Mohon tunggu...
Dhevi Anggarakasih
Dhevi Anggarakasih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dhevi Anggarakasih

Just want to be the best version of me

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belanja di Media Sosial, "E-Commerce", atau "Marketplace"?

20 November 2018   22:05 Diperbarui: 21 November 2018   11:20 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 14 November 2018 yang lalu, berlokasi di Salak Tower Hotel, Bogor. Saya, beberapa teman Kompasianer dan beberapa awak media memperoleh kesempatan untuk menghadiri acara Kopiwriting bertema "Belanja Online di Social Media atau E-Commerce".

Acara Kopiwriting ini menghadirkan Vice President of Marketing JNE Bapak Eri Palgunadi, Tenaga Ahli Senior Perdagangan Sekretariat Roadmap E-Commerce dari Kemenko Bidang Perekonomian Republik Indonesia Bapak Mohamad Rosihan serta Sandra Alfian, Co-Founder Sunkrisps- seorang pelaku bisnis online sebagai narasumber.

Belanja Online di Social Media, E-Commerce dan Market Place

Buat yang ga pernah lepas dari gajet seperti saat punya gebetan baru, tau dong betapa seru dan asyiknya belanja secara online. Ada yang belanja via social media seperti Facebook, Instagram bahkan Twitter. Belanja di E-Commerce seperti Zalora, BerryBenka, Tiket.com dan lain sebagainya yang biasanya suka kasih diskon dan punya segudang promosi. Atau bahkan belanja di Market Place yang pilihan tokonya banyak, dengan berbagai jenis barang yang sama dan harga yang berbeda sehingga kita bisa memilih mana yang lebih murah.

Semuanya sama serunya, tinggal klik klik klik ga perlu ke mana-mana atau juga bisa sambil melakukan aktifitas lain, barang yang kita perlukan dan inginkan bisa sampai ke depan pintu rumah (Itu kalo rumahnya ga ada pagarnya ya)

Ga bisa dipungkiri memang bahwa perkembangan dunia digital yang begitu pesat di seluruh belahan dunia  turut menggairahkan perkembangan  potensi UMKM di berbagai daerah di Indonesia. Kemudahan mengakses internet di mana pun kapan pun, membuat para pelaku usaha memperoleh keleluasan "menggelar lapak" mereka tanpa harus sibuk menggotong dagangannya ke sana kemari, tanpa harus melakukan tawar menawar yang menguras energi atau bahkan tanpa perlu memilah milih lokasi penjualan dengan bantuan ahli Feng Shui.

Berbagai bisnis online yang bertumbuhan seperti jamur di musim hujan, tidak saja memberikan kontribusi yang positif bagi pergerakan roda perekonomian Indonesia tetapi juga memberikan peluang bagi berbagai produk lokal untuk lebih dikenal di berbagai penjuru dunia dan membawa nama harum Indonesia. Mau dong Indonesia jadi sekeren itu?

Pun bagi para pembeli, yang dipermudah dan dimanjakan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang bisa didapatkan tanpa harus bermacet ria, tanpa harus berbasah peluh menenteng barang belanjaan dari toko ke rumah, tanpa resiko dompet dan uang ketinggalan, tanpa di jalan barangnya dipalakin tetangga dan lain sebagainya.

Untuk mendukung perkembangan UMKM di seluruh penjuru negeri, JNE sebagai perusahaan ekspedisi yang telah beroperasi di Indonesia sejak 28 tahun yang lalu, tak henti melakukan pembaruan yang dapat memudahkan para pelaku on line shop dalam mendistribusikan produknya ke berbagai pelosok.

Mengantisipasi, boomingnya pengiriman barang ke berbagai daerah di Indonesia akibat pesatnya penjualan berbagai produk secara on line, menurut Bapak Eri, sejak tahun 2000-2006 JNE yang mengusung tag line "Connecting People"  ini merubah sistem shiftingnya yang memungkinkan pengirim maupun penerima barang memantau pergerakan barangnya.

Selain itu, untuk mendukung kemudahan para pelaku online shop dalam menggunakan jasanya dengan tepat, JNE juga memberikan edukasi mengenai cara pengepakan untuk berbagai macam barang, memilah apakah barang yang akan dikirimkan bisa dibongkar pasang atau tidak sehingga mempermudah pengepakan dan pengiriman, dan lain sebagainya.

Senada dengan Bapak Eri, Bapak Rosihan juga menyampaikan berbagai program pemerintah yang telah berjalan dalam upaya mempercepat sistem perdagangan berbasis elektronik ini. Salah satunya dengan merilis Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik atau Road Map E-Commerce Tahun 2017-2019 agar transaksi perdagangan dapat lebih terarah dan lebih cepat mencapai tujuan.

Tujuan utamanya adalah agar pada tahun tahun 2020 nanti, E-Commerce maupun Market Place yang ada di Indonesia sepenuhnya dapat dikuasai oleh produk-produk lokal dan para penjual lokal. Yang artinya semua pemasukan akan bisa mensejahterakan kita-kita juga. Bukan saja para pelaku bisnis on line, tetapi juga para produsen, pelaku bisnis ekspedisi, para pedagang kecil, petani, nelayan dan lainnya juga bisa memperoleh dampak ekonomi yang signifikan dari perputaran ekonomi global ini.

Untuk itu, menurutnya pemerintah sangat berharap agar Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di berbagai daerah sejak mulai mengawali bisnisnya bisa masuk ke jalur formal secara on line agar mudah dipantau perkembangannya, mudah memperoleh bantuan permodalan maupun diberikan bantuan edukasi dari berbagai instansi pemerintah dalam mengelola bisnisnya serta bisa terhindar dari penipuan dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun