Disisi lain dampak globalisasi dalam budaya terhadap anak muda juga begitu kuat. Hal ini ditunjukkan dengan pola kehidupan anak muda sekarang seperti kekerasan, seks bebas, konsumsi minuman keras, dan narkoba. Jika hal tersebut terus berlangsung maka dapat menyebabkan hilangnya nilai moral. Sebenarnya, kita tidak perlu khawatir dalam menghadapi globalisasi karena dampak globalisasi yang tidak diinginkan dapat dicegah dan diatasi. Untuk mencegah dampak negatif globalisasi adalah bersikap waspada dan selektif terhadap segala macam arus globalisasi saat ini. Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh tanggung jawab.
Yang harus kita ketahui bahwa remaja memiliki potensi yang besar, tantangan dan juga tanggung jawab di jaman sekarang. Tantangan tersebut adalah menjaga generasi saat ini agar tetap baik dan lebih baik dari yang dulu. Pelajar sebagai agent of change dituntut untuk mengambil peran di dalam tantangan yang berupa perubahan sosial. Maka dari itu diperlukan strategi penanaman nilai etika, moral, dan akhlak di kalangan remaja.Penanaman nilai etika, moral, dan akhlak tidak hanya ditanamkan di lingkungan keluarga saja namun diperlukan kerja sama dari pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dimana seorang anak mendapatkan bekal pendidikan etika, moral, dan akhlak.Â
Peranan orang tua sangat penting dalam proses perkembangan moral anak. Sejak dini orang tua harus mampu memberikan arahan, bimbingan, serta teladan kepada anak. Melalui pengajaran akhlak seperti di didik dan diberikan pengertian tentang perbuatan baik dan buruk, menanamkan nilai-nilai keagamaan,dan tata krama. Orang tua harus selalu mengawasi segala perilaku dan perkembangan anaknya terutama ketika anak menginjak usia remaja, karena di usia ini terjadi ketidak seimbangan emosi sehingga mudah terbawa ke hal-hal yang buruk.
Penulis:Delvis sonda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H