Mohon tunggu...
dhianadaaldilla
dhianadaaldilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Saya adalah mahasiswa Magister Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prokrastinasi: Kebiasaan yang Menghancurkan Produktivitas dan Cara Mengatasinya

6 Desember 2024   12:06 Diperbarui: 6 Desember 2024   13:03 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Suara Republik News.Com

Prokrastinasi atau kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, telah lama dikenal sebagai salah satu musuh terbesar produktivitas. Kebiasaan menunda tersebut seringkali hingga mendekati tenggat waktu atau bahkan melewati batas waktu yang telah ditentukan. Menurut American Psychological Association, prokrastinasi bukan hanya masalah manajemen waktu, tetapi juga bisa menjadi strategi untuk menghindari emosi negatif, seperti ketakutan gagal atau kecemasan terhadap tugas tertentu.

Bagi sebagian besar orang, prokrastinasi bisa menjadi penghalang utama dalam mencapai tujuan pribadi dan profesional. Meskipun tampaknya hanya masalah kecil, kebiasaan ini dapat berdampak besar pada kualitas kerja, kesejahteraan mental, bahkan karier.

Mengapa kita sering kali memilih untuk menunda pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cepat? Ahli psikologi menyebutkan bahwa prokrastinasi sering kali terkait dengan rasa takut atau cemas terhadap tugas tersebut. Rasa tidak percaya diri atau kekhawatiran akan hasil yang tidak sempurna membuat kita menghindari tugas tersebut. Selain itu, godaan hiburan seperti media sosial atau menonton film sering kali menjadi pelarian yang menggoda. 

Namun, prokrastinasi bukan hanya sekadar soal kemalasan. Ini adalah masalah psikologis yang mendalam. Sebuah studi dari Journal of Behavioral Science yang dilakukan oleh Smith & Brown (2020) menyatakan bahwa prokrastinasi kronis dapat menyebabkan peningkatan stres, penurunan produktivitas, dan bahkan berkontribusi pada gangguan kesehatan seperti insomnia dan tekanan darah tinggi. Selain itu, prokrastinasi sering kali dikaitkan dengan kondisi psikologis seperti depresi dan kecemasan. Studi lain menyoroti bahwa menunda pekerjaan bisa menjadi cara seseorang menghindari stres atau perasaan tidak nyaman yang datang dengan menyelesaikan tugas. Sayangnya, kebiasaan ini justru menciptakan lebih banyak stres di kemudian hari ketika tenggat waktu semakin dekat.

Dampak dari prokrastinasi sangat luas. Selain mengurangi produktivitas, kebiasaan ini juga bisa merusak kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Tugas yang ditunda seringkali dilakukan dengan terburu-buru, yang bisa berujung pada kesalahan yang tidak diinginkan. Ini bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga bisa berdampak pada tim atau organisasi tempat kita bekerja.

Lalu, bagaimana cara mengatasi prokrastinasi? Perlu kita ketahui sebelumnya, Prokrastinasi berkaitan erat dengan bagaimana seorang individu menyelesaikan suatu masalah. Dalam ilmu psikologi, pemecahan masalah atau problem solving diartikan sebagai proses kognitif-behavior yang dilakukan individu untuk mengidentifikasikan dan menemukan solusi yang efektif atas masalah yang dihadapinya. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Stenberg (2009) mengenai problem solving, ada beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan menunda-nunda ini.

Sumber : majalahsunday.com
Sumber : majalahsunday.com
  1. Identifikasi Permasalahan

Langkah pertama adalah mengenali terlebih dahulu permasalahan yang sedang kita alami, dalam kasus ini permasalahannya adalah prokrastinasi. Kenali apa saja situasi yang membuat kita sering menunda pekerjaan dan identifikasi pola yang sering muncul. Misalnya dalam hal waktu, jenis tugas ataupun emosi yang menyertai situasi tersebut.

  1. Definisi Masalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun