Mohon tunggu...
Dhifa Alief Mahmudin
Dhifa Alief Mahmudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik antar Pribadi (Konflik pada Hubungan Asmara)

20 Januari 2023   18:20 Diperbarui: 20 Januari 2023   19:05 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia sebagai makhluk bio-sosial akan mengalami kehidupan yang aktif serta dinamis. Kehidupan yang dijalani oleh manusia juga akan mengalami banyak hal yang dilewati, maka tak heran jika dalam kehidupan yang dijalani manusia akan ada yang namanya sebuah konflik. Konflik selalu mewarnai kehidupan, baik dari konflik sangat kecil sampai konflik sangat besar. konflik adalah perjuangan yang dilakukan oleh beberapa pihak yang dilakukan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dan lainnya, tetapi ada pertikaian yang terjadi untuk memperoleh itu semua. 

Menurut Fisher, mengemukakan konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki rasa memiliki, sasaran atau target yang tidak sejalan. Konflik juga dapat diartikan sebagai akibat situasi di mana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya akan saling terganggu (Nurdjana, 1994).

Sebuah konflik akan terjadi apabila ada sebuah perbedaan pada pemahaman antara dua orang atau lebih terhadap berbagai perselisihan, kesulitan, ketegangan di antara para pihak yang tidak satu pemahaman. konflik juga bisa memicu adanya sikap persaingan yang terjadi di dua belah pihak, dengan pihak masing-masing akan memandang pihak lawan sebagai penghalang atau lawan yang akan mengganggu tujuan tersebut dapat terpenuhi. 

Dikutip oleh A. Dale Timpe dalam buku yang berjudul Managing People. Konflik pada dasarnya berasal dari hal-hal yang memiliki sifat abstrak, kemudian konflik juga dapat memberikan dampak buruk sampai ke tingkat nyata, berupa benturan fisik antara orang-orang yang berkonflik.

Sebuah konflik juga memiliki ciri-ciri yang telah disampaikan oleh Wiyono (1993: 37) yaitu, (1) Setidaknya ada dua pihak secara perorangan maupun kelompok yang telah terlibat dalam suatu interaksi yang bersifat saling bertentangan. (2) Paling tidak akan ada pertentangan antara dua pihak secara perorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, mereka akan memainkan peran dan ambigius atau akan adanya nilai-nilai yang saling berlawanan. (3) Munculnya interaksi yang sering ditandai dengan adanya perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan. 

(4) Munculnya tindakan yang saling berhadapan-hadapan sebagai akibat pertentangan yang telah berlarut-larut. (5) Adanya ketidakseimbangan akibat usaha-usaha masing-masing peran yang memang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat dan lain sebagainya.

Jika terjadinya sebuah konflik pasti memiliki sumber konflik tersendiri yang masing-masing peran bawakan, ada beberapa sumber konflik yaitu. (1) Sumber daya yang terbatas, sumber daya tersebut meliputi uang, persediaan, orang dan lainnya. (2) Yurisdiksi Ambigius, individu mungkin tidak akan setuju tentang siapa yang memiliki tanggung jawab atas tugas dan sumber daya yang diberikan. 

(3) Bentrokan Kepribadian, hal ini muncul ketika dua orang tidak akur atau tidak bisa melihat dan menyetujui hal-hal yang sama, hal ini disebabkan dengan adanya ketegangan kepribadian yang disebabkan oleh perbedaan kepribadian, sikap, nilai dan keyakinan. (4) Perbedaan status dan kekuasaan, orang-orang mungkin terlibat dalam konflik untuk meningkatkan kekuasaan yang mereka pegang. (5) Perbedaan Tujuan, hal ini biasanya terjadi karena setiap peran pasti memiliki tujuan pribadi yang tentu akan berbeda dengan peran lain. (6) Masalah komunikasi, biasanya berasal dari perbedaan gaya penulis, bicara dan gaya komunikasi nonverbal.

Ada pula beberapa tahapan perkembangan yang terjadi di dalam konflik yaitu konflik masih tersembunyi atau laten, konflik yang mendahului, konflik yang dapat diamati. konflik yang terlihat secara terwujud dalam perilaku, penyelesaian atau tekanan konflik, dan akibat penyelesaian konflik.

Konflik yang ada juga dapat terjadi di beberapa peran yang ada, yang dijelaskan dalam jenis-jenis konflik, yaitu konflik didalam individu, konflik antar individu dalam organisasi yang sama, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, konflik antar organisasi. Terdapat beberapa faktor atau penyebab dalam terjadinya konflik yaitu, faktor manusia dan faktor organisasi.

Dalam kehidupan kita sebagai manusia juga pasti sudah sering melihat atau bahkan menghadapi berbagai konflik dengan situasi dan peran masing-masing. Sebagai contoh konflik dalam hubungan percintaan yang mungkin sudah tidak asing lagi terlihat di dalam kehidupan.

KONFLIK DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN

Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antara nilai atau tujuan-tujuan yang akan dicapai, baik dalam sebuah peran individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain atau organisasi. Sama seperti percintaan, sebuah ikatan percintaan akan mengikatkan dua pribadi. 

Dua pribadi itu pasti memiliki latar belakang masing-masing seperti tujuan nilai dan lainnya. Maka jika terjadi dalam hubungan sebuah faktor yang menjurus ke dalam konflik maka tak dapat dipungkiri sebuah konflik dalam hubungan itu akan terjadi. Jika adanya konflik yang terjadi maka konflik ini disebut konflik antar individu dengan individu.

Ada beberapa komponen-komponen dalam percintaan antara lain, saling percaya,  komunikasi, keintiman, mengikat komitmen. Dari adanya komponen-komponen tersebut, harus dilakukan dengan baik oleh kedua pihak dalam ikatan yang ada untuk menjaga ikatan percintaan mereka, jika tidak dilakukan dengan maka konflik bisa saja terjadi. Konflik yang terjadi tersebut terkadang dapat memicu sebuah tekanan dalam hubungan yang pada akhirnya akan tidak terselesaikan atau terjalin dengan baik, karena ada beberapa hal konflik yang sedang terjadi.

Konflik yang sering muncul dan terlihat adalah sebuah perselingkuhan, keegoisan dan keras kepala, menuntut secara berlebihan, prinsip yang berbeda dan sering adanya pembahasan ,mengenai masa lalu.

Dalam adanya sebuah konflik yang terjadi seperti halnya konflik dalam percintaan bisa dicegah dengan manajemen konflik. Manajemen konflik adalah sebuah kecenderungan seseorang dalam mengelola pertentangan dalam sikap dan perilaku. Chanda (dalam hendry, 2015) mengatakan bahwa manajemen konflik dapat dilakukan dengan cara pengungkapan konflik dalam sebuah komunikasi. Komunikasi yang dilakukan bisa dalam bentuk lisan maupun gerakan.

Dengan adanya pemahaman dan sebuah upaya melakukan manajemen konflik maka bisa saja berkurangnya konflik yang ada di dalam ikatan percintaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun