Masalah Pengangguran di Tengah Era Digital: Penyebab dan Solusi
Â
Dhestina Wahyu Prameswari 2403050016
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Pengangguran merupakan masalah yang masih terus dihadapi oleh beberapa termasuk Indonesia. Ditengah pesatnya teknologi dan perekonomian digital, pengangguran masih menjadi masalah yang serius karena adanya pergeeran pola dalam pekerjaan dan kebutuhan yang baru dalam keterampilan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 data BPS menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia mencapai angka 7,86 juta, dari total 147,71 juta angkatan kerja. Angka tersebut turun sekitar 0,54 persen dibandingkan pada tahun 2022 yang mencapai 8,42 juta orang. Di era yang digital seperti sekarang dunia pekerjaan pasti membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan cakap dalam menggunakan teknologi digital, seperti pekerjaan yang berbasis internet, e-commerce, dan industry kreatif. Artikel ini bertujuan menganalisis tantangan yang dihadapi dalam menghadapi, mengatasi, dan Solusi untuk mengatasi pengangguran di era sekarang ini. Tingkat pengangguran dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, perubahan teknologi, perubahan kebijakan ketenagakerjaan, perubahan aktivitas ekonomi, ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja dan permintaan pasar, kurang minatnya para pekerja terhadap pekerjaan yang ditawarkan atau kurangnya mobilitas geografis. dan masih banyak lagi.
Kata Kunci: Pengangguran, Era digital, kebijakan pemerintah, pekerja, ekonomi digital, keterampilan.
PENDAHULUAN
Pengangguran merupakan permasalahan sosial dan ekonomi yang masih saja terus dihadapi oleh Indonesia. Pengangguran adalah masalah yang sangat krusial karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami. Pengangguran telah mengalami banyak perubahan yang dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya yaitu kemajuan teknologi. Terjadinya pengangguran dapat dikarenakan jumlah lapangan pekerjaaan di wilayah tersebut tidak dapat memenuhi jumlah tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak seimbang. Hal ini mengakibatkan bertambahnya jumlah pertumbuhan tenaga kerja melebihi jumlah kesempatan kerja yang ada. Di era digital seperti sekarang ini pengangguran mengalami perubahan yang cepat seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi seperti teknologi informasi dan komunikasi, munculnya teknologi canggih seperti robot juga dapat merubah cara kerja diberbagai sektor industri baik dalam manufaktur, pelayanan, dan yang lainnya. Hal ini
dapat menggantikan peran manusia sebagai pekerja dan digantikan dengan tenaga robot. Apabila pengangguran tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan masalah sosial yang lain, dan berpotensi mengakibatkan kemiskinan. Di sisi lain kemajuan teknologi sebenernya dapat membuka peluang terciptanya berbagai pekerjaan baru yang berhubungan dengan sektor digital. Selain itu kemajuan digital dapat menyebabkan ketimpangan keterampilan antar tenaga kerja, yaitu pekerja yang mudah beradaptasi dan menguasai teknologi dengan pekerja yang tidak memiliki kemampuan digital yang memadai. Penyebab pengangguran dapat dilihat dari berbagai perspektif ilmu sosial, seperti ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu politik, ilmu psikologi dan yang lainnya. Seiring dengan perkembangan, perlu mengetahui penyebab pengangguran secara lebih dalam dan menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi pengangguran .
Pembahasan
Pengangguran diartikan sebagai seseorang yang belum mmiliki pekerjaan atau sedang mencar pekerjaan. Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan, tetapi belum memperolehnya. Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, penyebab pengangguran juga dapat dilihat dari berbagai perspektif ilmu sosial. Salah satunya yaitu dilihat dari perspektif ilmu sosiologi pengangguran dapat disebabkan karena terjadinya senjangan sosial, perbedaan dalam mengakses pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja yang tidak merata di antara berbagai kelompok masyarakat dapat menyebabkan pengangguran, terutama bagi kalangan yang kurang mampu dan terpinggirkan, selain itu juga diskriminasi mengenai gender, agama, suku, atau latar belakang sosial dapat membatasi kesempatan kerja bagi kelompok tertentu. Dilihat dari perspektif ilmu ekonomi kurangnya lapangan pekerjaan dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang lambat dan rendah, dan kurangmya inovasi untuk menciptakan sektor baru dapat menyebabkan kurangnya lapangan pekerjaan, selain itu kesenjangan antara ketrampilan yang dimiliki oleh angkatan kerja dengan kebutuhan pasar kerja. Dilhat dari sudut pandang ilmu politik kebijakan pemerintah yang rumit dan erbelit-belit merupakan kebijakan yang tidak relevan bagi dunia usaha karena hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pengangguran, korupsi dapat menghambat dalam pertumbuhan ekonomi, sehingga menyebabkan lapangan kerja. Dilihat dari perspektif sosiologi, salah satu hal yang dapat menghambat individu dalam mencari pekerjaan yaitu kurangnya motivasi kerja, rasa putus asa, dan rasa percaya diri yang kurang. dan pendangan sosial terhadap pengangguran memperburuk kondisi psikologis seseorang tersebut sehingga dapat mengahambat dalam pekerjaan dan merasa dikucilkan dalam duia kerja.
Solusi untuk mengatasi penganguran dilihat dari perspektif ilmu sosiologi pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mengurangi kesenjangan sosial seperti bantuan sosial, akses pendidikan yang merata, pemberdayaan masyarakat dan mendorong kesetaraan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja bagi semua lapisan masyarakat dan pemerintah perlu menegakkan aturan untuk mencegah segala bentuk diskriminasi dalam dunia kerja. Selanjutnya yaitu solusi untuk penangguran dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan seperti meningkatkan investasi, mendorong inovasi, dan mengembangkan sektor-sektor baru dan perlunya untuk melatih para pekerja agar tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja diperlukan pemerintah dan dunia usaha bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kerja. Dilihat dari sudut pandang ilmu politik solusi untuk pengangguran yaitu perlunya penegakan hukum yang tegas untuk menghukun para koruptor dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Solusi untuk mengatasi pengangguran dilihat dari perspektif ilmu psikologi yaitu dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri dan memotivasi kerja dan menciptakan layanan psikologi untuk mengatasi stres akibat pengangguran, dan dukungan dari lingkungan sekitar untuk mengatasi rasa putus asa. Solusi untuk mengatasi pengangguran ini sangat diperlukan untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara dengan pengangguran yaan sedikit di era disital sekarang ini
Kesimpulan
Pengangguran tetap menjadi tantangan serius di Indonesia, meskipun terdapat kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi digital. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, tingkat pengangguran mencapai 7,86 juta orang, dengan penurunan kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, perubahan pola pekerjaan dan kebutuhan keterampilan akibat perkembangan teknologi menjadikan masalah ini lebih kompleks. Berbagai faktor, seperti ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dan permintaan pasar, kebijakan ketenagakerjaan yang tidak efektif, serta diskriminasi sosial, turut berkontribusi pada tingginya angka pengangguran.
Dalam menghadapi masalah ini, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Dari perspektif sosiologi, penting untuk menciptakan kebijakan yang mengurangi kesenjangan sosial dan diskriminasi. Dari sudut pandang ekonomi, perlu ada dorongan untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui investasi dan inovasi, serta pelatihan yang sesuai bagi tenaga kerja. Dari aspek politik, penegakan hukum yang tegas terhadap korupsi sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan lapangan kerja. Selain itu, dari perspektif psikologi, dukungan moral dan layanan psikologi dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri para pencari kerja.
Daftar Pustaka
Frisnoiry, S., Sihotang, H. M., Indri, N., & Munthe, T. (2024). Analisis Permasalahan Pengangguran Di Indonesia. Kompak: Jurnal Ilmiah Komputerisasi Akuntansi, 17(1), 366-375.
Hasanah, M. (2021). Pandemi Covid-19: Inflasi dan pengangguran dalam perspektif ekonomi islam. Asy syar'iyyah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Perbankan Islam, 6(1), 1-22.
Marumu, M. N. H. D., & Peuru, C. D. (2022). Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Tolitoli. Growth: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 4(1), 19-26.
Muslim, M. R. (2014). Pengangguran terbuka dan determinannya. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 15(2), 171-181.
Wahyudi, A. (2023). Pengelolaan Ketenagakerjaan dan Pengangguran dalam Islam: Sebab, Dampak, dan Solusi. Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 8(3).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H