Mohon tunggu...
Dhevi Anggarakasih
Dhevi Anggarakasih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dhevi Anggarakasih

Just want to be the best version of me

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Relawan Nusantara Sehat : Bersinar Terang Tanpa Perlu Menjadi Bintang

21 Oktober 2015   00:17 Diperbarui: 21 Oktober 2015   00:43 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“It doesn’t matter how ordinary you think you are. We are all have potential to be a hero “ - Hero Reborn the series

Di tengah riuhnya para politisi maupun para selebriti tanah air berebut panggung untuk menjadi bintang yang sinarnya paling terang sehingga mampu menyilaukan mata. Berlomba mengeluarkan suara yang mampu memekakkan telinga. Sesungguhnya ada sekelompok bintang, dan mungkin ribuan calon bintang di luar sana yang bersinar tanpa berusaha menjadi lebih terang, tanpa menyilaukan mata, tanpa hiruk pikuk dan kegaduhan. Yang suaranya nyaris tak terdengar, tapi pasti akan mampu bergema ke seluruh penjuru nusantara. Mereka adalah relawan Nusantara Sehat.

Siapakah relawan Nusantara Sehat?

Mereka adalah para bintang yang sesungguhnya, yang mengabdi pada negeri karena panggilan hati nurani. Yang rela meninggalkan bujukan setumpuk materi untuk membangun negeri, mendukung pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan umum di daerah-daerah terpencil dalam upaya mewujudkan Indonesia Sehat.
Para relawan Nusantara Sehat ini adalah para tenaga professional kesehatan dengan latar belakang medis yang terpanggil nuraninya untuk mendarmabaktikan kemampuan terbaik mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah pinggiran – tidak pas di pinggir mungkin tapi daerah-daerah yang umumnya sulit dijangkau dengan jalur normal seperti perbatasan, daerah-daerah terpencil dan tertinggal serta kepulauan 
Para relawan Nusantara Sehat ini terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboraturium medik, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan masyarakat yang diterjunkan dalam satu tim beranggotakan 5 – 9 orang berusia dibawah 30 tahun. Hm..usia produktif yang sedang semangat-semangatnya membangun karir.

Bayangkan, apa saja yang pastinya mereka harus korbankan? Sekolah bertahun-tahun dengan biaya yang tidak sedikit, harus terpisah dari keluarga dan orang-orang tercinta selama dua tahun, kesempatan membangun karir di usia muda, kenyamanan memanfaatkan teknologi dan masih banyak lagi.
Dan bagaimana mungkin mereka bersedia mengorbankan semua itu untuk berbagai kesukaran yang terbentang di depan mata? Terdampar di daerah yang jauh dari “peradaban “ arus teknologi yang artinya kesukaran akses komunikasi akan sering terjadi, kesenjangan komunikasi dengan para penduduk, sukarnya mencapai daerah “medan perjuangan”, buruknya sanitasi dan kesukaran-kesukaran lainnya kalau bukan karena cinta yang begitu besar pada bumi pertiwi?

Dari salah satu wawancara yang dilakukan oleh bapak Anjari Umarijanto dengan salah satu relawan Nusantara Sehat Tahap 1 Putri Indah Nirmala berikut, kita bisa membayangkan betapa jauhnya jarak yang harus ditempuh untuk mencapai “tanah pengabdian”
https://www.youtube.com/watch?v=JNNGYfOwkXc

Bagaimana saya mengenal program Nusantara Sehat?
Melalui salah seorang sesepuh #SahabatJKN, bapak Anjari Umarijanto, pada tanggal 13 Oktober 2015 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengundang para blogger, para “agak blogger” seperti saya dan blogger #SahabatJKN untuk mengenal lebih dekat program Nusantara Sehat.

Berlokasi di Artotel Thamrin – Jakarta, hadir sebagai nara sumber mbak Diah Saminarsih pendiri Pencerah Nusa yang merupakan cikal bakal lahirnya program Nusantara Sehat dan “Kang Maman” Suherman, penulis, notulen ILK dan wartawan serta ibu drg. Murti Utami, MPH dari Kementrian Kesehatan, yang membuka acara Temu Blogger #SahabatJKN tersebut.

Acara yang berlangsung penuh keakraban, santai sekaligus serius dan seru ini membuat hati saya makin menciut. Terutama saat menyimak cerita perjalanan panjang para relawan untuk mencapai daerah penempatan. Kesukaran karena sarana dan prasarana yang tidak memadai, jauhnya jarak tempuh dari satu daerah ke daerah lainnya. Suatu upaya pembuktian cinta terhadap negeri. Suatu upaya menjaga komitmen untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagi bangsa dan tanah air. Tanpa nama harum, tanpa sorotan cahaya, tanpa puja puji.

“Kewajibanmu hanyalah bekerja, bukan pada imbalannya.” – Bhagawat Gita

Lantas, apa peran blogger pada program Nusantara Sehat ini?

Mengutip pernyataan dari Kang Maman saat acara diskusi berlangsung bahwa semua orang bisa berkontribusi di program Nusantara Sehat ini sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
Jadi, mari rekan-rekan blogger kita dukung program Nusantara Sehat ini dengan mengekspos segala hal tentang program Nusantara Sehat ini melalui semua social media yang kita miliki dan buatlah suara para relawan Nusantara Sehat ini makin menggema, dukunglah mereka untuk bersinar terang tanpa harus menjadi bintang !

Sumber :

www.nusantarasehat.kemkes.go.id
https://twitter.com/Nusantara_Sehat

www.facebook.com/Nusantara Sehat

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun