keberagaman subkultur yang terus muncul di setiap fase kehidupan masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya mendukung istilah multikulturalisme. 

Ini jelas terkait dengan keanekaragaman realitas masyarakat Indonesia. Teori multikulturalisme berasal dari kebutuhan untuk mengakui kemajemukan budaya, yang menjadi kenyataan di banyak negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, multikulturalisme seharusnya dianggap sebagai ideologi dan digunakan sebagai alat atau wahana untuk meningkatkan penghargaan atas kesetaraan setiap manusia dan kemanusiaannya, yang secara operasional muncul melalui pranata-pranata sosialnya, yaitu budaya sebagai pemandu kehidupan sehari-hari sekelompok manusia. 

Dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara, semua lapisan masyarakat harus senantiasa melihat keragaman atau kemajemukan sebagai kenyataan yang nyata, menurut Pluralisme secara fundamental berarti mengakui keberagaman bangsa dan memiliki konsekuensi politik, sosial, dan ekonomi.Jika keberagaman ini dikembangkan dengan benar, itu akan menjadi kekuatan besar dan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya. Islam, melalui kitab sucinya, Al-Qur'an, mendukung pluralitas sebagai sesuatu yang alami dan mutlak ada dalam perspektif teologis, ideologis, dan bahkan sosiologis. Oleh karena itu, pluralisme dalam konsepsi Islam dapat dipahami sebagai tata nilai di tengah-tengah kehidupan manusia sebagai khalifah. Ini tampak dalam dimensi teologis agama dan dalam dimensi sosial, dengan segala konsekuensinya yang unik dan harus diterima dengan hati-hati sebagai anugerah. Pluralisme agama telah menjadi realitas sosial yang harus dihadapi masyarakat zaman sekarang. 

Keragaman, yang pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan perspektif bagi pemeluknya, adalah ide dasar dari pluralitas agama. Pluralisme secara paradigmatik didefinisikan sebagai suatu sistem yang memungkinkan seluruh kepentingan masyarakat luas bersaing secara bebas untuk mempengaruhi proses politik, mencegah dominasi. Kita telah lama menyadari pentingnya mengakui berbagai budaya sebagai setara untuk memperkuat kesatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang ideologi negara, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara 1945 mewajibkan setiap warga Indonesia untuk menunjukkan rasa saling menghargai antar-agama. 

Banyak ayat Al-Qur'an dari sudut pandang Islam menunjukkan betapa pentingnya mempertahankan perbedaan agama. Ini menunjukkan bahwa Islam menginginkan hidup bersama dalam perbedaan dalam struktur bangsa dan negara.Pluralisme dianggap sebagai sesuatu yang alamiah (sunatullah) dalam kehidupan manusia menurut agama Islam. Sebagai kitabun muthahhar dan sebagai pedoman hidup (hudan linnas), Al-Qur'an sangat menghargai pluralitas karena manusia adalah khalifah di bumi. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an oleh Allah SWT, "Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Sekiranya Allah SWT menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan." (Q.S. Al-Maa'idah:48). Sebagai organisasi mahasiswa di Indonesia, PMII telah terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, pendidikan, dan pengembangan diri yang mendukung rasa nasionalisme dan kemajuan bangsa. Para kader PMII juga secara aktif berpartisipasi dalam memerangi kemiskinan, pendidikan, dan masalah lingkungan. Dengan menjaga kerukunan antarumat beragama, menghormati perbedaan, dan memperjuangkan keadilan sosial, PMII berkomitmen untuk terus berkontribusi pada kemajuan bangsa. 

Kader PMII Jawa Timur, merayakan dengan potong tumpeng, di kediaman Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar (Foto:RRI/ Anik)
Kader PMII Jawa Timur, merayakan dengan potong tumpeng, di kediaman Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar (Foto:RRI/ Anik)

Dikutib dari Berita Anik https://www.rri.co.id/daerah/640142/;  Khofifah mengakui bahwa organisasi PMII berfungsi sebagai tempat untuk mengasah keterampilan kepemimpinan. Dia pernah menduduki berbagai jabatan strategis di pemerintahan karena PMII juga memberikan pengalaman berorganisasi dan politik.Karena saya adalah ketua cabang PMII pertama di Indonesia, saya merasa bahwa ini adalah tempat yang menggodok dan mengasah bagi saya. Leadership itu terasah dengan dinamika yang luar biasa. Dia menyatakan bahwa menjadi ketua cabang perempuan pada awalnya agak sulit. Menurut saya, ini mungkin merupakan upaya pertama bagi perempuan untuk menjadi ketua cabang PMII di Surabaya. Menurut Khofiah, organisasi sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Orang yang berorganisasi egonya akan tereduksi karena mereka akan lebih memperhatikan kepentingan umum dan kemaslahatan umum. Ketika Anda menyadari bahwa lingkungan Anda membutuhkan, Anda bahkan akan tergerak lebih cepat. Sensitivitasnya untuk membantu satu sama lain terasah setelah terlatih. Selain itu, dia menambahkan bahwa mereka biasanya sangat kooperatif, sangat mudah untuk diajak gotong royong. Menurut Khofifah, organisasi ini, yang merupakan organisasi di luar kampus, merupakan kapital sosial yang luar biasa. Untuk saat ini, Baijuri, Ketua Pimpinan Kordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur, Baijuri berharap, para kader PMII dapat merebut kepemimpinan nasional. Dalam prosesnya, dibutuhkan soft skill, serta upgrade ilmu pengetahuan.  "Tentu itu yang menjadi modal utama untuk kader kader PMII, terus bergerak, terus melatih mental, dan melatih kepeimpinan".  "Untuk bersaing di era global saat ini, para kader juga harus memiliki berbagai kemampuan dan menguasai berbagai bidang, tentu, banyak sektor yang harus kita kuasai, tentu bukan hanya di ruang politik, profesional, dan entrepreneur, itu menjadi PR utama kita." Diharapkan perayaan Harlah PMII ke-64 ini akan mendorong semangat persatuan dan kesatuan untuk mempertahankan keberagaman Indonesia dan menginspirasi generasi muda untuk menjadi aktor perubahan yang bertanggung jawab untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara ini. Agar gerakan mahasiswa mengandung nilai dan berasaskan manfaat, mahasiswa harus berpikir kritis melalui analisis. PMII tidak hanya mengajarkan membaca, melainkan harus menganalisis bacaan dan mengamalkan ilmunya. Nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan adalah dasar organisasi dalam tri motto PMII yaitu, dzikir, fikir, dan amal saleh. Kader PMII harus mampu mengimplementasikan dalam menjalankan roda organisasi dan kehidupan masyarakat. Kader PMII harus mampu menjadi pemimpin dan menjadi generasi yang sesuai dengan tujuan PMII. " Ini membutuhkan integritas, kapasitas, dan kualitas SDM untuk dicapai. Akan lahir dari kader PMII pemimpin baru yang mempunyai jiwa kepemimpinan kuat, baik di kampus, masyarakat maupun birokrasi."Selamat hari lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)." Untukmu Satu Tanah Airku. Untukmu Satu Keyakinanku. Salam Pergerakan. Semoga semangat silaturrahmi ini tetap terjaga dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Semoga kebersamaan dan kebahagiaan ini tetap terjaga dan menjadi penyemangat di setiap langkah ke depan. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun