Cobalah pikirkan jika di lubuk hati terdalam karena mungkin itulah masalahnya. Pikirkan dengan perlahan, cobalah akui dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan begitu, orang lain juga akan mendapatkan energi baik yang telah dirimu buat.Â
Bahwa kita tidak melihat orang lain sebagaimana adanya, tetapi kita melihat mereka berdasarkan diri kita yang sebenarnya.Â
Judgement seperti sebuah karat, yang akan merusak siapapun yang menyentuhnya.Â
Judgement bisa juga tertuju pada diri sendiri. Sebagai contoh, seseorang merasa khawatir ketika harus bertemu dengan orang asing baru di sebuah ruangan. Merasa bahwa orang lain akan berkata buruk, mencemooh, atau melakukan hal buruk padanya. Ini adalah bentuk penilaian terhadap diri sendiri. Bukan pemikiran orang lain, tetapi murni dari diri sendiri. Penderitaan yang tercipta karena tak mampu mengalahkan diri sendiri.Â
Contoh lain, seorang wanita merasa malu untuk berolahraga, karena sebelumnya dirinya tidak pernah berolahraga sama sekali. Dirinya takut teman-teman di sekitarnya tiba-tiba berkata,
"Tumben olahraga, biasanya juga ga pernah," dan itu terdengar memalukan. Tapi bayangkan saja, jika wanita ini ternyata telah menyadari, bahwa teman-temannya berkata demikian adalah sebuah pernyataan tentang diri mereka sendiri, dan itu hanyalah sebuah kekonyolan jika harus diterima akal.Â
Seseorang memiliki sebuah kecenderungan untuk memproyeksikan bagaimana orang lain menilai dirinya, yaitu dengan memberikan penilaian terhadap orang lain.
Tentu saja hal-hal seperti ini sudah terbiasa dilakukan, dan tidak menyadari bahwa itulah sebuah kritik diri yang kurang baik untuk diteruskan. Alangkah lebih baik, memikirkan terlebih dahulu setiap perkataan yang akan dikatakan, sebagai bentuk usaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Referensi:Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
