Terdapat banyak teori yang berkembang tentang gangguan kecemasan sosial. Seseorang yang memiliki gangguan kecemasan sosial telah mendapatkan diagnosis dari tenaga kesehatan professional, baik seorang dokter atau psikolog. Salah satu teori mengapa gangguan kecemasan sosial seseorang menetap  dijelaskan oleh Clark and Wells.
Berdasarkan teori tersebut seseorang dengan kecemasan sosial memegang kepercayaan kuat bahwa penting bagi dirinya untuk memberikan kesan baik kepada orang lain, tetapi di sisi lain mereka juga berpikir mereka tidak akan mampu melakukannya.
Salah satu kepercayaan umum yang dimiliki, seperti 'Aku adalah seseorang yang aneh' akan menciptakan sebuah asumsi tentang diri mereka sendiri, bagaimana orang di sekitar mereka menilai mereka. Lebih mudahnya, mereka seperti seolah olah mampu membaca pikiran orang lain, tentang dirinya, padahal belum tentu orang lain berpikir demikian.
Pemikiran seperti ini biasanya juga disertai dengan ekspektasi tinggi untuk melakukan yang paling terbaik disertai pemikirannya tentang apa yang akan orang lain pikirkan jika mereka melakukan sebaliknya.
Disinilah 'Lingkaran setan' yang terus membuat seseorang berpikir terus memiliki kecemasan. Perasaan terancam akan hal buruk yang akan terjadi oleh sesuatu yang hanya sebagian kecil presentase akan terjadi, dimana perasaan ini akan mempengaruhi kognitif, suasana hati, dan tindakan yang diambil.
'Lingkaran setan' ini terus berputar dan tertutup oleh informasi luar. Tidak ada informasi yang sesungguhnya yang didapatkan dari keadaan tersebut. Tidak ada pemikiran sebenarnya orang lain terhadap dirinya.
Fokus terhadap diri sendiri untuk menciptakan pemikiran apa yang akan orang lain pikirkan adalah salah satu teori yang perlu diketahui oleh seseorang dengan gangguan kecemasan sosial.
Mengetahui teori gangguan kecemasan sosial seperti ini, dapat membantu seseorang untuk dapat memutus 'Lingkaran setan' yang perlu dihindari.
Terdapat salah satu quote yang bisa diingat ketika kecemasan sosial datang,
"What other people think of me is none of my business."
Referensi:
1. https://link.springer.com/article/10.1007/s10567-018-0258-5
2. https://www.conquersocialanxiety.com/quotes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H