Mohon tunggu...
Dhesky Aris
Dhesky Aris Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pemerhati sosial dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Politik

2014, Tahunnya Teroris?

1 Januari 2014   10:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miris juga melihat berita pagi ini (01012014), selain berita semarak perayaan tahun baru 2014 ternyata berita mengenai penggerebekan teroris menjadi menjadi bumbu penyedap berita pagi ini. Berita ini cukup menghebohkan saya pagi ini. Bagaimana tidak, tahun 2014 ini adalah tahun pertarungan politik. Seluruh partai politik beserta ideologinya bertarung untuk memenangkan pemilu. Sudah tentu tahun ini menjadi tahun yang panas. Akan banyak beragam sikut-sikutan untuk menggalang dukungan dengan opini yang mereka bawa termasuk mengenai berita penggerebekan teroris ini.

Sudah tentu jika ada penggerebekan teroris ini maka yang menjadi buruk namanya adalah Islam dan orang Islam itu sendiri. Islam akan diidentikkan dengan sebutan teroris. Pudar pulalah sebutan Islam sebagai rahmatan lil alamin dengan berita teroris ini. Untuk orang yang sedikit sekali mengetahui Islam itu seperti apa sebenarnya, akan menyebut bahwa Islam itu teroris. Padahal Islam jauh sekali dari teroris. Jika tidak percaya? Baca saja bukunya Muhammad Haikal dan buku sejarah lainnya mengenai Islam itu seperti apa. Maka akan jauh sekali dari kata teroris.

Nah, apa dampak selanjutnya dari pemberitaan ini? Sudah tentu nilainya di panggung politik. Islam sebagai agama terbesar di Indonesia dengan memiliki jumlah penganut sekitar 85% dari keseluruhan, memiliki keistimewaan tersendiri. Orang-orang yang beragama Islam merupakan pasar politik yang sangat potensial. Coba bayangkan jika seluruh orang Islam bersatu untuk memenangkan politik maka jumlah Islam akan diatas angin. Tentunya dengan memilih partai Islam. Namun, hal ini akan menjadi berbeda jika orang-orang Islam tersebut terpecah belah dikarenakan isu penggerebekan teroris. Orang-orang Islam pun akan menghindar dari sesuatu yang berlabel Islam. Dari sinilah orang Islam mulai sangat berhati-hati dengan sesuatu yang identik dengan dengan Islam.

Terus kita sebagai orang Islam harus seperti apa? Nah, pertanyaan inilah yang muncul dalam benak saya. Jawab saya, kita harus melihat realitas seobjektif mungkin termasuk berita-berita yang ada. Dalam melihat berita, sebaiknya kita bisa menggunakan analisis wacana kritis. Dengan analisis ini kita akan sadar bahwa setiap teks yang ditulis akan dipengaruhi oleh kepentingan penulisnya. Manfaatnya adalah kita tidak terpancing secara emosional dalam melihat berita-berita yang ada di publik.

Ok, sekian. CMIIW

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun