Mohon tunggu...
Agus Sudaryanto
Agus Sudaryanto Mohon Tunggu... -

Motto : Hidup adalah perjuangan, Perjuangan kebaikan &kebahagiaan. Belajar menulis untuk menambah teman , berbagi ilmu dan pengalaman. Belajar menulis apa saja yang dirasakan, dilihat, dibaca dan didengar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malaysia, Menyengat Kesadaran Kita

23 Agustus 2010   17:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:46 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malaysia negara di semenanjung malaka ini bagaikan lebah menyengat orang yang tidak disukainya, Merdeka pada 31 Agustus 1957 dari kekuasaan Inggris , pelan tapi pasti berbenah untuk menjadi negara maju dan bermimpi menjadi  negara yang paling disegani di ASEAN.

Usaha itu telah ditunjukan dengan pameran keberanian mencoba mengganggu kedalaulatan Indonesia dan karya anak Bangsa. Mereka menyadari bahwa selama ini Indonesia adalah negara terbesar di Asia tenggara, di Era tahun 80 an semasa pemerintahan Suharto merupakan menara yang paling kuat Militernya, sehingga tidak ada negara yang berani mengusik kedaulatan Indonesia.

Malaysia di awal sebetulnya banyak belajar dari Indonesia, mereka merasa tertinggal di segala bidang, kemudian mendatangkan banyak guru dari Indonesia untuk mengajar generasi muda Malaysia dan hasilnya bisa dilihat sekarang , sang murid telah dapat melampui kemajuan Ilmu gurunya, mulai dari kemajuan dunia pendidikan, pertahanan, pertambangan perkebunan.

Dalam bidang perminyakan Petronas , diawal berdirinya belajar kepada Pertamina dalam pengelolaan Tambang minyak dan penjalannya, sampai petronas sekarang berani masuk ke Indonesia di sektor hilir perminyakan.

Di sektor otomotif Produksi Mobil PROTON sudah mulai ikut membuat kemacetan jalan Jakarta, dengan berbagai versi produk ternyata sebagian masyarakat senang memakainya, sedangkan mobil kijang yang pernah merajai jalanan di seluruh Indonesia sudah tidak diproduksi lagi, Proton telah menikmati pangsa pasar yang besar di Indonesia.

Dengan kemajuan yang dimilikinya Malaysia tergoda untuk mencari kelengahan Indonesia yang mempunyai kekayaan berlimpah di perbatasan, mulai sektor perikanan , tambang minyak dan gas, pulau terluar yang tidak terkelola di incar untuk dimiliki dengan cara mencoba-coba reaksi Indonesia.

Dengan suksesnya dapat merebut Pulau sipadan dan ligitan, mereka sudah mempnyai agenda yang lain, termasuk mengambil karya anak bangsa, dalam hal seni untuk memperkuat Identitas Bangsa dan pariwisata. Indonesia mempnyai corak macam seni yang aneka ragam sehingga membuat pesona pariwisata , hal inilah mereka tergoda untuk mengambilnya.

Usaha malaysia ini menyadarkan kita akan keteledoran kepedulian kita terhadap karya anak bangsa agar semua warga negara Indonesia mencintai karya seni anak bangsa. setelah peristiwa klaim kesenian, Reog ponorogo, angklung, Tari pendet, lagu Rasa sayange semua tersengat akan kesadaran kita, semua terbangun menyadari bahwa kita selama ini kurang menghargai kesenian kita.

Reog ponorogo, group yang ada sekarang berapa kali tampil dalam satu tahun, kita semua harus memberi kesempatan tampil dalam setiap acara pemerintahan ataupun festival kesenian agar mereka dapat menjaga tradisi seni tersebut. Pemerintah Daerah sudahkah berbuat dan tidak hanya demo dan mengecam malaysia.

Batik mulai bergairah dan semua orang membicarakan dan memakai pakaian batik setelah malaysia mengaku bahwa batik merupakan hasil karya Malaysia. Peristiwa ini sangat menguntungkan para pengusaha dan pengrajin batik karena lonjakan permintaan pakaian Batik, sehingga omset penjualan meningkat, secara ekonomi mengntungkan. kita seharusnya sadar dengan peristiwa ini bahwa Malaysia dikirim Tuhan untuk menyadarkan kita akan kekayaan yang dimiliki tidak diambil oleh orang lain, Demo besar2an pun diperbolehkan tetapi yang terpenting adalah berbuat sesuatu agar peristiwa ini tidak terjadi di sektor lain.

Penangkapan anggota DKP hanyalah salah satu agenda kecil malaysia untuk menguji keberanian AL Indonesia yang mempunyai keberanian tetapi tidak didukung peralatan yang modern, peralatan tempur dan kapal patroli yang masih kurang dalam memenuhi pengawalan perbatasan akibat anggaran pertahanan yang terbatas menjadi persoalan pada Bidang pertahanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun