Matahari  sedang terik-teriknya saat saya tiba di lobby Selatan La Piazza Kelapa  Gading. Waktu menunjukkan pukul 13.30. Waduh saya kecepetan datang lagi..Padahal janji temu bersama teman-teman rombongan KPK - Kompasianer Penggila Kuliner untuk BukBer di Festival Ngabuburit Kuliner La Piazza Kelapa Gading adalah jam 16.00.Â
Maklum, saya sudah lama sekali tidak  berkunjung ke daerah ini. Mungkin terakhir ke sini sekitar tahun 2010. Takut  datang terlambat, nebenglah saya pada tetangga yang punya janji temu di  Gerejanya di kawasan yang sama. Dan...saya malah  datang kecepetan...hahaha...
Celingak celinguk ga ada siapa pun kecuali  seorang petugas security yang berjaga di depan pintu masuk. Yang setelah 3 kali menguap, saya dekati. Waktu saya tanya tentang Festival Kuliner  Ngabuburit, dia menunjukkan arah menuju lokasinya sambil memberikan  informasi bahwa event itu akan dimulai pada pukul 16.00 sampai dengan pukul 22.00. Tentu saja, namanya juga kuliner Ngabuburit. Pasti baru beroperasi menjelang jam berbuka.Â
Tadinya  sih saya mau muterin semua booth dan gerobak makanan yang selintas judulnya mencabik cabik hati dan perut saya sambil memilih makanan apa saja  yang mau saya coba  nanti. Tapi  teriknya matahari yang bikin pipi saya terasa terbakar membuat saya memutuskan untuk ngeluyur di dalam Mall Kelapa Gading. Ngadem.
Jam  15.00 saya balik lagi ke TKP dan duduk di belakang gerobak  Siomay dan Lumpia  Ny.  Fransesca menunggu teman-teman KPK datang. Rombongan Lumpia menyusul rombongan Siomay yang digoreng  di depan mata saya membuat saya memutuskan ke mana hati ini akan  berlabuh nantinya. Ehm..
Teman-teman  rombongan KPK yang dimulai dengan Pak Sutiono Gunadi dan Mas Rahab Ganedra pun bermunculan secara sporadis menjelang jam berbuka, akhirnya juga  memutuskan untuk memilih base camp kami di belakang gerobak Siomay dan  Lumpia Ny. Fransesca tadi. :D
Kami pun berkeliling ke semua tenant kuliner yang ada, yang pas jam 16.00 hampir semuanya sudah buka. Dan menggalau berjamaah..Gimana ga galau coba, setiap kali mengitari 35 tenant booth, 23 tenant gerobak dan 2 tenant warteg yang ada di seluruh area Festival Kuliner Ngabuburit ini pilihan kami selalu berubah-ubah. Ada Es Cendol Elizabeth yang sempat happening itu, Baso Aci Bandung yang lucu dan imut-imut, Gulai Tikungan Blok M, Bakmi Mercon Ha-El, Es Pisang Ungu dan ES Duren dari Negeri Ungu yang terlihat segar, unyu dan romantis, Susu goreng yang unik - apa coba susu kok digoreng?! Tumpukan Jengkol Balado, Sambel Goreng Ati Ampela dan Sambel Goreng Udang yang ada di tenant Lotong Sayur Kezra yang bahkan bikin mas Rahab maju mundur untuk mencicipinya. Hehehe...
Jadi ya itu tadi, akhirnya pilihan saya jatuh pada Baso Balungan di tenant Bakso T-sumsum Mejiku yang deretan balungnya begitu ajib melambai-lambai di depan mata. Membuat saya bertekuk lutut. Sumpah, baru kali ini saya mencoba menikmati sumsum dengan cara diseruput menggunakan sedotan ! itu juga setelah memperoleh wejangan dari mas Rahab yang sudah pernah mencobanya.Â
Dan ternyata masih salah, karena seharusnya saya menuangkan kuahnya dulu ke dalam balung raksasa berukuran XXL itu tadi dan menyeruputnya. Hahaha..Ternyata bukan saya saja yang tergoda menyeruput sumsum dari tulang belulang yang biasa bersliweran di film Flinstone ini, Ki Demang dan mbak Hidayah juga memilih menu yang sama.Â