Mohon tunggu...
Dhia Imara
Dhia Imara Mohon Tunggu... Penulis - Manusia biasa yang segalanya masih belajar

Jadikan menulis sebagai bekal untuk menimbun manfaat dan berkah dunia akhirat demi menggapai jannah-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mimpi yang Dibutuhkan, Bukan Diinginkan

28 November 2020   07:54 Diperbarui: 28 November 2020   08:02 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: getwallpapers.com

Mataku terpejam seketika. Pikiranku melebur dalam ketenangan yang realitanya penuh dengan distraksi. Klausa pendek bersliweran di sepanjang sudut otak,

"Ah lama-lama aku bisa stres atau bahkan gila."

Berpijak dalam keputusan yang selalu membuatku terperanjak, adalah kenikmatan yang hakiki dan tiada tara. Sebab, semuanya muncul dalam keheningan yang sontak.

Menggebrak, menggertak, memporak-porandakan ide adalah bukti bahwa kita manusia yang keras akan mimpi.

Mimpi yang kita rangkai tanpa sepeser pun mengeluarkan uang. Tak jarang membuat kita lupa akan batas.

Memiliki mimpi entah dalam kuantitas kecil atau pun besar, adalah hal yang mesti kita perhatikan secara lebih. Mengetahui rencana, cara, dan juga eksekusi yang pas merupakan poin penting dalam proses memperjuangkan mimpi.

Perjalanan kita akan salah arah, jika tidak memiliki peta perencanaan. Perjuangan kita akan sia-sia, jika i'tikad yang kita punya adalah i'tikad penuh dengan keegoisan.

Kesempatan kita untuk bermimpi hendaknya dipergunakan dengan semaksimal mungkin. Memiliki nilai kesinambungan lebih dalam hidup, agar mimpi tersebut mampu memberikan kemaslahatan lebih bagi banyak orang.

Tercapainya mimpi bukan dilihat dari seberapa besar mimpi yang kau punya. Namun, seberapa besar usaha yang kau lakukan.

Tetaplah konsisten menjaga keteguhan iman dan hati. Insya Allah, Allah akan selalu permudah diri kita tuk menggapai mimpi yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Sebab, apa-apa yang bermakna ingin hanyalah timbul dari nafsu belaka.

Cetuskanlah dan lakukanlah apa-apa yang bermakna butuh. Sebab, rasa butuh itu timbul dari hati yang paling tulus. Bukan dari hawa nafsu dan keserakahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun