Mohon tunggu...
Dhien Hayuningtyas
Dhien Hayuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 jurusan kimia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stigma Penghambat Perkembangan Berkelanjutan Halal Tourism di Indonesia

19 Maret 2024   08:00 Diperbarui: 19 Maret 2024   08:02 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Istiqlal Sumber: Tourism Media

Kunjungan wisatawan muslim global yang datang ke Indonesia pada tahun 2024 di prediksi akan kembali ke level pra pandemi Covid-19 sebesar 160 juta wisatawan. Wisata halal menjadi salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenparekraf) karena peningkatan jumlah wisatawan muslim, juga karena Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Wisata halal atau pariwisata halal merupakan kegiatan wisata yang memberikan layanan dan fasilitas yang mendukung kegiatan wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan terutama wisatawan Muslim. 

Konsep halal dalam wisata halal terletak dalam penyediaan makanan, minuman tempat ibadah, akomodasi, dan aktivitas yang dilakukan selama perjalanan berlangsung. Untuk dinyatakan sebagai wisata halal, terdapat beberapa syarat dan kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya:

  1. Ketersediaan makanan halal yang telah tersertifikasi halal

  2. Akses ilitas ibadah yang mudah dan baik

  3. Kamar mandi dengan air untuk wudhu

  4. Pencantuman label non halal (jika ada makanan yang tidak halal)

  5. Fasilitas rekreasi yang privat (tidak bercampur baur secara bebas)

  6. Destinasi wisata harus terhindar dari kemusyrikan, zina, pornografi, ppornoaksi, minuman keras, narkoba, dan judi; pertunjukan seni dan budaya serta atraksi yang bertentangan prinsip-prinsip syariah.

Pengembangan wisata halal menjadi penting karena perkembangan populasi muslim sehingga kebutuhan akan perjalanan wisata yang aman dan nyaman akan meningkat juga, serta pariwisata halal akan menciptakan peluang bagi industri pariwisata lokal untuk meningkatkan pendapatan, inovasi, serta mendukung industri pariwisata nasional yang berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Potensi Wisata Halal di Indonesia

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan wisata halal yang diakui dunia. Potensi terbesar Indonesia untuk mengembangkan wisata halal tentunya mayoritas penduduk di Indonesia adalah umat muslim. Dengan mayoritas penduduk muslim, tentu saja akses untuk beberapa aspek dalam wisata halal seperti makanan dan tempat ibadah lebih mudah dibandingkan di negara minoritas muslim. Kemudahan ini tentu memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan dari berbagai negara, selain itu para wisatawan tidak perlu khawatir akan Islamofobia ketika berlibur ke Indonesia.

Selain karena mayoritas penduduk muslim, Indonesia juga terbukti memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan wisata halal dari penghargaan yang didapatkan Indonesia pada tahun 2019 yang berhasil mengungguli 130 negara lainnya. Indonesia menduduki peringkat pertama Wisata Halal Terbaik di Dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI). Penghargaan ini dinilai dari segi akses, komunikasi, lingkungan, serta pelayanan selama berada di destinasi wisata halal. Indonesia memiliki destinasi wisata halal yang tersebar di berbagai pulau. Terdapat banyak destinasi wisata halal yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Salah satunya adalah Jakarta. Ibu kota Indonesia menawarkan berbagai tempat wisata halal. Jakarta juga dikenal dengan keanekaragaman kulinernya, dengan banyak restoran yang menawarkan makanan halal. Masjid Istiqlal juga menjadi salah satu destinasi wisata religi di Jakarta. Pemilihan Jakarta tidak dapat dilepaskan dari lengkapnya fasilitas ramah muslim. Setidaknya ada 510 hotel dengan sertifikat halal dan 5 hotel tipe syariah di Jakarta.

Hambatan Wisata Halal di Indonesia

Meskipun potensi perkembangan wisata halal di Indonesia sangat besar, tentu saja pengembangan wisata halal ini masih mendapatkan banyak tantangan. Tantangan ini berasal dari pola pikir masyarakat sampai infrastruktur yang menunjang wisata halal tersebut. Salah satu kendala yang menyebabkan lambatnya perkembangan wisata halal adalah karena stigma kata halal dalam bidang pariwisata. Pemahaman masyarakat akan wisata halal menyebabkan pemikiran bahwa wisata halal akan memusnahkan kearifan lokal atau wisata halal dianggap sebagai upaya Islamisasi wisata sehingga semua lingkungan wisata hanya disesuaikan dengan syariat Islam. 

Mayoritas penduduk muslim juga bisa disebutkan sebagai salah satu penghambat perkembangan wisata muslim di Indonesia. Ketersediaan makanan halal memang banyak, tetapi sebagian besar rumah makan atau UMKM menjual makanan dan minuman dengan self-proclaimed halal. Makanan dianggap pasti halal karena tidak menggunakan bahan atau proses yang diharamkan tetapi  tanpa sertifikasi halal dari BPJPH. Sebagai masyarakat Indonesia pasti sudah terbiasa akan hal tersebut. Namun, bagi wisatawan muslim asing yang pertama kali mengunjungi Indonesia pasti akan lebih mempercayai restoran dengan sertifikat halal. 

Tantangan selanjutnya, infrastruktur juga perlu dikembangkan untuk mendukung industri wisata halal. Saat ini masih terdapat kesenjangan antara infrastruktur wisata halal di kota besar dan di daerah kecil. Salah satu contohnya adalah toilet yang kurang memadai di beberapa masjid di daerah kecil. Infrastruktur berupa akses menuju tempat wisata juga perlu dikembangkan supaya meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung karena kemudahan akses.;

Tantangan terakhir terkait strategi promosi wisata halal itu sendiri. Contohnya bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke negara tetangga dapat sangat mudah memperoleh informasi seputar pariwisata. Sementas di Indonesia dengan wilayah yang sangat besar, akses informasi harus diperbaiki sehingga dapat memberikan kenyaman bagi wisatawan. 

Solusi untuk Wisata Halal di Indonesia
Hambatan-hambatan yang sudah disebutkan tentu harus diatasi untuk mendukung perkembangan wisata halal di Indonesia. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan kerja sama antara pemerintah, pelaku industri pariwisata dan masyarakat. Beberapa solusi yang dapat diambil antara lain:

  1. Pengembangan standar halal yang konsisten dan terpadu di seluruh Indonesia, termasuk pembuatan regulasi sertifikasi halal yang jelas dan mudah dipahami. Sehingga pelaku UMKM dapat memperoleh sertifikat halal.

  2. Peningkatan bagi industri pariwisata tentang prinsip-prinsip halal dan bagaimana menerapkannya dalam operasional sehari-hari.

  3. Kerjasama semua pihak untuk mempromosikan dan mengembangkan infrastruktur destinasi wisata halal.

Dengan mengatasi hambatan yang ada dan memanfaatkan potensi yang ada, wisata halal dapat berkembang dnegan baik dan bersaing dengan wisata halal dunia.  Dengan pengembangan yang tepat, wisata halal di Indonesia akan menjadi pilihan yang tepat bagi wisatawan muslim dari seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun