Mohon tunggu...
Ongky Saputra DEWO
Ongky Saputra DEWO Mohon Tunggu... karyawan swasta -

HR Staff in Universitas Paramadina - Traveller - Bike to Work

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budayakan Sesuatu tetapi juga dengan perubahan yang lebih BAIK

9 Desember 2013   21:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:07 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Budayakan Sesuatu tetapi juga dengan perubahan yang lebih BAIK

Hidup Perubahan!!

Hidup Bangsa Indonesia!!

Sudah lebih dari setengah abad negara kita merdeka, perjuangan-perjuangan para pahlawan pun telah banyak meninggalkan banyak sejarah dan cerita tetapi apa hanya sekedar cerita dalam buku-buku sejarah anak-anak sekolahan tanpa kita sadari makna yang ada dalam perjuangan mereka. Kini mungkin kita telah tak lagi memiliki penjajah secara langsung terhadap bangsa kita. Saya sebut penjajah secara langsung karena memang sosok penjajah itu bukan dengan perang sana sini dengan kontak fisik secara langsung tetapi dengan cara menekan perekonomian dan mental bangsa-bangsa yang ingin dijajahnya. Bangsa kita kini terus terguncang sejak kemerdekaan karena semua negara yang pernah menjajah Indonesia tak ingin Indonesia merdeka sebab negara ini memiliki sumber daya alamnya yang melimpah yang seharusnya kitalah sebagai penerus perjuangan para pahlawan ini yang menjaganya bukan meusaknya begitu saja.

Sosok Indonesia saat ini tak jauh beda saat sebelum kemerdekaan, disana-sini berantakan dan ricuh tetapi sedikit berbeda, dulu kita melawan para penjajah dari luar bangsa Indonesia tetapi kini kita melawan negeri sendiri seakan-akan di adu domba oleh masalah yang kian lama kian semakin ruwet saja. Saat sang pemimpin mengatakan sesuatu hal namu selalu saja banyak orang yang mencari celah kesalahan dan membuat hal itu menjadi sebuah kesalahan yang besar yang membuat kita seolah-olah dibutakan akan hal yang kita sendiri kadang sangat mengerti tetapi itulah politik negeri ini yang terus berkembang sangat subur seperti hasil alam indonesia yang makmur.

Sekarang coba kita tapak tilas negeri ini. Saat dulu bangsa ini berdiri, ada para cendikiawan yang berpemikiran cerdas dalam mengembangkan potensi yang ada di indonesia sehingga kita mampu tergerak untuk terus berjuang dan memilih mereka menjadi pemimpin kita karena di anggap paling pintar dari masyarakat indonesia dulu yang minim mengenai dunia pendidikan. Tahun-tahun awal negara Indonesia merdeka adalah saat dimana mental negara kita akan perjuangan para pahlawan dan rasa nasionalisme serta kesatuan kita seakan makin luntur atau mungkin telah berubah. Kita semakin merasa bahwa sosok seorang wakil kita di pemerintahan telah melakukan banyak kesalahan yang membuat kita jadi geram tetapi seharusnya kita juga sadar akan usaha mereka untuk negeri kita tetapi tetaplah kita harus melakukan sebuah tindakan jika mereka tak mampu mendengarkan kita. Ada sebuah UU yang mereka buat dengan kesepakatan mereka dan kita disini seharusnya teliti apakah tindakan mereka sesuai dengan UU itu? Jangan hanya mampu menyalahi kita jika kita salah tetapi mereka kebal akan UU yang mereka buat itu.

Banyak hal yang membuat kita sebagai masyarakat Indonesia mulai luntur kepercayaannya kepada oknum pemerintah kita ini karena merekalah yang melakukan itu kepada kita seakan mereka telah banyak memberikan yang terbaik kepada kita jadi mereka pantas mendapat yang terbaik pula tetapi mereka juga harus memikirkan masyarakat yang lainnya.

Ada banyak pertanyaan yang kita ingin tanyakan kepada mereka dan mungkin tidak cukup waktunya dalam 1 masa jabatan mereka, tetapi ada 1 pertanyaan penting.

"Seandainya menjadi wakil rakyat adalah sebuah sukarela, Apakah kalian masih ingin berbondong-bondong untuk menjadi wakil rakyat disana?"

Kita ini juga harus sadar apa dengan cara demontrasi mampu menyelesaikan semua perkara? Mungkin dulu saat reformasi dengan cara itu kita mampu mengubah semuanya tetapi zaman kita telah berbeda dengan masa sebelum kita. Para wakil-wakil kita di atas pun dulu juga merupakan mahasiswa-mahasiswa yang meneriakkan aspirasi mereka tetapi kini mereka yang memimpin kita seolah tetap melakukan hal yang sama pada pemerintahan yang ada.

Tak cukup bagi kita memikirkan setiap kendala atau hal yang ada tetapi seakan hidup di Indonesia hanya sekedar berdasarkan budaya yang ada tanpa memikirkan perkembangan yang harus di hadapi sehingga membuat kita tetap monoton pada hal yang sama. Kita tetap harus mengaspirasikan pendapat kita tetapi hal yang terbaik adalah kita yang menjadi orang yang kita teriakkan itu agar kita tau bagaimana permasalahan yang mereka hadapi tidak hanya meneriakkan saja tetapi saat kita menjadi bagian mereka, kita mengikuti hal yang mereka lakukan dengan terus MEMBUDAYA.

Mungkin tak mudah untuk menghilangkan suatu budaya yang sudah melekat dalam sebuah diri seseorang tetapi itulah sosok dari suatu negeri harus bisa menyaring suatu budaya yang ada agar seluruh masyarakatnya dapat menjadi lebih sejahtera. Peran suatu budaya adalah suatu bagian dari kehidupan yang menunjang adanya sebuah kebiasaan berkaitan dengan penerapan norma di masyarakat. Budaya itu sangatlah penting karena bukan hanya sebagai identitas suatu bangsa tetapi juga sebagai alat menyatukan bangsa, maka haruslah kita bisa menjaga budaya negeri kita agar tidak tercemar dengan hal-hal yang tidak baik karena budaya itu pasti akan turun menurun dan jangan sampai hal yang buruk dapat menurun juga.

Budaya yang sudah ada di dalam suatu roda pemerintahan walau mungkin memiliki beberapa kekurangan tetapi haruslah diperbaiki dengan perubahan yang lebih baik sehingga tidak menjadi nilai kurang untuk anak cucu negeri ini kelak karena siapa lagi yang akan mengembangkan negeri ini kecuali penerus bangsa ini. Memang tidak mudah menghapus kaum minoritas yang telah merusak identitas bangsa ini tapi peran kita semualah yang harusnya menjadi pengamat dan pengawas dalam pemerintahan yang ada.

Contoh yang dapat diambil adalah sering terjadinya sebuah korupsi yang ada di negeri ini seakan menjadi sebuah buah bibir di seluruh penjuru dunia. Para koruptor yang ada tidak pernah habis dan terus ada tanpa kurangnya kesadaran dari mereka semua akan apa yang telah dilakukan. Mungkin enak untuk mendapatkan uang dengan cepat tapi cara yang ditempuh sangatlah tidak dibenarkan. Gaji mereka terus meningkat untuk meminimalisasi tindak korupsi tetapi seakan hal itu menjadi budaya yang sangatlah tidak baik. Dari melihat atasan atau orang sebelumnya yang telah melakukan korupsi memberikan pembelajaran bagi orang selanjutnya untuk melakukan korupsi juga. Sudah ada kini mata kuliah anti korupsi yang diajarkan universitas atau masuk dalam mata kuliah pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan yang menjadikan sebuah pelajaran moral dan etika dalam hidup sosial dan politik dalam menindaklanjuti permasalahan korupsi ini. Sangatlah penting moral mahasiswa yang akan menjadi penerus bangsa kelak dan mahasiswalah yang menjadi peran agen of change.

Demikianlah sedikit artikel yang penulis ciptakan seperti gading yang memiliki sebuah retakan layaknya artikel ini yang masih harus melakukan beberapa perkembangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan untuk seluruh pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran. Penulis ucapkan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun