nanoemulgel dari kombinasi ekstrak daun pacar air dan daun ajeran yang berlangsung sejak bulan April - Juni 2024.Â
Surakarta - Tim yang diketuai Elsya Rosihana Fauziyah, dengan anggota Dhelisa Siska Berlian dan Mustika Della Asti yang merupakan mahasiswi  UNS melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024 berhasil menciptakan inovasi sediaanPenyakit kulit di Indonesia masuk dalam 10 penyakit yang diderita pasien. Penyakit kulit yang muncul dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, ataupun mikroba lainnya. Jenis masalah kulit yang umum ditemukan adalah kusta, panu, dermatitis, atau kulit kering. Bakteri Staphylococcus aureus menjadi bakteri utama yang menyebabkan infeksi kulit yang ringan hingga berat yang mengancam jiwa manusia.Â
Salah satu pengobatan infeksi kulit dengan menggunakan antibiotik. Namun, jika penggunaan antibiotik yang diminum tidak mengikuti aturan berpotensi munculnya resistensi. Dengan demikian, perlu tanaman yang mengandung senyawa bioaktif antibakteri sebagai metabolit sekunder yang bersifat sebagai antibakteri yaitu, alkaloid, flavonoid, steroid, senyawa fenolik, dan minyak atsiri
Di dunia kesehatan tentu tidak asing lagi dengan istilah nanoemulgel. Nanoemulgel adalah sediaan berbentuk emulsi dengan ukuran partikel nano yang terdispersi dalam basis gel. Keunggulan nanoemulgel dibandingkan dengan gel biasa adalah kemampuan penyebaran yang lebih baik dan daya rekat yang lebih kuat pada permukaan kulit.
Pengembangan nanoemulgel dari kombinasi daun pacar air dan ajeran dipilih karena daun pacar air yang mengandung naftokuinon, turunan kumarin, flavonoid, dan steroid dapat berfungsi sebagai antibakteri. Ekstrak metanol  daun  pacar  air  dapat menghambat pertumbuhan jamur Rhizopus oryzae dan ekstrak etanol daun pacar air menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne. Sementara tanaman ajeran mengandung senyawa flavonoid, minyak atsiri, polifenol, saponin, dan fenol sebagai antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Sehingga, nanoemulgel yang dikembangkan dapat digunakan sebagai obat untuk infeksi kulit akibat bakteri S. aureus yang praktis digunakan dengan efektifitas tinggi.
Riset yang berlangsung 4 bulan ini menghasilkan nanoemulgel yang terlihat warna kuning transparan. Warna pada setiap formulasi mempunyai warna yang berbeda-beda dikarenakan semakin tinggi konsentrasi pada sediaan maka warna pada sediaan akan semakin pekat. Hasil uji daya sebar pun telah memenuhi persyaratan yaitu memiliki diameter 5-7 cm.Â
Tak hanya itu, hasil pengamatan homogenitas menunjukkan keempat formula menghasilkan hasil yang homogen. Kemudian hasil uji pH sediaan nanoemulgel dari keempat formulasi menunjukan bahwa memenuhi persyaratan sebagai sediaan nanoemulgel yang aman untuk diaplikasikan pada kulit yaitu pada rentang pH 4,5-6,5Â
Yang lebih menakjubkan lagi, nanoemulgel ini terbukti terdapat aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Juga daya lekat lebih dari 1 sekon yang menunjukan bahwa nanoemulgel memiliki daya lekat yang baik
Saat nanoemulgel diberi perlakuan uji freeze thaw, hasil evaluasi organoleptik, uji pH, uji daya lekat, uji daya sebar, dan homogenitasnya pun sudah menunjukkan hasil yang mengindikasikan bahwa nanoemulgel tergolong baik dan layak digunakan
Keberhasilan riset ini tentu tidak lepas dari arahan Ibu Dr.rer.nat. Sri Mulyani, M.Si. selaku dosen pembimbing Tim Nagelrinasa. "Saya sangat mendukung penuh atas riset yang dilakukan Tim Nagelrinasa untuk mengembangkan nanoemulgel dari kombinasi ekstrak daun pacar air dan ajeran. Terlebih lagi tanaman yang digunakan merupakan tanaman liar yang sering diabaikan oleh khalayak umum, sehingga dapat meningkatkan nilai pasar dari tanaman tanaman tersebut," tegas Ibu Sri Mulyani selaku dosen pembimbing.
Harapannya, nanoemulgel ini dapat terus digunakan masyarakat sebagai alternatif obat kulit dari bahan alam. "Riset ini terbukti berhasil dan dapat dijadikan referensi mahasiswa untuk berkontribusi dalam dunia riset ilmiah serta dapat menjadi dobrakan baru untuk terus berinovasi," ungkap Ibu Sri Mulyani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H