Menurutnya, kita ga perlu pinter-pinter amat di bidang ekonomi untuk menulis artikel tentang ekonomi. Kita bisa memperoleh inspirasi dari para pelaku ekonomi seperti para pedagang di pasar dan bank daerah yang ada di seputar rumah kita, pemanfaatan bank pasar/daerah oleh para nasabahnya, berbagai komoditi yang diperjualbelikan di pasar, pemanfaatan pegadaian dan sebagainya.
Menarik. Ternyata menulis dengan tema ekonomi tidak seruwet membaca grafik naik turunnya saham yang jadi target investasi kita dan tidak semenakutkan membaca tagihan kartu kredit ya..
Tapi tentu saja dengan mengambil sudut pandang yang kita sukai dan kuasai serta tak malas menggali. Setuju?
Dari mas Isjet, Iskandar Zulkarnaen pembicara kedua, kami memperoleh tips bagaimana membuat tulisan yang mewakili sebuah brand yang tentu saja memiliki target tertentu. Selain membuat ulasan yang jujur dan otentik, peka dalam menentukan waktu penayangan tulisan, penulis juga dituntut untuk sabar dan flexibel terhadap tuntutan klien dalam mengulas produknya. Kalo enggak invoice nya bisa ga cair lho...
Hm.. Dengan pemateri yang yuhu yuhu dan semangat berbagi mereka yang luar biasa ini, saya jadi kehilangan alasan untuk malas menulis.
Bagaimana kalau saya mulai dengan tulisan fiksi? Genre tulisan favorit saya, di mana saya bisa bermain sebagai Tuhan yang mengatur hidup mati, sedih bahagianya para tokoh utama.
Bagaimana dengan kamu?
Kamu mau menulis apa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H