Mohon tunggu...
Dhia Imara
Dhia Imara Mohon Tunggu... Penulis - Manusia biasa yang segalanya masih belajar

Jadikan menulis sebagai bekal untuk menimbun manfaat dan berkah dunia akhirat demi menggapai jannah-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sering Mengeluh sebab Waktu Itu Terlalu Cepat? Yuk, Baca Ini!

26 Juli 2020   08:22 Diperbarui: 26 Juli 2020   08:24 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan terlalu cepatnya waktu yang terkadang membuat kita kecewa. Namun, diri kita lah yang terlalu terbuai dengan ketidakfaedahan duniawi. Jutaan manusia yang tercipta di muka bumi ini, setiap harinya pasti memiliki berbagai macam prioritas kegiatan. Dimulai dari prioritas tingkat satu, hingga benar-benar memiliki bentuk prioritas paling bawah (tidak terlalu diutamakan).

Tak jarang karena tersebab diserang oleh berbagai macam bentuk prioritas, manusia sering lupa akan waktu. Manusia kadang lalai atau bahkan linglung bahwa waktu adalah salah satu hal yang nilainya paling mahal, walau dibandingkan dengan jumlah uang triliunan, waktu akan tetap lebih mahal dari seonggok uang yang kita punya.

"Uang mampu kita cari. Namun, waktu tak mampu untuk kita beli."

Waktu akan selalu berlari, dia takkan pernah berhenti walau manusia selalu mengeluh,

"Kok waktu sekarang cepet banget ya, masih banyak yang harus aku kejar, tapi tetep aja kalau waktu cepet banget kayak gini, kerjaanku sepertinya nggak kelar-kelar."

Ada salah satu sifat manusia yang sangat tidak disukai oleh Tuhan. Sifat tersebut adalah, "Gampang mengeluh." Manusia yang kesehariannya gampang mengeluh, sudah dipastikan bahwa rasa bersyukur yang ia milikki masih berada dalam ambang batas minimum. Ia belum memahami, bahwa waktu adalah anugerah berharga yang telah Tuhan beri. Anugerah yang seharusnya mampu kita manfaatkan dengan semaksimal mungkin.

Mulai detik ini, ubah sesuatu yang berbau, "Ngeluh," jadi sesuatu yang berbau, "Syukur." Jangan sampai keluhan yang kita ciptakan dalam kehidupan sehari-hari mampu menjerumuskan kita kepada beban yang kuantitasnya lebih berat.

Seperti, kita mudah untuk menyerah, terlalu berpikir negatif atas segala apa yang kita pandang, dan sulit untuk bersyukur kepada Tuhan. Naudzubillah, semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang selalu ter-tamengi oleh sikap terpuji. Aamiin.

Bicara tentang, "Waktu." Banyak sekali di antara kita yang mudah untuk menyalahkan waktu. Padahal seharusnya, yang harus di evaluasi adalah diri kita pribadi. 

Kita mudah untuk menyalahkan waktu, tersebab kita belum mampu untuk memaksimalkan setiap prioritas yang kita lakukan. Bisa jadi hal yang kau anggap sebagai prioritas, tak ada gunanya bagi keberlangsungan hidupmu di masa depan.

Pastikan kegiatan yang kau lakukan saat ini, mampu menjadi tonggak yang akan mengantarkan dirimu menuju ke kesuksesan yang sejati. Bukan hanya kesuksesan dunia saja yang menjadi impian kita. Namun, juga kesuksesan akhirat yang menjadi tujuan utama kita dalam mengumpulkan bekal kebaikan sebanyak mungkin.

"Ingat, bukan waktu yang terlalu cepat. Tapi kita yang terlalu lambat untuk bergerak. Stop salahkan waktu, dan mari evaluasi diri." -dhimara

Waktu adalah bagian dari kehendak, dan anugerah yang Tuhan hadirkan dalam kehidupan seluruh umat manusia. Waktu juga bagian dari nikmat yang Tuhan beri. 

Semua itu akan menciptakan suasana yang nyaman dan tanpa beban, ketika kita mampu memberikan sebanyak mungkin dedikasi kebaikan demi memaksimalkan waktu, dan memproduktifkan diri dengan hal-hal yang nilainya lebih bermanfaat di dunia, terkususnya bermanfaat di akhirat kelak. Wallahul Musta'an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun