5.Meminta anak untuk melakukan interaksi/percakapan dengan teman sebaya
2.PENGEMBANGAN STIMULASI DI SEKOLAH/PERAN GURU
 Salah satu peran guru dalam mengembangkan literasi anak adalah memberikan bantuan bagi anak dalam mengakses pembelajaran literasi disekolah.Bantuan yang diberikan oleh guru dalam mengakses pembelajaran literasi disekolah.Bantuan yang diberikan oleh guru dalam membantu anak mengakses lingkungan atau memproses pembelajaran,khususnya berupa pembelajaran seputar Bahasa dan literasi.Guru dapat membantu anak untuk menginternalisasi dan mengakuisisi kemampuan Bahasa.Guru dapat menggunakan teknik interaksi antara orang dewasa dengan anak untuk menstimulasi kemampuan linguistik.
 Keterampilan stimulasi yang tepat perlu dimiliki guru,artinya stimulasi yang diberikan oleh guru sesuai dengan kebutuhan atau level kemampuan anak.Jika guru tidak memberikan stimulasi yang tepat maka kemampuan optimal akan gagal terbentuk.
KESIMPULAN
Dapat diketahui bahwa keberfungsian keluarga hanya dapat memengaruhi social problem solving konstruktif remaja jika dilakukan bersamaan dengan kualitas persahabatan. Hal tersebut dikarenakan perkembangan psikososial remaja, yaitu remaja mengembangkan kemandirian, termasuk mencari identitas diri, perubahan kognitif yang memengaruhi egosentrisme remaja, serta hubungan dua arah yang menyebabkan remaja lebih bebas dalam membuat pilihan pada hubungan persahabatan. Tidak banyaknya pilihan yang dimiliki atas keluarga membuat remaja merasa lebih dikontrol dan hal tersebut berpengaruh pada emosi dan motivasi dalam proses penyelesaian masalah.
Rekomendasi yang dapat disampaikan dari kajian ini, yaitu: bagi orang tua yang memiliki anak usia remaja, dalam menjalankan fungsi-fungsi dalam keluarga sebagai model perilaku, pengajar, pengatur, atau pemberi kasih sayang dilakukan dengan menjalin komunikasi dua arah, membangun hubungan dengan rasa saling percaya, serta melakukan pemantauan terhadap aktivitas sehari-hari remaja dengan porsi yang tepat (tidak terlalu kurang atau berlebihan) karena hal tersebut dapat memengaruhi emosi dan motivasi remaja dalam proses penyelesaian masalah.Â
Selain itu, hendaknya orang tua juga memahami perkembangan kognitif remaja dengan lebih memberikan kebebasan, namun tetap diiringi dengan tanggung jawab pada remaja Orang tua juga hendaknya mempertimbangkan dengan baik pemilihan lingkungan tempat tinggal dan komunitas di sekitar keluarga yang dapat berdampak bagi pemilihan lingkungan teman sebaya dan sahabat remaja (misalnya sekolah, organisasi, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya). Pemilihan lingkungan dapat memengaruhi perilaku penyelesaian masalah yang diambil oleh remaja di kemudian hari.
Kemudian, pada remaja disarankan untuk memakai kebebasan dalam memilih lingkungan teman sebaya dengan bertanggung jawab. Selain itu, disarankan memilih figur sahabat dengan mempertimbangkan kualitas personal berupa karakter-karakter yang positif dan kompetensi yang dimiliki sahabat, serta dukungan yang ditunjang dengan kebersamaan, kepercayaan, kedekatan, dan kepedulian dari sahabat, karena hal tersebut dapat memengaruhi emosi dan motivasi remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, m., lyon, a., oti, r., dan tininenko, j. 2011. "social problem solving dalam s. Goldstein dan j.a. naglieri (ed.). Encyclopedia of child behavior and development. Him. 1399-1403. Boston, m.a.: springer us