Mohon tunggu...
Dhevi Anggarakasih
Dhevi Anggarakasih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dhevi Anggarakasih

Just want to be the best version of me

Selanjutnya

Tutup

Money

Forex Trading: Salah satu Cara Seksi Berinvestasi

3 September 2017   00:49 Diperbarui: 23 September 2017   10:42 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya  mulai mengenal jual beli Forex - Foreign Exchange  atau yang lebih  dikenal sebagai Valas - Valuta Asing sejak pertengahan tahun 90an. Waktu  itu, saya bekerja di sebuah hotel berbintang 4 di kawasan Bekasi yang  memungkinkan saya terkadang memperoleh uang tip dari para tamu yang kami layani.

Biasanya  uang tip itu saya kumpulkan, kemudian saya tukarkan dengan rupiah di  money changer terdekat. Tidak banyak memang rupiah yang saya dapatkan,  tapi buat  pegawai kontrak dan anak kost seperti saya saat itu lumayan  membantu untuk membeli ini dan itu.

Setiap  kali menukarkan uang tip yang saya peroleh dengan rupiah, saya selalu  memperhatikan board yang terletak di dekat meja resepsionis money  changer yang berisi informasi berapa banyak rupiah yang akan saya  dapatkan dengan menukarkan uang asing yang saya miliki. Dan setiap kali  saya datang ke sana nilainya selalu berubah-ubah. Terkadang saya bisa  memperoleh rupiah lebih banyak dari saat terakhir penukaran atau malah  lebih sedikit, padahal Valas yang saya tukar jumlahnya ya segitu-segitu  saja.

Sejak  saat itu, sebelum melakukan penukaran saya selalu memperhatikan kurs  yang ada di board. Kalau angkanya lebih besar dari saat terakhir saya  datang langsung saya tukarkan, kalau tidak. Mata uang asing itu saya  simpan dulu.

Masalahnya  tiap pecahan mata uang itu memiliki nilai yang berbeda walaupun angka  yang tertera sama persis. Tergantung kondisinya : masih mulus, sudah  lecek, ada bekas lipatan, dekil dan sebagainya. 

Yang  kayak begini ini yang cukup merepotkan. Saya harus pasrah dengan  nilai yang ditentukan oleh money changer kalau kondisinya tidak lagi mulus seperti habis disetrika.

Untuk  mengantisipasi kerugian, saya tukarkan saja pecahan-pecahan kecil Valas  yang saya miliki dengan pecahan yang lebih besar dengan kondisi yang  mulus lusss, lalu saya simpan, menunggu kurs berubah lebih baik dan  lebih menguntungkan.

Dan  kalau sudah begitu, saya tinggal pilih mau saya tukar di money changer  atau di bank-bank sekitarnya. Tinggal dicek, mana yang kursnya lebih  cihuy.

Saat  memperoleh promosi dan tidak lagi bersentuhan dengan uang tip, saya  tetap rajin mengintipi board kurs yang ada di bank-bank dan money  changer dekat kantor. Kalau kursnya rendah dan saya punya cukup uang,  saya akan membeli beberapa lembar Valas pecahan besar dan menyimpannya  untuk saya tukar waktu kurs tukarnya membaik.

Merepotkan, ribet dan perlu banyak waktu dan tenaga ya?

Tapi  percaya deh, saya berhasil mengumpulkan dana untuk nyicil rumah pada  usia 24 tahun dengan kegiatan yang akhirnya saya kenali sebagai forex  trading ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun