3. Penggunaan Zat-zat Berbahaya:
  - Stres sering kali membuat orang meningkatkan konsumsi alkohol, merokok, atau minum kopi berlebihan, yang semuanya dapat merusak mukosa lambung dan meningkatkan risiko terjadinya maag.
4. Â Perubahan Fisiologis:
  - Stres dapat menyebabkan perubahan fisiologis dalam tubuh, seperti penurunan aliran darah ke lambung dan penurunan produksi prostaglandin pelindung yang menjaga lapisan lambung tetap sehat. Hal ini dapat membuat lambung lebih rentan terhadap kerusakan asam.
5. Gangguan Sistem Kekebalan:
  - Stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat lambung lebih rentan terhadap infeksi bakteri, seperti Helicobacter pylori, yang merupakan penyebab umum dari gastritis dan ulkus peptikum.
6. Â Pengaruh Psikologis:
  - Stres psikologis dapat mempengaruhi bagaimana tubuh merespons rasa sakit dan ketidaknyamanan. Seseorang yang mengalami stres mungkin lebih sensitif terhadap gejala yang disebabkan oleh kondisi lambung, seperti nyeri atau rasa terbakar.
7. Perilaku Prokrastinasi dan Kurang Tidur:
  - Stres sering kali diikuti dengan perilaku prokrastinasi dan kurang tidur, yang dapat mengganggu ritme biologis dan metabolisme tubuh, termasuk fungsi pencernaan, dan memicu atau memperburuk gejala maag.
Untuk mengatasi maag yang dipicu oleh stres, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti:
- Menerapkan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam.
- Menjaga pola makan yang sehat dan teratur.
- Menghindari konsumsi alkohol, rokok, dan kafein berlebihan.
- Mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas.
- Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan jika diperlukan.
Dengan mengelola stres dengan baik, risiko terjadinya maag dapat diminimalkan dan kesehatan pencernaan dapat lebih terjaga.