Mohon tunggu...
Dhena Aldhalia
Dhena Aldhalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan 2019 Universitas Lambung Mangkurat

TMI: MBTI aku INTJ, tidak terlalu suka keramaian, dan suka baca buku

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bertukar, Bersama, dan Bermakna

24 September 2022   08:06 Diperbarui: 24 September 2022   08:18 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama setelah Kegiatan Ular Tangga Kebudayaan, dok. pribadi

Bertukar cerita di antara langkah kaki yang berjalan bersama, memaknai waktu dalam sebuah catatan pengalaman.

Halo, di sini Dhena. Mahasiswa semester akhir yang melarikan diri dari realitas dan tekanan semester tua. Ah, tidak, kok, bercanda.

Sebelum kita ngobrol panjang dengan aku, sebaiknya aku perkenalkan diri dulu, deh, biar saling kenal. Karena kalo gak kenal gak sayang? Bener gak, sih?

Halo, nama aku Dhena Aldhalia, saat ini berstatus sebagai mahasiswa yang sedang menempuh semester 7 di Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Kalian pernah mendengar Kota dengan sebutan Seribu Sungai? Belum tau? Emm, gimana kalo pasar yang proses transaksinya di atas air pakai perahu? Tau, gak? Masih belum tau, juga. Oh, kalian pasti pernah dong, liat iklan Indomie, yang rasa Soto Banjar Limau Kuit? Yes! Betul, itu dia Kalimantan Selatan. Eits, tapi kali ini aku gak akan ngobrolin tentang Kalimantan Selatan dulu, nih. Aku akan ngobrol terkait pengalaman aku yang saat ini mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 2 di Universitas Jember, Jawa Timur.

Jadi, sebenarnya, aku ikut pertukaran ini mau melarikan diri dari segala hiruk-pikuk proposalan, skripsian, wisuda dan lulus. Hehe, gak, deh, bercanda. Tapi, serius, menurut kalian alasan aku ikut pertukaran di semester 7 itu beneran mau kabur dari realita kehidupan mahasiswa?

Sebelumnya, banyak hal yang dipertimbangkan ketika mengikuti program ini di saat aku sedang menggarap proposal skripsi, akan tetapi menurut orang tua aku, khususnya Abah aku, ikut kegiatan ini tidak hanya sebatas bertukar, tapi juga sebagai sebuah usaha membangun pondasi relasi, pengalaman yang harganya tidak akan ternilai dan tidak akan didapatkan jika pemikiranku hanya berorientasi pada lulus cepat dan cumlaude (insyaAllah, aminn). Dan juga, menurut Abah aku ini sebagai suatu ajang bagi diriku yang tidak pernah bepergian jauh, agak sulit berinteraksi dengan orang baru untuk beradaptasi dengan hal tersebut? Terdengar menggugah semangat sekali, bukan? Tentu, saja. Dan menurutku, kenapa tidak dicoba? Bukankah ini kesempatan bagus setelah harus menjalani perkuliahan secara online kurang lebih 2 tahun? Dan hal tersebutlah yang membuat aku tiba menjadi Mahasiswa Inbound Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Jember.

Aku berangkat dari Kota Kelahiran, Kota Banjarmasin pada tanggal 18 Agustus 2022 menuju ke Jember. Rute penerbangan menuju Universitas Jember aku ke Surabaya dan di sana sudah ada Dosen dari Universitas Jember yang menunggu. Rasanya campur aduk harus meninggalkan orang tua, ketiga adek-adek aku, karena tidak pernah aku tinggalkan dengan jangka waktu yang lama. Dan rasa campur aduk itu semakin menjadi ketika setelah mengudara sekitar 10 menit di pesawat, aku baru sadar bahwa satu tas ransel aku tertinggal di Bandara Internasional Syamsudin Noor.

Halo, ini Dhena Aldhalia, dok. pribadi
Halo, ini Dhena Aldhalia, dok. pribadi

Ah, ini menjadi salah satu pengalama yang tidak pernah terlupakan selama mengikuti kegiatan PMM. Iya, tas ransel tertinggal, untung saja, tas tersebut bisa kembali setelah dikirimkan oleh pihak maskapai dengan penerbangan dari rute Banjarmasin-Surabaya yang lain. Terima kasih sebesarnya untuk Maskapai, tersebut.

Setelah menunggu teman-teman mahasiswa lain yang datang pada hari tersebut kami semua berangkat menuju Universitas Jember menggunakan Bus. Perjalanan dari Surabaya ke Jember, kurang lebih 4-5 jam dan kami datang pada waktu lewat tengah malam langsung ke Asrama Putri Universitas Jember dan mendapat kamar di lantai 5. Oke, gak apa-apa, kami manusia-manusia kuat.

Dulu sempat berpikir akan melelahkan harus turun naik 5 lantai, akan tetapi setelah kurang lebih satu bulan di sini, hal tersebut seperti biasa saja, anggap sedang olahraga bagi mahasiswa yang kerjaannya Cuma duduk. Gak di kelas gak di kamar, duduk, ya kalo enggak rebahan. Jadi, sedikit olahraga, hehe.

Bagi mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat yang kelas paginya paaaaling pagi dimulai pukul 8 pagi, mengalami yang namanya culture shock di Universitas Jember. Iya! Karena, di sini semua orang memulai aktivitasnya di saat matahari masih malu-malu untuk menampakkan diri. Aku mendapat jadwal pukul 6 pagi, selain itu waktu perkuliahan pun cenderung lebih lama, sekitar 2 jam 40 menit, jika di kampus asalku, paling sekitar 90 menit saja. Dan kemarin juga sempat akan dapat kelas malam. Wow, malam pun di kampus masih ada yang beraktivitas. Hal ini merupakan perbedaan yang cukup kontras antara kampus asal dan UNEJ.

Jika teman-teman berpikir mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka biasa saja, karena Cuma berpindah tempat untuk kuliah dan menuntut ilmu saja, kalian salah besar. Karena kalau mengikuti program ini, kalian akan merasakan yang namanaya Kuliah-Healing. Betul sekali. Setelah beraktivitas dan berkutat dengan perkuliahan dan tugas di weekday, setiap weekend (sabtu-minggu) kalian akan healing! Jalan-jalan, main-main sama teman-teman seluruh Indonesia.

          Iya, setiap weekend kalian akan mengikuti kegiatan Modul Nusantara dengan teman-teman kelompok yang berasal dari seluruh Indonesia, jalan-jalan untuk mengetahui kebudayaan, kebiasaan, adat-istiadat masyarakat Jember dan tentu saja bertukar cerita terkait daerah asal.

Foto bersama setelah Kegiatan Ular Tangga Kebudayaan, dok. pribadi
Foto bersama setelah Kegiatan Ular Tangga Kebudayaan, dok. pribadi

Bagi aku yang anaknya pendiam, harus beradaptasi agar bisa berinteraksi dengan semua teman, karena apa? Ya rugi, dong kalo gak kenalan sama relasi dari seluruh Indonesia. Asik juga setiap kumpul kita kadang kebablasan ngomong dari bahasa Indonesia menjadi bahasa daerah sendiri, mendengar logat dari daerah masing-masing.

Sejauh ini kegiatan Modul Nusantara, kita udah main ular tangga kebudayaan berhadiah tiket nonton, lagi, hehe. Iya, kita main ular tangga sambil menceritakan kebudayaan dari daerah masing-masing. Kita juga nonton film garapan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, judulnya “BHAKO: The Golden Leaf”. Iya, Jember itu terkenal dengan produksi daun tembakaunya. Kegiatan berikutnya kita juga berkunjung ke Museum Huruf, jadi museum ini didirikan oleh para inspirator yang luar biasa ingin menampilkan perjalanan aksara di dunia. Ingat dong, ya, kunci “Hubungan yang Baik” kan berasal dari komunikasi yang baik.

Nonton Film Bhako: The Golden Leaf, dok. pribadi
Nonton Film Bhako: The Golden Leaf, dok. pribadi

Selain itu, kemarin kita juga berdiskusi di puncak Rembangan. Gimana dong, baiknya Dosen Pembimbing Lapangan ngajakin kita diskusi di tempat yang view-nya bagus, suasanya puncak yang adem, perjalanan yang asik dengan temen-temen. Kita diskusi, ngobrol, dan tentu saja merekatkan hubungan antara anggota kelompok. Dan terakhir, kemarin aku dan teman-teman kelompok di ajak berkunjung ke Tanoker Ledokombo, desa Wisata yang luar biasa. Tidak sebatas desa wisata, tapi juga tempat belajar, tempat dimana kita dapat merasakan arti perdamaian dan ketulusan.

Foto di Puncak Rembangan, dok. pribadi
Foto di Puncak Rembangan, dok. pribadi

Foto bersama Mentor di Tanoker Ledokombo, dok. pribadi
Foto bersama Mentor di Tanoker Ledokombo, dok. pribadi
Nah, kira-kira penasaran, gak sama cerita aku di Tanoker Ledokombo? Nanti, kita obrolin lagi ya secara eksklusif!

Kira-kira, sampai sini, nyaman gak ngobrol bareng aku? Nyaman, dong, ya. Karena rasa nyaman kan menjadi landasan dalam sebuah hubungan. Tanpa rasa “nyaman” hubungan kita sulit dijelaskan, apalagi dipertahankan. Maksudnya, hubungan pertemanan, kita.

                  Bertukar: membagi kisah antara kita. Bersama: menjalani perjalanan. Bermakna: setiap momen yang kita lalui.

Bagi temen-temen yang penasaran sama kegiatan aku, bisa liat video yang aku share di Instagram pribadi aku, yaa

Video Refleksi ke Museum Huruf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun