Mohon tunggu...
Dhey
Dhey Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I write anything I want

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Kemunafikanku

29 Agustus 2014   14:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini aku tersenyum begitu lebar, tertawa begitu keras

Humoris, begitulah mereka mendeskripsikan diriku ini

Hari ini aku melangkah, dibawah hujan deras

Bodoh mereka bilang, tapi saat itu aku sedang menangis

Hari ini aku tertidur lelap, diatas kasur yang sama sekali tidak empuk

Malas mereka bilang, tapi saat itu aku ingin lari sementara dari masalah yang menerpa

Aku adalah penipu

Senyumku tidak semanis itu, didalamnya pahit sekali

Tawa ini hanya kamuflase, dibaliknya tersimpan ribuan kesedihan

Mata yang berbinar-binar ini setiap malamnya terus menangis

Aku munafik

Ingin rasanya semua orang tahu kalau aku sedih

Tapi aku bukan orang yang seperti itu

Kubungkus rapih kesedihan itu, kujadikan ia sahabat

Yang kadang kerap membunuh jiwaku

Aku dan kemunafikanku

Berjalan beriringan

Saling membunuh

Kita lihat saja nanti

Siapa yang akan menang

Aku atau kemunafikanku

Depok, 29 Agustus 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun