Mohon tunggu...
Dhiffa Puteri Karamina
Dhiffa Puteri Karamina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menonton Film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Post-Truth Politics dan Ancamannya pada Demokrasi

10 Januari 2024   19:45 Diperbarui: 10 Januari 2024   19:58 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam memahami fenomena post-truth, jenis pesan yang diunggah di media sosial menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan. Konten berupa meme, video, foto, ataupun audio lebih berpotensi menyentuh aspek emosional audiens dibandingkan teks verbal semata. Hal ini karena unsur visual dan audio mampu menggugah perasaan dan membangkitkan reaksi psikologis yang lebih kuat. Apalagi jika dipadukan dengan narasi bombastis yang provokatif.


Di era kebanjikan informasi seperti saat ini, keterbatasan waktu juga membuat orang lebih menyukai konten yang mudah dan cepat dicerna ketimbang wacana panjang berbasis teks. Meme atau video pendek dengan pesan sederhana tetapi menohok menjadi alternatif yang disukai karena tingkat konsumsi yang efisien sekaligus efektif dalam membentuk opini seseorang.

Mengelola aspek emosional juga amat penting dalam menyikapi konten bermuatan ujaran kebencian, misinformasi, dan kampanye hitam yang kerap mencuat di media sosial. Konten semacam ini berpotensi memicu konflik sosial dan meningkatkan animositas antarkelompok. Manakala pendukung tokoh politik tertentu saling menyerang tanpa didasari logika dan dipenuhi unsur kebencian, maka terbentuklah lingkaran setan permusuhan yang sulit untuk diputus.

Dalam kontestasi di Facebook, kelompok pro-Prabowo tampak lebih rentan terhadap post-truth lantaran dominasi meme yang rawan dimanipulasi. Sementara pro-Jokowi lebih banyak menggunakan berita atau wacana, meskipun belum tentu seluruhnya objektif dan factual.

Maka dalam memahami dampak internet dan media sosial pada pola komunikasi kontemporer, khususnya dalam ranah politik, penting dicermati peran Facebook sebagai platform utama untuk penyebaran informasi, pembentukan opini publik, dan fasilitator fenomena post-truth serta acho chamber.


Source: Pixabay
Source: Pixabay

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun