Dilansir dari laman Jawa Pos pada tanggal 25 Agustus 2021, terdapat 5.563 anak yatim, piatu, atau yatim piatu karena Covid-19.Â
Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur Andriyanto.
Sementara, menurut laporan Statisik Indonesia di tahun 2022, jumlah kasus perceraian meningkat 15,31% dibandingkan tahun 2021. Pada tahun 2022, ada 516.334 kasus perceraian di mana Jawa Barat memiliki kasus terbanyak, disusul Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dari data tersebut, banyaknya anak yang tinggal bersama ibu atau ayah tunggal, bisa menjadi perhatian pemerhati sastra khususnya sastra anak.Â
Jika karya sastra anak masih kurang dalam mengekspos cerita anak yang salah satunya berkisah tentang orang tua tunggal, maka anak-anak pun akan cenderung kesulitan menerima perbedaan dengan temannya.Â
Hal ini bisa menimbulkan perundungan yang tidak hanya menyakiti kondisi fisik anak tapi juga psikis.
Salah satu kisah perundungan lantaran berstatus yatim pun pernah terjadi di salah satu desa di Banyuwangi. Pada tanggal 27 Februari 2023, Wasiah, seorang ibu berusia 50 tahun menemukan anaknya yang masih kelas 4 SD gantung diri di dapur rumah.Â
Dikutip dari Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi menerangkan penyebab korban bunuh diri, "MR (korban) biasanya nangis.Â
Oleh ibunya ditanya, katanya diolok-olok temannya. MR dipanggil anak yatim. Bapaknya memang sudah lama meninggal," terangnya. Kasus yang dialami korban karena diejek tidak punya ayah, mungkin juga terjadi pada anak-anak lain yang luput dalam liputan media.
Terlepas dari fakta yang ada, pengalaman yang datang dari teman saya pun juga membuat saya sedikit overthinking mengenai karya sastra anak saat ini.Â
Saat itu saya sedang menawari salah satu teman dekat saya sebuah buku anak lewat aplikasi WhatsApp, lengkap dengan gambar buku tersebut dan harganya.Â