Mohon tunggu...
Dhia Fatinah Ibtisamah
Dhia Fatinah Ibtisamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya mempunyai keahlian dan hobi di bidang desain grafis dan mempunyai ketertarikan sekaligus antusiasme mengenai perfilman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Gerakan Ahmadiyah

7 Januari 2024   20:40 Diperbarui: 7 Januari 2024   20:44 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan Ahmadiyah, yang dimulai di India pada akhir abad ke-19 di bawah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad, menciptakan gelombang kontroversi seiring dengan klaim uniknya sebagai Imam Mahdi yang dijanjikan dan Nabi kedua setelah Nabi Muhammad. Meskipun Ahmadiyah mempromosikan persatuan agama, toleransi, dan kekhilafahan damai, gerakan ini terus dihadapkan pada berbagai tantangan. Ajaran-ajaran utamanya menyoroti pentingnya dialog antarumat beragama dan menolak kekerasan sebagai cara menyebarkan Islam. Namun, negara-negara seperti Pakistan telah mengeluarkan undang-undang yang membatasi aktivitas Ahmadiyah, menganggap mereka sebagai non-Muslim, dan menghasilkan berbagai bentuk persekusi.

Meskipun berhadapan dengan kontroversi, Ahmadiyah telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia dan memiliki jamaah yang signifikan. Dalam perjalanannya, gerakan ini telah berupaya mempertahankan prinsip-prinsipnya sambil terus menghadapi tantangan dan penolakan. Klaim Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi dan Nabi kedua tetap menjadi fokus perdebatan dan pembicaraan, memisahkan pandangan di kalangan umat Islam. Dengan sejarah yang kaya dan pengaruhnya yang meluas, gerakan Ahmadiyah tetap menjadi subjek kajian yang menarik, mencerminkan keragaman dan dinamika kompleks dalam dunia Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun