Hobi berburu kopi dan berbagai jenis sambal saat mengunjungi berbagai daerah mempertemukan saya dengan Andaliman beberapa tahun yang lalu. Tepatnya Sambal Andaliman. Aromanya yang segar dan khas, rasanya yang sedikit getir dan pedasnya unik - antara ada dan tiada membuat saya mengira kalau Andaliman adalah sejenis jeruk-jeruk purut, jeruk limo atau bahkan daun jeruk.Â
Sensasi pedas getir yang unik yang menjalari seluruh lidah saat menikmatinya membuat Sambal Andaliman ini menjadi salah satu sambal favorit saya yang tidak pernah lupa saya ajak pulang saat saya mengunjungi Medan.
Beberapa tahun kemudian saya baru tahu kalau Andaliman juga menjadi bumbu andalan Arsik - Ikan Mas Bumbu Kuning yang sempat saya coba pada sebuah acara Upa-upa dan Naniura yang pada masa lampau merupakan masakan para bangsawan Batak yang namanya mirip judul film itu. Tetap saja, saya masih berpikir kalau Andaliman itu adalah sejenis jeruk. Atau daun jeruk.
Nah, tanggal 6 April 2019 yang lalu saya berkesempatan menghadiri sebuah Talkshow bertema Andaliman, Cita Rasa Danau Toba yang membuat saya jadi lebih mengenal si imut eksotis ini. Dari acara yang digagas oleh Rempah Andaliman dan Yayasan Doktor Sjahrir ini akhirnya saya tahu bahwa Andaliman yang bernama latin Zanthoxylum Acanthopodium itu adalah buah mungil berbentuk bulat yang tumbuh bergerombol seperti buah pada tanaman anak nakal berwarna hijau yang juga merupakan tumbuhan perdu dan masih satu keluarga denganjeruk. Hm..pantesan saja rasanya agak mirip ya walaupun si mungil ini sedikit nakal dan suka menggigit.
Andaliman yang saat ini sudah dikembangkan sebagai bumbu pemeriah pada kripik bawang pedas Andaliman yang rasanya mirip kripik Ma Icih, Kacang Telur Andaliman, Sasagun Andaliman dan Bandrek Andaliman ini ternyata juga memiliki berbagai manfaat yang bisa didapat dari zat-zat yang dikandungnya.Â
Mengandung berbagai zat antioksidan, vitamin C, vitamin E dan zat antimikroba membuat Andaliman juga memiliki potensi untuk menggantikan keberadaan zat pengawet sintetis pada makanan, menjadi bahan dasar obat-obatan anti peradangan, suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta bahan dasar kosmetik yang memilki kemampuan anti aging.
Potensi lain di bidang kuliner yang mungkin masih bisa dikembangkan dari si mungil eksotis ini menurut saya adalah kolaborasi antara Andaliman dan kopi lokal, seperti Kopi Mandailing atau Kopi Aceh yang dikemas dalam bentuk bubuk maupun Cold Brew Coffe dalam botol kaca yang siap dinikmati saat kunjungan wisata di sekitar danau Toba dan Medan. Atau bahkan kalau kita telah terbiasa mengenal Coklat Chilli dengan rasanya yang sedikit pedas, Coklat Andaliman bisa lebih mendunia dengan mengangkat sisi eksotis dan rasa uniknya.
Bagaimana menurutmu adakah potensi tersembunyi dari Andaliman yang masih bisa dikembangkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H